tag:blogger.com,1999:blog-84494431103661274142024-03-13T09:01:53.130-07:00Malaikatt kecill :)islamimalaikat kecilhttp://www.blogger.com/profile/10680546762948985372noreply@blogger.comBlogger28125tag:blogger.com,1999:blog-8449443110366127414.post-42605874666412768012012-02-05T17:12:00.001-08:002012-02-05T17:12:57.041-08:00Saudari yang tercinta,,yakinlah dengan jalan yang kau tempuh !!Fenomena ini mungkin tidak akan kami sampaikan pada kesempatan ini jika saja saudari-saudariku sepondokan, baik yang berstatus aktivis muslim maupun bukan, mampu menjaga kehormatan dirinya dan bersabar atas berbagai macam gelombang syahwat dan syubhat yang terus didengung-dengungkan oleh pihak yang tidak senang dengan kejayaan agama ini.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah mengkhawatirkan fitnah (ujian) ini terhadap umatnya. Sebagaimana yang telah disabdakan beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya,
“Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas kamu adalah syahwat mengikuti hawa nafsu pada perut kamu dan kemaluan kamu serta fitnah-fitnah yang menyesatkan.” (HR. Ahmad).
Dengan penuh kesabaran, mereka akan senantiasa terus merusak generasi muda serta kaum wanitanya. Mengapa ? karena dari wanita-wanita yang rusak moralnya akan terlahir generasi penerus bangsa yang rusak pula ditambah lagi para pemudanya yang tidak tahu lagi menjaga adab-adab dalam bergaul yang telah ditentukan oleh Allah melalui lisan Nabi-Nya shalallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia dan telah temaktub di dalam agama yang telah sempurna ini.
Memang betul diri ini bukanlah pribadi yang alim namun ijinkanlah kami mengisi catatan kehidupan kami dengan sesuatu yang bermanfaat bagi agama ini. Adanya tulisan ini juga bukan berarti kami ingin memposisikan sebagai pihak yang paling benar, sekali lagi tidak.
Mudahan-mudahan uraian ini mampu mewakili kebiasaan kaum kami ketika berinteraksi dengan kaum hawa.
Harapan kami melalui media ini ialah engkau bersama teman-teman kosmu proaktif dalam mencegah kemungkaran, terutama di lingkungan terkecilmu, yaitu di pondokan. Sekurang-kurangnya saling nasehat-menasehati dan saling mengingatkan saudaranya, yang masih belum memperoleh hidayah, agar terhindar dari bahaya tersebut.
Kami yakin di benak ukhti telah tersirat keinginan di atas namun terganjal sesuatu. Bisa saja berupa perasaan bahwa dirinya belumlah pantas menasehati saudaranya. Entah dikarenakan merasa lebih muda, kurang sholeh, masih kurang ilmu agamanya dibandingkan dia, tidak ingin membuka aib saudaranya, tidak ingin membuat saudaranya sedih kemudian akan membenci ukhti, atau tidak ingin mencampuri urusan orang lain.
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan umatnya untuk menyampaikan dan mengajarkan ilmu kepada manusia.
Beliau bersabda, “Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat”. (HR. Bukhari & Muslim).
Nah, bukankah ayat yang telah ukhti hafal tidak hanya satu… Mulai dari ayat pertama Surah An-Naas sampai…Kami yakin telah beratus-ratus ayat dalam memorimu. Apakah itu masih belum cukup ? Hmmm, menunggu hingga menjadi hafidzhoh, kah ?
“Jadilah kalian di tengah manusia laksana lebah di tengah bangsa burung, tiada seekor burung pun melainkan menganggap remeh terhadapnya, padahal seandainya bangsa burung itu mengetahui barokah yang terkandung di perut lebah, niscaya mereka tak akan meremehkannya. Maka bergaullah di tengah manusia dengan lisan dan jasad kalian dan berbaurlah bersama mereka dengan amal shalih dan hati kalian. Sesungguhnya manusia akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia usahakan dan pada hari kiamat nanti akan dikumpulkan bersama siapa yang dicintainya”. (Ali bin Abi Thalib radhiallahu’anhu).
Perlu diingat pula bahwa azab yang ditimpakan terhadap suatu kaum yang di dalamnya penuh dengan kemungkaran dan kemaksiatan tidak hanya menimpa kepada mereka yang bermaksiat tetapi juga akan menimpa selain mereka. Begitu banyak contoh musibah di negeri ini dimana korbannya tidak hanya dari kalangan ahli maksiat namun juga menimpa orang-orang sholeh di daerah tersebut. Apakah gempa di Indonesia hanya menimpa ahli maksiat sajakah ? Atau apakah ukhti tega menimpakan azab Allah kepada seluruh penghuni pondokan walaupun secara tidak langsung ?
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, “Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu, dan ketauhilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya”. (QS. Al-Anfal: 25).
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Sesungguhnya manusia apabila melihat seorang yang zhalim lalu tidak mencegahnya, niscaya, hampir-hampir Allah Subhanahu wa Ta’ala menimpakan azab untuk mereka semuanya.” (HR. Abu Dawud & Tirmidzi)
Ketika kita telah mengetahui pentingnya ilmu, maka sebagai buah dan konsekuensi dari ilmu tersebut adalah beramal. Bayangkan jika ada seorang kimiawan yang sudah menguasai teori reaksi kimia, menguasai teori bahan-bahan kimia, dan trik mencampur bahan tersebut agar menghasilkan reaksi kimia yang cepat dan aman namun dia tidak mau mengaplikasikan ilmunya tersebut. Apakah teori tersebut dapat dikatakan bermanfaat bagi dirinya ?
Begitupula ilmu agama yang telah kita pelajari tanpa kita amalkan maka tidak akan bermanfaat bagi kita karena Allah akan menghisab tentang apa yang kita amalkan disamping apa yang kita ketahui. Barangsiapa yang beramal tanpa ilmu maka ia telah menyerupai kaum Nasrani dan barangsiapa yang berilmu tanpa mengamalkannya maka ia telah menyerupai kaum Yahudi. (Tafsir Ibnu Katsir).
Ibnu Mas’ud rahimahullah berkata, “Belajarlah ilmu. Apabila sudah tahu, maka amalkanlah”. Selain itu betapa indahnya perkataan Fudhail bin Iyadh rahimahullah, “Seseorang yang berilmu akan tetap menjadi orang bodoh sampai dia dapat mengamalkan ilmunya. Apabila dia mengamalkannya, barulah dia menjadi seorang alim”.
Perkataan ini mengandung makna yang dalam karena apabila seseorang memiliki ilmu akan tetapi tidak mau mengamalkannya, maka dia adalah orang yang bodoh. Hal ini karena tidak ada perbedaan antara dia dan orang yang bodoh. Maka seseorang yang berilmu tidaklah menjadi seorang alim yang sebenarnya sampai dia mengamalkan ilmunya.
Semua orang yang belajar ilmu dengan tujuan bukan untuk mengamalkannya akan diharamkan baginya keberkahan ilmu, kemuliaannya, dan pahalanya yang agung.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kita dari tidak mengamalkan ilmu dengan sabdanya,
“Perumpamaan orang yang mengajari orang lain kebaikan, tetapi melupakan dirinya (tidak mengamalkannya), bagaikan lilin yang menerangi manusia sementara dirinya sendiri terbakar”. (HR. Thabrani. Muhaddits abad ini, Muhammad Nashiruddin Albani, berkata sanadnya jayyid (baik)).
Kiranya, dalil berikut ini cukup bagi saudariku yang di kampus aktif di organisasi keagamaan. Bahkan menjadi pemandu asistensi agama Islam di prodinya. Namun ketika berada di pondokan, malah hobi mendatangkan teman lelakinya. Maka dikhawatirkan ia termasuk golongan yang menyuruh orang lain berbuat kebajikan namun ia sendiri terjatuh dalam keburukan.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang orang yang tidak mengamalkan ilmunya, “Didatangkan seseorang pada hari kiamat kemudian dia dilemparkan ke neraka sehingga terurai usunya dan dia berputar sebagaimana kedelai berputar pada penggilingan. Kemudian berkumpullah para penghuni neraka disekelilingnya dan berkata, “Wahai fulan, apa yang menimpamu ? Bukankah kamu dulu menyuruh kami untuk berbuat baik dan mencegah kami dari kemungkaran ?” Kemudian orang tersebut berkata, “Dahulu aku menyuruh berbuat kebaikan tapi aku tidak melakukannya dan aku mencegah perbuatan munkar namun aku melakukannya.”
(HR. Bukhari & Muslim dari Usamah bin Zaid).
Kami yakin saudariku tentu telah memperoleh proses tarbiyah di lingkungan kampus, organisasi, maupun liqo. Namun siapa yang mampu menjamin sepulangnya dari liqo atau kajian keilmuan mereka akan terbebas dari perilaku jahil. Bahkan orang sekelas murabbi pun tidak akan mampu menjaga kondisi keimanan para mutarabbi-nya akan tetap istiqomah sebagaimana yang ditampakkannya ketika liqo.
Mudah-mudahan kajian-kajian, entah itu liqo, TTS, dan lain sebagainya, yang sedang saudari-saudariku ikuti mampu membentengi dirinya dari terkaman kami, para serigala berbulu domba. Dan juga semoga beberapa penggal kalimat di bawah ini dapat menjadi bahan bagi ukhti untuk dapat menyelamatkan saudaramu, terutama yang berada satu pondokan, agar tidak semakin dalam tergelincir dalam jurang kemaksiatan.
Tentunya semua itu dilakukan dengan niat ikhlas berdakwah lillahi ta’ala serta penuh hikmah agar mereka segera sadar akan kekeliruannya selama ini. Kebenaran yang pada asalnya susah untuk diterima oleh jiwa, ketika disampaikan dengan cara yang buruk dan kasar, tentunya justru akan membuat orang semakin lari dari kebenaran. Oleh karena itulah, dakwah pada dasarnya harus disampaikan dengan cara lemah lembut.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan mauidzoh hasanah (pelajaran yang baik) dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125).
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya tidaklah kelemahlembutan itu ada pada sesuatu melainkan akan menghiasinya. Dan tidaklah kelemah-lembutan itu tercabut dari sesuatu kecuali akan membuatnya menjadi jelek.” (HR. Muslim).
Wahai saudariku yang semoga Allah melimpahkan rahmat kepadamu…
Allah ta’ala memberikan permisalan tentang orang yang telah mengumpulkan banyak kebaikan akan tetapi nanti di akhirat, amalan kebaikan yang diandalkannya tidak dapat banyak bermanfaat,
Allah berfirman yang artinya,
”Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah, Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya. (QS. Al-Baqarah:266).
Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma ketika menjelaskan ayat di atas, beliau mengilustrasikan dengan orang kaya yang beramal karena taat kepada Allah, kemudian Allah mengutus setan padanya, lalu orang itu melakukan banyak kemaksiatan sehingga amal-amalnya terhapus (Tafsir Ibnu Katsir).
Oleh karenanya tidaklah pantas diri kita merasa sungkan menasehatinya hanya karena amal ibadahmu belumlah sebanyak dia. Ketauhilah, sebagaimana hadits di atas, amal ibadah sebanyak apapun tidak akan banyak bermanfaat baginya bilamana dirinya masih gemar bergelimang dalam kemaksiatan. Atau engkau merasa belum bisa menyaingi kekayaan mereka ? Atau menganggap dirimu bodoh hanya karena IP-mu di bawah saudaramu ?
Marilah kita merenungkan sejenak sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam berikut,
“Sesungguhnya Allah membenci setiap orang yang ‘alim (pandai) dalam masalah duniawi namun jahil (bodoh) terhadap masalah akhirat”. (Shahihul Jami’: 1875).
Saudariku…sering kali kita melihat seseorang yang bergelimang dalam kemaksiatan namun Allah Ta’ala memberinya kenikmatan duniawi yang sangat besar dan kemudahan dalam melakukan segala urusannya. Ada yang diberi harta yang melimpah, rumah mewah, mobil bagus, dan lain-lainnya. Namun di sisi lain, kita melihat orang-orang yang dikenal dengan ketaatan pada Allah banyak mendapatkan cobaan duniawi baik berupa kemiskinan, kekurangan uang, penyakit dan lain sebagainya.
Ya… bisa juga dianalogikan dengan keadaan umat Islam kini dibandingkan umat lainnya. Dimana orang-orang yang maju dalam bidang ekonomi, teknologi, perindustrian, dll masih didominasi oleh umat non muslim sedangkan kaum muslimin hanya sebagai penonton dan masih berada dalam keterpurukannya hingga saat ini. Apakah Allah Ta’ala tidak adil dalam memberikan balasan pada hamba-Nya ?
Saudariku…itulah istidroj yang menipu..
Kita melihat orang yang bergelimang dalam kemaksiatan kepada Allah malah dibukakan pintu rezeki seluas-luasnya serta dimudahkan segala urusan hidupnya. Maka demikianlah hakikat istidroj (dilulu). Allah akan memberi mereka kenikmatan duniawi sehingga mereka akan terus-menerus melakukan kemaksiatan dan mereka merasa aman dari makar Allah. Sampai suatu saat Allah akan membalasnya dengan azab yang sangat pedih setelah dosa-dosa kemaksiatannya bertumpuk. Na’udzu billahi min dzaalik.
Bagi saudara kita yang belum tersadar akan kekeliruannya selama ini, cukuplah dalil di bawah ini menjadi renungan. Allah Ta’ala berfirman yang artinya,
“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah ? Tiada yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al-A’raaf: 99).
Allah juga mengancam orang yang merasa PD melanggar rambu-rambu syariat-Nya dan terus-menerus tenggelam dalam kemaksiatan. Allah berfirman yang artinya,
“Maka serahkanlah kepada-Ku orang-orang yang mendustakan perkataan ini. Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur dari arah yang tidak mereka ketahui, dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat tangguh.” (QS. Al-Qolam: 44-45).
Sebenarnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam juga telah mengingatkan kita namun banyak saudara kita yang enggan menghadiri majelis ilmu. Sehingga warisan beliau ini makin asing di telinga kita. Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,
“Jika engkau melihat seorang hamba yang senantiasa diberi kenikmatan dunia yang diinginkannya sementara dia senantiasa berada dalam kemaksiatan, maka itulah istidroj.”(HR.Ahmad & Ibnu Jarir).
Lebih tragisnya lagi apabila kita masih saja merasa lalai akan makar Allah. Maka secara tidak sadar kita telah terjerembab ke dalam dosa besar. Ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam ditanya oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma tentang dosa besar, maka beliau menjawab, “Syirik kepada Allah, putus asa dari rahmat Allah, dan merasa aman dari makar Allah.”(HR. Al Bazar & Ibnu Abi Hatim).
Adakalanya sikap lalai ini disebabkan saudara kita berpaling dari agama Allah, lalai dari mengenal Tuhannya serta meremehkan hak-hak-Nya. Akibatnya ia meninggalkan kewajiban dan terus-menerus berbuat maksiat. Sehingga rasa takut, terhadap azab Allah baik di dunia maupun di akhirat, dari hatinya terus berkurang dan keimanan tidak tersisa sedikit pun.
Adakalanya pula disebabkan saudara kita beribadah kepada Allah namun merasa takjub dengan dirinya serta tertipu dengan amal sholehnya. Akibatnya, ia merasa PD ketika bermaksiat karena yakin amal ibadahnya selama ini akan meneggelamkan dosa-dosanya. Sehingga hilanglah rasa takutnya kepada Allah. Ia menyangka telah sedemikian dekat dan berada pada kedudukan yang tinggi di sisi Allah.
Saudariku yang tegar di jalan dakwah…
Terus menerus melakukan maksiat akan mengakibatkan kerasnya hati, jauh dari Allah, dan lemahnya iman. Sebab iman itu bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan. Terus menerus melakukan maksiat juga akan mengakibatkan maksiat tersebut menjadi suatu kebiasaan sekaligus tempat bergantung bagi pelakunya. Sungguh, jika jiwa itu terbiasa dengan suatu hal maka akan sulit untuk berpisah dengannya. Jika ini telah terjadi pelaku maksiat akan sulit melepaskan diri dari maksiatnya dan setan akan membukakan untuknya pintu-pintu kemaksiatan lainnya yang lebih besar dan lebih dahsyat dari sebelumnya. Oleh sebab itu, ahli ilmu dan ahli akhlak berkata: “Sesungguhnya kemaksiatan adalah pengantar kekafiran, di mana seseorang akan berpindah-pindah dari satu maksiat kepada maksiat lainnya, setahap demi setahap sampai ia berpaling dari agamanya.” Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan taufik dan keselamatan kepada kita semua. {Majaalis syahri Ramadhan, Pengajar Syari’ah dan Ushuluddin Universitas Al-Imam Muhammad bin Su’ud Al-Islamiyah dan anggota Majelis Kibarul Ulama (MUI-nya Kerajaan Saudi Arabia), Fadhilatu Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin)
Di samping itu jika kita tidak hati-hati, dalam kehidupan yang kini serba permisif, maka kita akan jatuh pada sikap meremehkan ajaran agama ini. Di mana beberapa sebab pembatal keislaman, sebagaimana rukun islam yang lain rukun syahadat juga memiliki pembatal, di antaranya adalah :
1. Berbuat syirik dalam beribadah kepada Allah.
2. Menjadikan wasa’ith (perantara) antara dia dan Allah.
3. Tidak mengkafirkan orang-orang musyrik, atau ragu dengan kekufuran mereka, atau bahkan membenarkan madzhab mereka.
4. Meyakini bahwa selain ajaran Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam itu lebih sempurna daripada ajaran beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam.
5. Membenci sedikit saja, dari syari’at yang dibawa oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
6. Melecehkan –sekalipun sedikit dari- dari agama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
7. Melakukan perbuatan sihir.
8. Membantu kaum musyrikin dan menolong mereka untuk menghancurkan kaum muslimin.
9. Meyakini bolehnya bagi seseorang keluar dari syari’at Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam.
10. Berpaling dari agama Allah.
(Risalah Mufti ‘Am Kerajaan Saudi Arabia dan Pimpinan Majelis Kibarul Ulama serta Ketua Dewan Divisi Penelitian Ilmiah dan Komisi Fatwa, Syaikh Abdul Aziz bin Baz).
Kriteria pembatal keislaman di atas bukanlah dimaksudkan untuk bermudah-mudahan dalam mengkafirkan saudara kita. Namun, semata-mata dilandasi rasa sayang dan kasihan. Jangan sampai mereka terus-menerus meremehkan ajaran Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam ini. Jika masalah ini tetap diremehkan maka dikhawatirkan mereka akan termasuk golongan pada point ke-4 atau ke-5.
Keberanian mereka melakukan perbuatan yang dilarang oleh syari’at ini tentunya dilandasi anggapan bahwasanya mereka lebih tahu daripada Rasululllah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Tentang jalan hidup yang bagaimanakah yang harus ditempuh. Inilah akibat globalisasi dimana budaya negatif dari barat pun ikut masuk mencemari gaya hidup kaum muslimin. Mereka beranggapan bahwa gaya bergaul yang efektif dan efisien dalam bersosialisasi adalah dengan menyerupai gaya pergaulan bebasnya remaja bule ala dawnson creek. Kalau di Indonesia mengikuti gaya bergaul di sinetron-sinetron remaja yang pernah ngetop atau lagi digandrungi, seperti cinta fitri atau cahaya.
Saudariku yang dicintai Allah…
Dalam kehidupan ini kita akan senantiasa dikelilingi oleh orang yang menganggap remeh atas dosa-dosa mereka, tak terkecuali saudara kita yang merasa butuh bergaul dengan lawan jenis. Namun sayangnya tanpa memperhatikan batasan syari’at. Entah apakah karena beranggapan bahwa kebaikan-kebaikan mereka sudah terlalu banyak atau beranggapan bahwa amalan-amalan shalih mereka sudah begitu melimpah. Sehingga pahala yang mereka kumpulkan pun sudah begitu menggunung.
Apakah shalat-shalat sunnahnya, shalat malamnya, puasa sunnahnya, infaqnya, kegiatan dakwahnya selama ini dan seterusnya dari amalan-amalan shalih yang mereka kerjakan akan seperti lautan yang akan menenggelamkan dosa-dosa yang mereka lakukan ? Sehingga, tanpa risih, merindukan kedatangan teman lelakinya untuk menengoknya di pondokan. Kemudian asyik berlama-lama bercengkerama dengannya di bawah naungan sinar lampu beranda pondokan.
Padahal sudah jauh-jauh hari para ulama kita talah mengingatkan umatnya agar terhindar dari bahaya pergaulan bebas ini. Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan bahwa setiap persahabatan yang dilandasi cinta karena selain Allah, maka pada hari kiamat nanti akan kembali dalam keadaan saling bermusuhan. Kecuali persahabatannya dilandasi cinta karena Allah ‘azza wa jalla, inilah yang kekal selamanya. (Tafsir Ibnu Katsir).
Apakah dinamakan cinta karena Allah jika kita mengharuskan adanya perjumpaan, berboncengan, atau bercanda gurau dengan menerjang rambu-rambu syari’at. Tentunya tidak hanya satu dari saudara kita dalam satu pondokan, baik yang telah mengikuti proses tarbiyah maupun yang belum tersentuh hidayah, masih ada yang belum yakin bahwa perhatian kaum kami yang hakiki adalah setelah menikah? Memang nampaknya jalan menuju ke sana tidak jelas dan butuh kesabaran ekstra. Apalagi kita dikejar usia yang semakin uzur. Sehingga akan membuat kaum hawa khawatir akan penampilannya yang semakin pudar.
Ditambah lagi dengan kondisi keluarga yang memprihatinkan dimana ayahanda sakit-sakitan atau bahkan telah lama ditinggal oleh salah satu atau kedua ortu sekaligus. Sehingga iblis akan mendatangi lalu membisikkanmu untuk segera memperoleh tambatan hati walaupun harus menabrak rambu syari’at. Sebab dengannya masa depanmu akan nampak “jelas” dan “pasti”. Ditambah lagi kondisi kejiwaan kita, baik ikhwan atau akhwat, yang membutuhkan tempat berbagi/perhatian dari orang lain.
Apalagi bagi mereka yang berada jauh dari orang tua dimana hari-harinya diliputi kesedihan yang mendalam tatkala teringat ortunya di seberang laut/sungai. Ketika kami menampakkan diri di hadapanmu sebagai sosok pribadi yang peduli dan perhatian secara “tulus” akan segala masalah kehidupanmu maka engkau dengan serta-merta menganggap telah memperoleh tempat untuk berbagi segala beban kehidupanmu dalam perantauanmu ini.
Saudariku…seringkali kata sabar didengung-dengungkan setiap kali menghadapi segala ujian kehidupan tidak terkecuali ujian ini. Tetaplah bersabar dan ridho dengan keputusan Allah dan berserah diri kepada-Nya. Hindarilah mencari jalan pintas dengan menabrak rambu syari’at-Nya. Sebab salah satu tanda hilangnya iman dalam diri ini ialah ketidak sabaran dalam menjalani ketaatan kepada Rabbnya.
Imam Ahmad mengatakan, “Sabar disebutkan di dalam Al-Qur’an sebanyak lebih dari 70 ayat. Kaitan sabar dan iman seperti halnya kedudukan kepala dan jasad. Seseorang yang tidak sabar dalam melaksaknakan ketaatan, dalam menjauhi kemaksiatan serta ketika tertimpa musibah maka ia sudah kehilangan sebagian besar dari imannya.”
(Kitab At-Tamhid: 391).
Sejatinya kesusahan bagi seorang muslim merupakan kebaikan jika dia bersabar. Sebagaimana Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan, maka dia bersukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya. (HR. Muslim).
Namun masih banyak yang tidak setuju dengan perjodohan atau ta’aruf yang hanya mengenal beberapa hari saja. Alasannya pernikahan itu sakral dan untuk selama-lamanya. Jadi mesti hati-hati memilih pasangan hidup.Sehingga akan bermunculan problematika seperti ini, bagaimana bisa memahami karakter masing-masing calon kalau hanya bertemu sesekali ? Atau yang lainnya seperti, Dalam pergaulan sehari-hari, tentunya kalian berkepentingan untuk menjalin hubungan dengan laki-laki, berkomitmen untuk menikah nanti setelah semua cita-cita pribadi maupun harapan orang tua tercapai, tetap menjaga tanpa adanya kontak kulit, dan dalam pertemuan hanya sebatas cerita untuk mengenal satu sama lain, apakah hubungan kayak gini tetap nggak boleh?
Terbiasanya umat ini dengan gaya bergaul tanpa mengindahkan syari’at mengakibatkan semakin dilupakannya akhlak Islami yang mestinya ditegakkan. Bahkan mereka menganggap kebiasaan itu jauh lebih baik dan lebih tinggi nilainya daripada syari’at Allah yang mengharamkanya. Orang yang berpegang teguh pada agama ini malah dikatakan kuper, lugu, kolot, ketinggalan zaman, kaku, sulit beradaptasi, ekstrim, hendak memutuskan tali silaturrahim, dan sebagainya.
Saudariku…sekali lagi janganlah engkau tertipu dengan kata-kata manis dari kami karena sesungguhnya Allah Ta’ala belumlah menampakkan aib/topeng kami di hadapanmu.
Oleh karenanya perhatian kami terhadap kalian sebelum menikahlah yang haruslah diwaspadai karena dibangun di atas dusta dan kebohongan. Kami telah mengemasnya sedemikian rupa semata-mata untuk bersenang-senang memuaskan hawa nafsu yang tak lama kemudian akan tampaklah kenyataan yang sesungguhnya.
Bukankah Islam tidak mengenal pacaran ? Bukankah Islam menganjurkan nikah dulu baru cinta, bukan cinta dulu baru nikah. Kemudian kalau mereka mengatakan bahwasanya pacaran itu supaya tahu pacarnya, maka perlu diketahui bahwa pacaran itu bukan ukuran. Kebanyakan diantara mereka setelah menikah baru masing-masing tahu aslinya sehingga tidak jarang diantara mereka setelah lama berpacaran, 4 tahun pacaran, baru menikah satu tahun sudah bubar gara-gara mereka telah bercinta dulu sebelum menikah sehingga ketika menikahpun cinta mereka telah habis.
Jadi solusi yang benar adalah menikah dulu, kemudian setelah menikah baru bercinta. Namun ketika sebelum menikah ada proses-prosenya dulu, yaitu saling tukar menukar biodata, kemudian banyak tanya bagaimana akhlaknya, agamanya, setelah semuanya cocok, sholat istikharah terlebih dahulu, lalu bermusyawarah, kemudian juga nadhor (melihat calon pasangannya), baru nikah. Jikalau engkau mau sedikit berfikir maka perhatian kami yang tulus terhadapmu hanyalah bisa dibuktikan dengan menikahimu. Kemudian pasti akan timbul sakinah, kedamaian ketentraman dan didalamnya ada mawadah warahmah (cinta dan kasih sayang) yang sejati.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS. Ar Rum: 21).
Sekali lagi percayalah janji Allah yang akan mempertemukan kalian dengan pasangan yang sesuai dengan kapasitas kalian. Sengaja mempromosikan diri sebagai sosok wanita yang senang menyerempet syariat-nya. Maka secara tidak langsung kalian minta dijodohkan oleh-Nya dengan pasangan hidup yang seperti itu pula. Apakah yang itu yang diidam-idamkan oleh kalian selama ini ? Na‘udzubillahi min dzalik.
Allah telah mengingatkan hamba-Nya agar senantiasa memperbaiki diri masing-masing. Agar dijauhkan darinya pasangan hidup yang keji. Sebagaimana Allah telah berfirman yang artinya,
“Perempuan-perempuan yang keji untuk laik-laki yan keji, dan laki-laki yan gkeji untuk perempuan-perempuan yang keji(pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga)”. (QS. An-Nur: 26).
Bukankah sudah banyak contoh keluarga selebritis yang hancur berantakan padahal mereka telah berpacaran sebelum akad pernikahan. Bahkan telah sampai tahapan hubungan layaknya suami istri (bersentuhan, berpelukan, pegang-pegangan, cubit-cubitan, senggol-senggolan hingga perzinaan) lalu berikrar akan setia satu sama lain sampai ajal menjemput.
Apakah itu semua belum cukup untuk dijadikan bahan pelajaran atau cukupkah hanya sebagai bahan renungan belaka?
Saudariku yang budiman…
Ketika seseorang beranjak dewasa, muncullah benih di dalam jiwa untuk mencintai lawan jenisnya. Ini merupakan fitrah (insting) yang diberikan oleh Allah kepada manusia.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan terhadap perkara yang diinginkannya berupa wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia. Dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik.” (Ali Imran : 14)
Tentunya ukhti dan saudara-saudaramu di pondokan telah meyakini bahwa agama ini adalah agama yang sempurna. Dimana di dalamnya telah diatur seluk beluk kehidupan manusia mulai dari adab buang air hingga hukum ketatanegaraan. Termasuk juga bagaimana pergaulan antara lawan jenis yang membawa keselamatan di dunia dan akhirat, di antaranya:
Menundukkan pandangan terhadap lawan jenis. Apakah hal ini pernah kami, para lelaki, lakukan ketika berduaan denganmu ? Sebagian besar kita beralasan bahwa hijabnya di hati. Jadi kalau nggak ada perasaan apa-apa dengannya maka tidak perlu menundukkan pandangan. Kok dengan lancangnya diri ini berani men-tazkiyah/menganggap lebih suci dan sholeh dibandingkan para sahabat nabi atau istri-istri beliau.
Allah berfirman yang artinya, “Katakanlah kepada laki-laki beriman: Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (An-Nur: 30).
“Dan katakanlah kepada wanita beriman: Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (An-Nur: 31).
Kemudian apakah jika kami berduaan denganmu ditemani cahaya lampu beranda tidak melanggar syari’at. Lebih ngerinya lagi jika ini “terpaksa” dilakukan oleh seorang muslimah, ia akan mencari-cari orang/teman kosnya untuk dijadikan mahrom-mahroman. Bukankah ini termasuk berdusta atas nama agama dan ia sedang menyelisihi perintah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam demi mengikuti bisikan setan serta tercapainya tujuan pribadi.
Padahal Allah telah berfirman yang artinya, “Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya. Dan baginya siksa yang menghinakan”
(QS. An-Nisaa’: 14).
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu
menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah
membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. An-Nur: 21).
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan (kholwat) dengan wanita kecuali bersama mahramnya.” (HR. Bukhari & Muslim).
Tidaklah seorang laki-laki berkhalwat dengan wanita kecuali pihak ketiganya adalah setan (HR. Tirmidzi, 3/474 misyakatul mashabih, 3188). {Yusuf al-Qaradhawi, Fiqih Praktis bagi Kehidupan Modern}
Memangnya kalau sudah tumbuh benih-benih cinta diantara kita engkau dapat menjamin kami tetap akan menampakkan kesopanan, kesholehan, dan rasa malu yang tinggi, sebagaimana dulu kita pertama kali berjumpa. Dapatkah engkau menjamin bahwa kami, yang nampaknya bertanggung jawab ini, tidak akan minta “yang macam-macam”, sebagai pembuktian rasa cinta ?
Walaupun sebenarnya kami sadar hal itu dilarang oleh agama ini. Namun, yang namanya iblis, dengan pengalamannya yang berabad-abad, akan senantiasa berusaha membuat indah dan mulus jalan kemaksiatan. Ditambah lagi bertumpuknya kemaksiatan di dalam hati kami telah menyebabkan dominasi maksiat terpatri dalam hati dan membuat kami cenderung dan terikat pada maksiat tersebut.
Saudariku yang senantiasa menjaga malu…
Kemaksiatan akan memadamkan cahaya berupa ilmu yang telah dikaruniakan oleh Allah di dalam hati. Imam Syafi’i menceritakan pengalaman pribadinya kepada gurunya dalam bait syair berikut:
Aku mengadu kepada imam Waqi’ tentang jeleknya daya hafalku
Maka ia mengarahkanku agar meninggalkan maksiat.
Ia berkata, “Ketauhilah, sesungguhnya ilmu itu adalah cahaya,
Dan cahaya Allah tidak diberikan kepada ahli maksiat.
Oleh karenanya saudariku…seringnya mengulangi perbuatan maksiat sehabis bertobat akan semakin melemahkan cinta kepada Allah dan menguatkan cinta kepada selain-Nya dalam hati ini. Bahkan lemahnya iman dapat menguasai dan mendominasi diri ini sehingga tidak tersisa dalam hati ini tempat untuk cinta kepada Allah kecuali sedikit bisikan jiwa.
Pengaruh iman tidak akan terasakan dalam melawan dorongan jiwa, menahan maksiat serta menganjurkan berbuat baik. Akibatnya diri ini akan semakin terperosok ke dalam lembah nafsu syahwat dan perbuatan maksiat. Sehingga noda hitam dosa menumpuk di dalam hati dan akhirnya memadamkan cahaya iman yang lemah dalam hati.
Lalu dapatkah engkau menjamin keakaraban kita mampu menahan kami untuk tidak menyentuhmu. Tentu saja hal ini tidak termasuk dalam larangan tersebut, hal-hal yang bersifat darurat dibutuhkan atau yang terjadi pada tempat ibadah seperti di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi ketika kedua tempat tersebut penuh sesak terutama ketika musim haji tiba.
Menyentuh saja dicegah apalagi sampai cubit-cubitan. Ini dikarenakan menyentuh lawan jenis yang bukan mahromnya merupakan salah satu perkara yang diharamkan di dalam Islam. Jika memandang saja terlarang, tentu bersentuhan lebih terlarang karena godaannya tentu jauh lebih besar.
Di dalam sebuah hadits, Aisyah radhiyallahu‘anha berkata, “Demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat (janji setia kepada pemimpin).” (HR. Bukhari).
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, (itu) masih lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Thabrani dengan sanad hasan).
Bahkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam juga sampai bersabda, “Sungguh jika seorang pria disentuh oleh seekor babi yang berlumur tanah dan Lumpur, itu lebih baik baginya dari pada bila pundaknya disentuh oleh pundak wanita yang tidak halal baginya.”(HR. Ath-Thabarani).
Mengapa masih ada saudara sepondokan, baik yang paham syari’at Islam maupun jahil terhadap agama ini, dengan santainya nekat menyerempet rambu-rambu syari’at. Dengan beralasan bahwa kami masih mampu kok menjaga hati atau beranggapan amalan ibadahnya sudah menggunung dan Allah Maha Pengampun sehingga berkenan melebur dosa-dosanya ? Padahal Allah sudah mengingatkan hamba-Nya untuk tidak coba-coba mendekati jalan-jalan menuju zina. Serta bukankah Allah telah mengingatkan kalian akan ketidakhalalan gaya bergaul semacam ini.
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Al Isra’: 32).
”Pada hari ini dihalalkan bagimu segala yang baik-baik. Makanan (sembelihan) Ahli Kitab itu halal bagimu, dan makananmu halal bagi mereka. Dan (dihalalkan bagimu menikahi) perempuan-perempuan yang menjaga kehormatan di antara perempuan-perempuan yang beriman dan perempuan-perempuan yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu, apabila kamu membayar mas kawin mereka untuk menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan bukan untuk menjadikan pacar. Barang siapa kafir setelah beriman maka sungguh, sia-sia amal mereka dan di Akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Al-Maidah: 5).
Kalaulah kita ibaratkan zina adalah sebuah ruangan yang memiliki banyak pintu yang berlapis-lapis, maka usaha kami untuk menjadi “pelindungmu” dapat diibaratkan orang yang telah memiliki semua kuncinya. Kapan saja kami bisa masuk. Bukankah saat berpacaran kami tidak lepas dari zina mata dengan bebas memandang ? Bukankah denganmu kami sering melembut-lembutkan (ini kalo belum akrab) suara di hadapanmu ? bukankah kami akan senantiasa memikirkan dan membayangkan keadaanmu ? Maka farji pun akan segera mengikutinya.
Waktu tidaklah bisa dirayu untuk bisa kembali sehingga dirinya menjadi sosok yang masih suci dan belum ternodai. Setan pun bergembira atas keberhasilan usahanya.
Imam Ibnul Qoyyim berkata, “Allah tidak menjadikan mata itu sebagai cermin hati. Apabila seorang hamba telah mampu meredam pandangan matanya, berarti hatinya telah mampu meredam gejolak syahwat dan ambisinya. Apabila matanya jelalatan, hatinya juga akan liar mengumbar syahwat…” Beliau juga menuturkan, “Dalam hadits shahih disebutkan bahwa :
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah menetapkan untuk anak Adam bagiannya dari zina, yang pasti akan mengenainya. Zina mata adalah dengan memandang, zina lisan adalah dengan berbicara, sedangkan jiwa berkeinginan dan berangan-angan, lalu farji (kemaluan) yang akan membenarkan atau mendustaknnya.” (HR. Bukhari & Muslim).
Tentunya akan sulit bagi iblis dan bala tentaranya untuk menggelincirkan sebagian saudara kita sampai terjatuh ke dalam jurang pacaran gaya cipika-cipiki atau yang semodel dengan itu. Akan tetapi yang perlu kita ingat, bahwasanya iblis telah bersumpah di hadapan Allah untuk menyesatkan semua manusia, baik aktivis muslim maupun orang awam, dengan segenap upayanya. Jangan lupa ia didukung bala tentara yang sudah professional karena ditunjang pengalaman yang berabad-abad dalam hal menggelincirkan umat ini ke dalam jurang kemaksiatan.
Iblis telah bersumpah yang artinya,“Demi kekuasaan-Mu, aku akan menyesatkan mereka semuanya.”(QS. Shaad: 82).
Kalaulah iblis tidak berhasil merusak agama seseorang dengan menjerumuskan mereka ke dalam gaya pacaran cipika-cipiki, mungkin cukuplah bagi iblis untuk bisa tertawa dengan membuat kita berpacaran lewat telepon, SMS atau yang lainnya.
Yang cukup menyedihkan, terkadang gaya pacaran seperti ini dibungkus dengan agama seperti dengan pura-pura bertanya tentang masalah agama kepada lawan jenisnya (Hal ini kami lakukan semata-mata untuk menunjukkan kepadamu bahwa kami adalah sosok pribadi yang peduli akan perbaikan agama dan akhlak), saling pinjam meminjamkan buku agama (kalau diserap ilmunya masih mendingan, lha kalau cuma jadi teman tidur kan lebih parah), peduli kondisi ruhiyah- mu misalnya dengan mengirim tausiyah lewat media SMS atau lainnya, miss called atau meng-SMS-mu untuk bangun shalat tahajjud dan lain-lain.
Oleh karenanya Allah Ta’ala memerintahkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam untuk memerintahkan orang-orang mukmin agar tetap menjaga dirinya agar tidak tergelincir dalam bahaya ini meskipun dirinya sudah merasa sholeh. Sebab Allah Ta’ala selalu menyaksikan amal perbuatan mereka,
“Dia mengetahui (pandangan)mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (Ghafir: 19).
Tatkala seseorang terbiasa melakukan dosa dan hatinya telah tertutupi oleh karat kemaksiatan. Maka ia pun tidak lagi merasa risih terhadap pandangan dan gunjingan orang atas kemaksiatannya. Dia bahkan merasa bangga atas perbuatan kemaksiatannya dan dengan PD nya ia akan berkata, “Wahai fulan, aku telah berbuat begini dan begini!.” Manusia macam inilah yang tidak diampuni dosanya dan menjadi sempitlah jalan taubat atas dirinya sebagaimana sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam,
“Setiap umatku akan dimaafkan kecuali bagi orang yang terang-terangan melakukan dosa.” (HR. Bukhari & Muslim).
Ada sebagian di antara kita beralasan ketika diingatkan akan bahaya pergaulan di atas, “Pergaulan semacam ini nggak masalah, yang penting kan hati tetap terjaga karena Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Sesungguhnya Allah tidaklah melihat rupa maupun tubuh kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian.”
Walaupun hati ini adalah raja, terkadang tanpa disadari, hati dapat terbelenggu dengan berbagai macam keinginan dan tujuan hidup pemiliknya. Orang yang sangat cinta harta misalnya, akan menjadikan seluruh tujuan hidupnya demi mendapatkan harta.
Sehingga Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Celakalah budak dinar, celakalah budak dirham, celakalah budak qothifah (sejenis kain beludru). Sungguh ia celaka dan sakit. Apabila dia tertusuk duri maka tidak akan tercabut. Jika dia diberi, merasa ridho, namun, jika tidak, dia marah.”(HR. Bukhari).
Setiap amal yang kita lakukan, baik buruknya merupakan cerminan dari hati kita. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “…ketauhilah bahwa sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh tubuhnya. Namun, jika ia rusak, maka rusak pula seluruh tubuhnya. Ketauhilah, bahwa ia (segumpal daging tersebut) adalah hati.” (HR. Bukhari).
Ketauhilah wahai saudariku, Allah terkadang menghukum kita misalnya dengan penyakit, baik yang dirasakan langsung diri kita maupun yang menimpa keluarga kita. Ingatlah itu semua disebabkan atas dosa dan kesalahan kita!!!. Janganlah menyalahkan-Nya, salahkan saja diri yang hina ini.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.”( Asy-Syuura: 30).
“Dan Kami tidaklah menganiaya diri mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS. Hud: 11).
Allah akan terus-menerus memberi teguran atas banyaknya dosa dan maksiat yang kita lakukan. Sebagaimana Allah telah berfirman yang artinya,
“Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan negeri-negeri di sekitarmu dan Kami telah mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami berulang-ulang supaya mereka kembali (bertaubat).” (QS. Al Ahqof: 27).
Al-Imam Al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya bahwa Nabi shalallahu’alaihi wasallam bersabda: Pada suatu malam aku bermimpi didatangi dua orang. Keduanya berkata kepadaku, Pergilah! -kemudian beliau menyebutkan haditsnya sampai pada sabdanya -:
Kemudian kami mendatangi bangunan seperti tanur yang di dalamnya terdengar suara gaduh memekik. Kamipun melongoknya. Ternyata di dalamnya terdapat pria dan wanita telanjang yang disambar oleh lidah api dari bawah mereka. Ketika lidah api itu mengenai mereka, merekapun memekik kepanasan dan kesakitan. Ketika Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menanyakan hal tersebut kepada malaikat, mereka menjawab: Adapun pria dan wanita yang ada di tanur tersebut mereka adalah laki-laki dan wanita pezina.
Maka masihkah engkau ingin saudara serumahmu menjadi bagian dari mereka wahai saudariku ?
Tentunya engkau menginginkan turunnya kecintaan dan pertolongan Allah kepada seluruh penghuni rumah, bukan ? Oleh karenanya dalam hal ini Allah mensyaratkan melalui lisan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam;
“Barangsiapa mencintai seseorang karena Allah, membenci seseorang karena Allah dan memusuhi karena Allah, maka sesungguhnya kecintaan dan pertolongan Allah hanya dapat diperoleh dengan hal tersebut. Seorang hamba tidak akan merasakan nikmat iman, sekalipun banyak shalat dan puasa, sehingga bersikap demikian.” (HR. Ibnu Jarir).
Namun, sangat disayangkan sekali keadaan di pondokan. Dimanakah rasa wala & bara’ (cinta dan benci) kita tempatkan ? Apakah kita tetap merasa sama saja. Baik itu bergaul dengan pelaku kemaksiatan maupun dengan teman liqo. Sehingga tidak ada usaha sedikitpun dari kita untuk mengingatkannya. Akibatnya dapat ditebak, mereka seakan-akan tidak merasa bersalah. Karena tidak ada saudara sepondokannya yang menegur perilakunya selama ini
Memang mencintai lawan jenis merupakan sebuah kewajaran, sebagaimana Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam juga demikian. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Kesenanganku dijadikan di dalam shalat. Dan aku dijadikan menyenangi wanita serta wewangian.” (HR. Muslim).
Namun, manusia diciptakan dalam keadaan lemah ketika menghadapi fitnah syahwat. Oleh karenanya janganlah engkau tertipu oleh penampilan kami, para lelaki, layaknya orang yang sholeh terlebih-lebih terhadap orang awam(jahil akan agama ini). Walaupun dhohir- nya kami kelihatan sopan dan bertanggung jawab namun itu semua akan segera pupus dan tampaklah wajah asli kami tatkala engkau telah berada dalam gengaman kami.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah.” (QS. An-Nisaa’ : 28).
SufyanAts-Tsaury rahimahullah berkata, “Maksudnya adalah tidak sabar dalam menghadapi wanita.” (Roudhotul Muhibbin).
Maka wajib bagi kita untuk senantiasa bersabar, bersabar dan bersabar. Sabar dalam melaksanakan ketaatan dan sabar dalam menjauhi dosa-dosa. Semoga Allah merahmati Imam Ahmad yang mengatakan bahwa sabar adalah terus menerus sampai seseorang menapakkan kakinya di Surga kelak.
Ketika seseorang bertanya kepada Abu Hurairah radhiallahu’anhu tentang makna takwa, Abu Hurairah radhiallahu’anhu kemudian bertanya kepada orang tersebut, Apakah engkau pernah melewati jalan yang berduri? Ia menjawab, Ya pernah. Abu Hurairah radhiallahu’anhu bertanya lagi, Apa yang engkau lakukan, Ia menjawab, Jika aku melihat duri maka aku menghindar darinya, atau melangkahinya, atau mundur darinya, Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata, seperti itulah takwa.
Akan lebih bijak apabila kemaksiatan di pondokan tersebut diselesaikan oleh kaummu sendiri( ibu kos atau teman-teman satu kos). Sebab akan lebih mengena dan tidak menimbulkan prasangka negatif terhadap kami dari si pelaku kemaksiatan tersebut, baik dari kaum kami maupun dari kaum hawa.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka, yang bahan bakarnya dari manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS. At-Tahrim: 6).
Sahabat ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu berkata tentang ayat ini “Ajarilah mereka (keluarga kalian) tentang adab dan ilmu”. Sedangkan Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma mengatakan “Lakukan ketaatan kepada Allah dan tinggalkanlah maksiat kepada Allah! Dan perintahkan keluarga kalian untuk zikir, supaya Allah menyelamatkan kalian dari siksa neraka”. (Tafsir Ibnu Katsir).
Saudariku yang sedang menghadapi ujian kehidupan…
Munculnya fenomena di atas di kalangan kaum terpelajar, baik berstatus aktivis maupun bukan, tentunya bukan saja tanggung jawab pemilik pondokan untuk mengingatkan penghuninya untuk tidak melakukan kemaksiatan terselubung tersebut. Namun amar ma’ruf nahi mungkar ini sudah menjadi tanggung jawab segenap penghuni, baik pemilik maupun anak kos. Apabila seseorang telah menganggap remeh suatu dosa, ketahuilah saudariku bahwa, sesungguhnya dia telah terpedaya oleh iblis, walaupun mereka telah banyak beramal dengan amalan-amalan ketaatan.
Maka bukanlah dikatakan takwa jika seseorang sengaja menerjang rambu-rambu syariat, mengerjakan apa-apa yang diharamkan oleh Allah atau meninggalkan apa-apa yang diperintahkan-Nya.
Saudariku yang senantiasa menjaga kesholehan sosial…renungkanlah hadits ini…
Tsauban radhiaallahu’anhu meriwayatkan sebuah hadits yang dapat membuat orang-orang shalih susah tidur dan selalu mengkhawatirkan amal-amal mereka. Tsauban radhiaallahu’anhu berkata, Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Aku benar-benar melihat diantara umatku pada hari Kiamat nanti, ada yang datang dengan membawa kebaikan sebesar gunung di Tihamah yang putih, lalu Allah menjadikannya seperti kapas berterbangan, Tsauban bertanya, Ya Rasulullah, jelaskan kepada kami siapa mereka itu agar kami tidak seperti mereka sementara kami tidak mengetahui!, Beliau bersabda, Mereka adalah saudara-saudara kalian dan sebangsa dengan kalian, mereka juga bangun malam seperti kalian, akan tetapi apabila mendapat kesempatan untuk berbuat dosa, mereka melakukannya.
(HR. Ibnu Majah, disahihkan oleh AlBani dalam Silsilatul Ahaadits Shahihah No,505)
Saudariku, masihkah kita merasa bangga dengan status kita sebagai aktivis muslim namun kita tidak pernah merasa miris ketika mengetahui ada saudara seiman, sepondokan,atau seangkatan maupun yang tidak seangkatan yang sengaja menjatuhkan dirinya dalam pergaulan tanpa batasan syar’i ?
Apakah ilmu teman-teman sepondokan selama ini hanya berguna bagi organisasinya saja dan mengacuhkan kondisi pergaulan di pondokannya. Kami menyadari kesibukan ukhti baik sebagai mahasiswi maupun sebagai aktivis dakwah. Namun bukankah tidak ada salahnya kami meminta secuil pengalamanmu dalam berdakwah di kampus/masyarakat. Demi kondisi pondokan yang lebih baik di masa depan. Amiin.
Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Ta’ala,
“Dan haruslah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imron: 104).
Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tiap-tiap amal (pekerjaan) ada masa-masa semangat, dan tiap-tiap masa semangat ada masa lelahnya maka barangsiapa lelah letihnya karena melaksanakan ajaranku, maka ia telah mendapatkan petunjuk, dan barangsiapa lelah letihnya bukan karena melaksanakan ajaranku, maka dia termasuk orang yang binasa.” (HR. Hakim dan Al Baihaqi).
Kami yakin ukhti telah mengingkarinya dengan hati. Kini saatnya kalian bersama pemilik pondokan berusaha mencegah kemaksiatan yang dilakukan oleh sesama penghuni kos melalui lisan. Kemudian tanggung jawab pemilik pondokanlah untuk menindak lanjuti penghuni yang nakal tersebut dengan kekuasaannya.
Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam juga telah bersabda,
“Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya, jika ia tidak sanggup maka hendaklah ia mengubah dengan lisan, serta kalau ia tidak sanggup maka hendaklah ia mengubahnya dengan hati, dan itu adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim).
Saudariku…kuingin berbagi kebiasaan kaum kami dalam berhubungan dengan kalian. Beberapa contoh riil di bawah ini kami sampaikan semata-mata bertujuan agar saudari kita dalam pondokan mampu melepaskan diri dari jeratan teman-teman kami, para serigala berbulu domba. Apakah beberapa manuver ini pernah ukhti alami ?
Kami senang sekali bercakap-cakap dengan kalian, entah itu dalam urusan tugas kuliah maupun untuk sesuatu yang nampaknya dipaksakan baik itu secara langsung maupun via telepon. Bila tidak ada urusan pun kami akan berusaha mencari-cari celah agar dapat berjumpa denganmu atau sekedar mengobrol satu atau dua menit. Sebenarnya kami sadar Allah merekamnya demikian juga setan dari jenis jin maupun manusia pun ikut membuat suasana pertemuan itu semakin nyaman dan akrab.
Sebagaimana salah satu firman-Nya,
“Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Infithar: 10-12).
Kami, para petualang cinta, akan terus menggunakan sarana ini sebagai alat untuk semakin mengenalkan diri kami kepada kalian. Agar kalian semakin akrab, rindu, dan betah bergaul dengan kami. Kondisi semacam ini dapat diqiyaskan juga ke dalamnya chating. Tentunya chating yang tiada ujung pangkalnya dan hanya membuang waktu semata. Apalagi sekarang telah ada teknologi messenger yang didukung oleh perangkat webcam. Pastinya semua itu akan semakin menambah nyaman bagi kami.
Memang di kajian-kajian kami sering diingatkan akan bahaya ini.
Sebagaimana yang disabdakan Beliau shalallaahu ‘alaihi wa sallam:
”Hati-hatilah pada dunia dan hati-hatilah pada wanita karena fitnah pertama bagi Bani Isroil adalah karena wanita.” (HR. Muslim).
Namun, itu semua sepertinya menguap begitu saja tatkala wanita yang menjadi incaran kami ada di hadapan mata. Apalagi di era globalisasi sekarang ini ketika arus informasi dengan mudahnya diakses. Cukup dengan mengklik tombol, si dia pun hadir di hadapan kami. Terpaan syubhat teknologi inilah yang tidak dapat kita bendung sehingga menggiring kita semakin terlena akan godaan ini.
Jika kita acuhkan maka pastilah kita akan dikucilkan oleh teman sepermainan dan dianggap nggak gaul, kuper atau gaptek (gagap teknologi).
Langkah selanjutnya, seiring dengan kemajuan teknologi. Dimana bertebaran tempat-tempat foto kilat di pusat perbelanjaan yang biasa digunakan kaum muda-mudi untuk mengekspresikan persahabatannya. Demikian pula munculnya software pengolah gambar serta hp dengan fasilitas foto mutakhir akan semakin memudahkan kami untuk menyalahgunakannya.
Oleh karenanya Saudariku …janganlah engkau bermudah-mudahan mau difoto oleh kami atau memfoto dirimu kecuali karena suatu hajat dan janganlah terlalu mudah engkau sebarluaskan fotomu dengan segala bentuknya karena hal tersebut merupakan celah bagi kami, para serigala manusia, untuk berusaha menerkammu.
Selain itu kami sangat senang apabila engkau membalas “sinyal” dari kami. Entah itu berwujud sms,telpon,email atau respon apapun tergantung kecanggihan teknologi saat itu. Terutama yang bersifat tidak penting atau sekedar iseng. Kami anggap itu adalah salah satu bentuk perhatian darimu. Oleh karenanya berhati-hatilah dalam memberi respon balik karena hal itu akan membuat kami semakin “terbang jauh di awan”. Dan merupakan sarana efektif yang akan kami gunakan untuk semakin mengakrabkan “ukhuwah” kita ini.
Saudariku…kami juga sangat berharap engkau merasa diperhatikan oleh kami. Terutama sekali di saat-saat momen spesial dalam hidupmu. Entah itu dengan kunjungan ke kosmu, mentraktirmu (kalau mangsa udah kecantol biasanya gantian yang ntraktir tergantung momennya), menemanimu shopping, menghadiahkanmu sesuatu yang tidak engkau duga-duga atau sekedar mengirimkan ucapan bernada “kepedulian sosial” via telepon. Namun…kalaulah isi dompet atau jarak membatasi kita cukuplah kukirim salam hangat via SMS atau e-mail.
Saudariku yang tegar menghadapi godaan…
Dalam bergaul dengan lawan jenis tentunya kami akan menyerumu dengan kata-kata puitis yang bernada menghalalkan adanya cinta (pacaran) sebelum pernikahan, menampakkan keramahan, kesholehan, kejujuran dan keikhlasan, menyatakan sangat menghargai dan menjunjung tinggi kehormatanmu serta berlemah lembut dalam pembicaraan.
Kami juga memahami engkau lebih suka bergaul dengan teman sharing yang humoris dan open minded. Sehingga kami pun akan berusaha semaksimal mungkin membahagiakanmu dengan gurauan yang kami miliki. Semata-mata ingin membuatmu betah & nyaman berteman bersama kami. Biasanya dalam bergaul denganmu kugunakan perkataan yang nampaknya menyakitkanmu namun sejatinya untuk menggodamu. Tentunya jikalau engkau bijak akan engkau dapati kata-kata aneh namun lucu dariku, seperti si jelex, cerewet, atau mengubah-ubah namamu menjadi bahan candaan. Inti dari semua itu ialah menjadikan suasana pertemuan kita tidak garing dan terus mengalir. Hingga waktu memisahkan kita.
Yang terpenting bagi kami di hadapanmu ialah kami akan senantiasa berusaha tampil perfect dan bersikap sebagai pelindungmu, dalam segala hal. Namun sejatinya kami mengkhianati keluargamu dengan semua topeng kemunafikan di atas,baik itu dengan jalan meneleponmu, mengirimkan sms tausiyah, me-missed call-mu agar bangun untuk shalat malam, mengajakmu jalan bersama atau mengantarkanmu ke manapun tujuanmu dengan motor (berboncengan) atau mobil dan segala kebusukan lainnya.
Sungguh kami melakukan semua itu dengan tujuan-tujuan busuk yang pasti akan tampak jelas hanya bagi orang yang memikirkannya. Akankah kami benar-benar menjunjung tinggi kehormatanmu sementara kami mengajakmu bercengkerama, berjumpa dan jalan/berboncengan bersama, tanpa ada batasan syari’at di dalamnya, padahal engkau belum halal bagi kami ? Percayalah bahwasanya hawa nafsu telah merasuki pikiran kami untuk meminta waktumu agar dapat berjumpa/ bercengkerama/ ber –kholwat denganmu. Berhati-hatilah karena saat itu kami bukanlah sosok pribadi yang engkau kenal. Namun telah beralih menjadi lebih sesat daripada hewan ternak.
Sebenarnya Allah telah mengingatkan umatnya akan bahaya bermain-main dengan hawa nafsu.
“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai sesembahannya. Maka Apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya ? Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)”. (QS. Al Furqan: 43-44).
Saudariku… teguhkanlah hatimu untuk tetap tidak tergoda bujuk rayu kami.
Ibunda kaum muslimin ‘Aisyah radhiyallahu‘anha menceritakan, Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam sering kali memanjatkan doa, “Yaa Muqallibal quluub, tsabbit qalbi ‘alaa tha’aatik” (Wahai Dzat Yang membolak-balikkan hati teguhkanlah hati hamba untuk senantiasa taat kepada-Mu). Melihat sikapnya itu maka ‘Aisyah radhiyallahu‘anha berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, Anda sering sekali memanjatkan doa ini. Apakah Anda juga merasa khawatir ?” Lalu beliau pun bersabda,
“Apakah yang dapat membuatku merasa tenang wahai ‘Aisyah, sementara hati-hati manusia itu berada di antara dua jari-jemari Ar-Rahman. Dia membolak-balikkan hati menurut kehendak-Nya. Apabila Dia ingin membalikkan hati seorang hamba maka Dia pun membalikkannya.”
(HR.Ahmad, Ibnu Abi’Ashim, Abu Ya’la, dan Al Ajurri. Dishahihkan oleh Al Albani dalam Zhilalul Jannah).
Kalau Nabi shalallaahu ‘alaihi wa sallam saja seperti ini maka bagaimanakah lagi dengan kita ? Oleh karenanya mohonlah kepada Allah untuk tetap teguh di atas jalur ketaatan. Agar engkau terhindar dari manuver dan kata-kata manis dari kaum kami. Yang tidak ada obat manapun yang mampu menyadarkanmu bila telah terbius olehnya. Terkecuali berobat dengan apa-apa yang telah diajarkan Nabi shalallaahu ‘alaihi wa sallam dan wasiat para ulama.
Munculnya kerinduan akan kasih sayang dari lawan jenis tentunya tidak akan muncul begitu saja. Semuanya butuh proses tidak terkecuali masalah yang satu ini. Bacaan, tontonan televisi, serta dan kisah-kisah cinta yang rendah, hina penuh aib dan cela (harus difilter dg sudut pandang ilmu syar’i, ada nggak sih manfaatnya), merupakan akar dari tumbuhnya pohon cinta. Engkau akan dapati di dalamnya zat, yang lebih hebat daya pengaruhnya dibandingkan racikan kimia terbaik buatan manusia manapun, yang akan membiusmu perlahan-lahan tanpa engkau sadari. Racun itu menyelinap di antara indahnya halaman tabloid yang warna-warni, suguhan tayangan yang memanjakan mata untuk tetap menontonnya, serta kertas majalah yang halus mengkilap dan wangi.
Murid Ibnu Taimiyah yaitu Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah mengemukakan enam tahapan yang dilalui setan dalam menyesatkan dan memperdaya manusia.
Tahap pertama ialah pengkafiran atau pemusyrikan manusia. Kalau yang diajaknya itu muslim, yang beriman teguh, tidak dapat dikafirkan, dan tidak dapat dimusyrikkan, setan melangkah ke tahap kedua.
Tahap kedua ialah pembid’ahan.
Kalau yang didakwahi setan ini orang yang kokoh dan istiqomah pada ajaran Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam, setan akan melangkah pada tahap ketiga.
Tahap ketiga yaitu menjebak orang Islam kepada kaba’ir (dosa-dosa besar).
Kalau yang bersangkutan beriman teguh. Setan tidak pernah berputus asa. Ia segera beralih ke tahap keempat.
Tahap keempat yaitu menjebak manusia dengan dosa-dosa kecil.
Kalau masih gagal, setan segera melangkah ke tahap kelima.
Tahap kelima yaitu menyibukkan manusia kepada masalah-masalah yang mubah (boleh). Sehingga yang bersangkutan menghabiskan waktunya untuk urusan-urusan yang mubah, yang dampaknya, lupa menunaikan perbuatan-perbuatan yang dicintai Allah Ta’ala. Misalnya: Frekuensi membaca/mendengarkan Al Quran lebih sedikit daripada aktivitas menonton film/membaca novel. Kalau tahap kelima ini tetap gagal juga, setan akan melanjutkannya ke tahap keenam.
Tahap keenam yaitu menyibukkan manusia dalam urusan-urusan kurang bermanfaat atau yang manfaatnya lebih kecil sehingga dampak persoalan yang lebih penting dan yang lebih baik jadi tertinggalkan dan terabaikan. Misalnya, sibuk dengan amalan sunnah sehingga amalan wajib tertinggalkan.
Saudariku yang senantiasa menjaga kehormatan dan martabat wanita…
Apakah pemilik pondokan atau ukhti bersalah, jika di pondokannya, menginginkan penghuninya memilih tayangan yang bermutu serta menjauhi infotainment, program acara, sinetron-sinetron,dan film-film yang hina, yang hanya menonjolkan kemewahan serta gemerlapnya dunia, menyajikan kisah cinta dengan akting yang justru merendahkan martabat wanita.Dimana tinggi rendahnya nilai seseorang harus ditunjukkan dengan besar kecilnya rasa sayangnya kepada kekasihnya. Atau apakah berdosa mematikan akses ke televisi agar penghuni atau saudaranya menjauhi semua itu karena hanya akan merusak akhlak, kehormatan, serta rasa malunya.
Tentunya semua itu harus dilakukan dengan niat ikhlas berdakwah lillahi ta’ala serta penuh hikmah agar mereka segera sadar akan kekeliruannya selama ini.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mengajak kepada petunjuk, maka ia akan memperoleh pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa mengajak kepada kesesatan, maka ia mendapatkan dosa seperti orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.” (HR. Muslim).
Pada tafsir surat Al ‘Ashr, Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah berkata, “Maka dengan dua hal yang pertama (ilmu dan amal), manusia dapat menyempurnakan dirinya sendiri. Sedangkan dengan dua hal yang terakhir (dakwah dan sabar), manusia dapat menyempurnakan orang lain. Dan dengan menyempurnakan keempat-empatnya, manusia dapat selamat dari kerugian dan mendapatkan keuntungan yang besar”.
(Taisiir Karimir Rohman).
Yakinlah selama jalan yang kita tempuh berada di koridor-Nya, Insya Allah, Allah akan senantiasa memudahkan segala urusan orang yang menolong agama-Nya.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”.
(QS. Muhammad: 7).
Menolong agama Allah Ta’ala tentunya bukanlah dengan jalan menjadi aktivis di lembaga dakwah kampus atau istiqomah beramal tetapi masih hobi melanggar ketentuan-Nya. Tolonglah agama ini dengan melakukan ketaatan dan menjauhi larangan-Nya.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman yang artinya,
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembayang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang munkar.” (QS. Al-Hajj: 40-41).
Dari ayat di atas terlihat jelas bahwa sebab terbesar datangnya pertolongan Allah adalah dengan mentaati Allah dan Rasul-Nya shalallahu ‘alaihi wa sallam. Di antara bentuk mentaati Allah dan Rasul-Nya shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah dengan mempelajari dan memahami agama ini. Paham akan segala konsekuensi yang kelak kita terima apabila berani melanggar larangan-Nya. Serta bertekad meninggalkan kemaksiatan yang biasa dahulu dilakukan semasa masih jahil terhadap agama ini.
Sekali lagi kami memohon pertolongan saudariku, yang telah lebih dahulu memperoleh hidayah, untuk segera menjauhkan pondokan ini dari azab Allah. Tentunya dengan jalan tidak membiarkan saudari kita semakin terlena atas perbuatannya.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’rof: 96).
Allah Ta’ala juga berfirman, “Jika kamu (wahai kaum muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah Allah perintahkan, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (QS. AL-Anfal: 73).
Saudariku…ingatlah kita adalah perantau…
Kenikmatan hidup seringkali membuat kita lupa diri dan tidak tahu diri. Sehingga kita lupa dimanakah tujuan akhir hidup ini dan akan kemanakah kita !!!
Dan untuk apa kita dihidupkan oleh-Nya di muka bumi ini.
Nabi shalallahu’alaihi wa sallam bersabda:
“Surga dan neraka telah diperlihatkan kepadaku, maka aku belum pernah memandang hari yang lebih banyak mengandung kebaikan sekaligus keburukan daripada hari ini. Kalau kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis” Anas bin Malik melanjutkan, “Tidak ada hari setelah itu yang lebih berat bagi para Sahabat dibandingkan dengan hari tersebut. Pada hari itu, mereka semua menutup kepalanya sambil terisak-isak karena tangisan” (HR Bukhari dan Muslim)
Bagaimana saudariku? Apakah hatimu tergetar mendengar hadits ini? Kalau seandainya tidak, maka engkau adalah manusia yang sangat perlu untuk dikasihani, bagaimana tidak? Para sahabat yang jiwa, raga dan hartanya telah mereka curahkan untuk membela dan memperjuangkan Islam, dengan ketakwaannya mereka adalah manusia yang sangat takut kalau-kalau akhir kehidupan mereka di neraka.
Sementara kita….? Apa yang telah kita persiapkan? Apa yang telah kita berikan untuk Islam dan kaum muslimin ? Mereka dihina, dimusuhi, dilempari, diusir dari kampung halaman, disiksa seperti Bilal, lantas…pernahkah kita mengalami hal seperti itu?
Dalam riwayat lain disebutkan:
“Demi Allah, kalau kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit bersenang-senang dan banyak menangis, dan kalian juga tidak akan bersenang-senang terus di atas ranjang dengan istri kalian, lalu kalian akan keluar menuju ke pegunungan (tempat menyepi) untuk beribadah kepada Allah” Abu Dzar berkata, “Sampai-sampai aku menginginkan kalau diriku hanyalah pohon yang tumbang” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dengan sanad yang hasan).
Begitulah, begitu mengerikannya ketika kita dihisab di akhirat, hanya ada 2 pilihan, surga atau neraka, sampai-sampai Abu Dzar, seorang sahabat Nabi yang keimanan dan amalnya tidak kita ragukan, membela Nabi, membela Islam…, beliau kalau diminta memilih daripada dihisab, beliau memilih menjadi sebatang pohon karena pohon tidak ada beban yang harus dipertanggungjawabkan. Bagaimana dengan kita? Apa yang sudah kita siapkan untuk hari perhitungan nanti? Apakah kita sudah menyiapkan amalan-amalan kebaikan? Apakah kita sudah berprinsip bahwa “waktu adalah ibadah”, atau malah selama ini kita hanya membuang-buang waktu dengan sesuatu yang kurang…
Wallahu a’lam bish showab…
(ashabul kahfi/arrahmah.com)malaikat kecilhttp://www.blogger.com/profile/10680546762948985372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8449443110366127414.post-9136008637022904752012-02-05T17:07:00.001-08:002012-02-05T17:07:22.626-08:00Aku lepaskan bikini untuk Niqab, akhirnya aku bebas!Senin, 30 Januari 2012 23:31:13
(Arrahmah.com) – Seorang wanita Barat, artis, aktivis feminis liberal, model, yang hidup layaknya seperti para wanita Barat dalam gaya hidup dan cara berpakaian seperti menggunakan bikini, kemudian masuk Islam setelah menyadari bahwa Islam sangat menjaga harga diri dan hak-hak perempuan, dan ia kemudian memakai Niqab yang ia yakini sebagai simbol kebebasan wanita, ia menulis kisahnya sebagai berikut:
Aku seorang wanita Amerika yang lahir di tengah jantung Amerika. Aku tumbuh seperti gadis lainnya (seperti biasanya wanita Barat –red), terpaku dengan hidup glamor di kota besar. Akhirnya aku pindah ke Flourida dan kemudian ke Pantai selatan Miami, pusatnya bagi yang mencari kehidupan glamor. Tentu saja aku melakukan apa yang rata-rata para wanita Barat lakukan.
Aku fokus pada penampilanku dan mendasarkan diriku “berharga” pada berapa banyak perhatian yang aku dapat dari orang lain. Saya bekerja diluar batas keagamaan dan menjadi personal trainer, memperoleh sebuah rumah tepi pantai kelas atas, menjadi seorang “penunjuk” pantai-bioskop dan dapat mrncapai gaya hidup (ala Barat –red).
Bertahun-tahun berlalu, hanya untuk menyadari bahwa skala ku dalam pemenuhan diri dan kebahagiaaan meluncur turun, semakin aku berkembang di tampilan “feminim” ku. Aku adalah budak fashion, aku adalah seorang sandera dalam penampilanku.
Karena kesenjangan berlanjut semakin melebar antara pemenuhan diri dan gaya hidup, aku mencari pertolongan untuk terlepas dari alkohol dan pesta ke meditasi, aktivisme, dan alternative agama. Akhirnya aku menyadari bahwa semua itu (alkohol dan gaya hidup hedonis –red) hanyalah pembunuh untuk “rasa sakit” bukan obat yang efektif.
Pada saat itu adalah 11 September 2001. Dimana aku menyaksikan serangan berikutnya adalah terhadap Islam, nilai-nilai dan budaya-budaya Islam, dan deklarasi paling terkenal “perang salib baru”, aku mulai melihat sesuatu yang disebut Islam. Hingga pada saat itu, semua aku kaitkan dengan Islam, para wanita yang “terkurung dalam tenda”, para pemukul Istri (kekerasan suami), dan dunia “terorisme”.
Sebagai seorang feminis liberal, dan seorang aktivis yang mengejar dunia yang lebih baik, jalanku bertemu dengan para aktivis lainnya yang telah lama mempimpin “reformasi penyebab diskriminasi dan keadilan untuk semua (kelompok feminis)”.
Suatu hari, aku menemukan sebuah buku yang stereotip negatif di Barat -Kitab suci Al Qur’an- . Awalnya aku tertarik dengan gaya dan pendekatan Al Qur’an, dan kemudian tertarik oleh prospek pada ekistensi, kehidupan, penciptaan, dan hubungan antara Sang Pencipta dan ciptaan-Nya. Aku menemukan Al Qur’an menjadi alamat wawasan untuk hati dan jiwa tanpa perlu seorang penerjemah atau pendeta. Akhirnya aku menyentuh momentum kebenaran: penemuan baruku, pemenuhan diri, aktivisme tidak ada apa-apanya dari menghargai sebuah keimanan yang dinamai Islam, dimana aku dapat hidup di dalam damai sebagai muslim yang fungsional.
Aku membeli sebuah gaun panjang yang indah (abaya) dan penutup kepala (kerdung) menyerupai kode/simbol berpakaian muslimah dan aku berjalan menyusuri jalan dan lingkungan yang sama dimana beberapa hari sebelumnya aku berjalan dengan celana pendek, bikini, atau pakaian bisnis “elegan” Barat. Meskipun orang-orang, wajah-wajah, dan semua toko sama, hal itu sangat berbeda, aku tidak merasa sedamai menjadi seorang wanita yang saya alami untuk pertama kalinya itu. Aku merasa seolah-olah rantai telah rusak dan akhirnya aku bebas. Aku sangat senang dengan penampilan baruku, heran dengan wajah orang-orang (memandang) seperti pemburu melihat mangsanya. Tiba-tiba beban berat dipundakku terangkat. Aku tidak lagi menghabiskan waktuku untuk berbelanja, mengurus rambutku, dan bekerja. Akhirnya, aku bebas!.
Dari semua tempat, saya menemukan Islam saya di jantung apa yang disebut “tempat paling keji di bumi”.
Disaat puas dengan Jilbab, aku menjadi penasaran tentang Niqab, melihat meningkatknya jumlah muslimah memakainya. Aku bertanya kepada suamiku yang Islam-yang aku nikahi setelah aku berpindah ke Islam-apakah aku harus memakai Niqab atau hanya memakai Jilbab yang telah aku pakai. Suamiku hanya menasehatiku bahwa dia meyakini Jilbab adalah wajib sementara Niqab tidak.
Pada saat itu, Jilbabku menutupi semua rambut kecuali wajahku, dan gaun hitam panjang yang dikenal “Abaya” yang menutupi seluruh badanku dari leher hingga kaki.
Setahun setengah berlalu, dan aku mengatakan kepada suamiku, aku ingin memakai Niqab. Alasanku, saat ini adalah aku merasa itu akan membuat Allah Sang Pencipta lebih ridho, meningkatkan perasaan damai karena menjadi lebih sederhana. Dia mendukung keputusanku dan mengajakku untuk membeli “Isdaal”, sebuah gaun hitam panjang yang menutupi tubuh dari kepala hingga kaki, dan Niqab, yang menutupi seluruh kepalaku dan wajahku kecuali mataku.
Tak lama kemudian, berita pelanggaran tentang politisi, pendeta Vatikan, para liberal, dan yang menyebut diri para aktivis “hak asasi manusia” dan “kebebasan” mengutuk Jilbab dan Niqab sebagai tekanan bagi perempuan, hambatan bagi integrasi sosial, dan baru-baru ini, seorang pejabat Mesir mengatakan itu “adalah tanda keterbelakangan”.
Aku merasa ini adalah sebuah kemunafikan terang-terangan ketika pemerintah Barat dan yang menyebut diri kelompok “hak asasi manusia” tergesa-gesa membela “hak-hak wanita” ketika beberapa pemerintahan memberlakukan kode pakaian tertentu terhadap wanita, seperti “para pejuang kebebasan” melihat ke arah lain ketika para wanita dirampas hak-hak mereka, (seperti) pekerjaan dan pendidikan hanya karena mereka memilih hak mereka untuk mengenakan Niqab atau Jilbab. Saat ini, para wanita berjilbab atau yang mengenakan Niqab meningkat dilarang dari pekerjaan dan pendidikan tidak hanya dibawah rezim totaliter seperti Tunisia, Maroko, Mesir, tetapi juga “demokrasi” Barat seperti Prancis, Belanda, dan Inggris.
Hari ini, aku masih seorang “feminis”, tetapi seorang “feminis muslim” yang menyeru para muslimah untuk memikul tanggungjawab mereka dalam memberikan semua dukungan yang mereka bisa untuk suami mereka untuk menjadi seorang muslim yang baik. Untuk membesarkan anak-anak mereka sebagai muslim yang lurus sehingga semoga mereka menjadi cahaya untuk semua ummat manusia, untuk memerintahkan kebaikan dan melarang keburukan (dakwah). Untuk berbicara kebenaran dan untuk berbicara melawan semua penyakit, untuk memperjuangkan hak-hak kami (muslimah) untuk memakai Niqab atau Jilbab dan untuk mencari ridho Allah Sang Pecipta kita dengan cara apapun yang kita pilih. Tetapi sama pentingnya membawa pengalaman kita dengan Niqab atau Jilbab untuk sesama perempuan yang mungkin tidak pernah memiliki kesempatan untuk memahami bagaimana memakai Niqab atau Jilbab berarti untuk kita dan mengapa kita begitu mahal, dan mendukungnya.
Setuju atau tidak, para wanita (saat ini) dibombardir dengan (propaganda -red) gaya “pakaian ‘sedikit’ tidak apa-apa” hampir di setiap sarana komunikasi di dunia. Sebagai mantan non-Muslim, aku bersikeras untuk hak-hak perempuan untuk sama-sama mengetahui tentang hijab, ini adalah kebajikan, dan kedamaian dan kebahagiaan, membawa kehidupan seorang perempuan seperti yang terjadi denganku. Kemarin, bikini adalah simbol dari “kebebasan” ku, ketika pada kenyataannya itu hanya membebaskan ku dari spiritualitas dan nilai-nilai kebenaran sebagai manusia yang terhormat.
Aku tidak dapat hidup lebih bahagia untuk melepaskan bikini ku di pantai Selatan dan gaya hidup glamor Barat untuk hidup di dalam kedamaian dengan Pencipta ku dan menikmati hidup diantara sesame manusia sebagai seorang yang berharga. Ini mengapa aku memilih Niqab, dan mengapa aku akan mati-matian membela hak asasi ku untuk memakainya. Hari ini, Niqab adalah simbol baru untuk kebebasan wanita!.
Untuk para wanita yang menyerah kepada stereotip buruk melawan kesopanan Islam, Hijab, aku katakan: kalian tidak tahu apa yang kalian telah kehilangan!.
Sara Bokker
Sara Bokker adalah mantan artis/model/instruktur fitness dan aktivis feminis yang telah masuk Islam. Saat ini, Sara adalah direktur Komunikasi pada “The March For Justice”, assisten pendiri “The Global Sisters Network” dan produser terkenal “The Global Sisters Network”.
(siraaj/arrahmah.com)malaikat kecilhttp://www.blogger.com/profile/10680546762948985372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8449443110366127414.post-75831595360355786942011-10-29T01:22:00.000-07:002011-10-29T01:22:17.607-07:00letih,,Alunan melodi yang kupunya<br />
sengaja ku singgahkan dalam permadani rindumu<br />
walaupun melodi – melodi itu tak kau dengar saat aku melantumkannya,,<br />
tapi tetap ku persembahkan untukmu<br />
walau kau tak pernah hiraukan alunan rindu ini,,<br />
api aku tetap alunkan untukmu<br />
***<br />
Semakin hari kau tak pernah menoleh album rinduku<br />
Kau tak pernah mendengar syair hatiku<br />
Aku bahkan seperti tak ada dimatamu<br />
Seakan semua yang ku persembahkan tak pernah kau hiraukan<br />
Aku yang memikirkanmu<br />
Walau kau tak pernah fikirkanku<br />
***<br />
Baiklah……..<br />
Akan ku coba pergi dari hatimu..<br />
Kucoba bergegas dari ruang hidupmu<br />
Dan saat aku berhasil keluar dari cerita cintamu,<br />
Dan telah menemukan pujaan baru<br />
***<br />
Namun akhirnya kau datang menghampiriku..<br />
Kau berlari mengejar rinduku..<br />
Kau terjatuh dalam telaga rinduku..<br />
Kau tertancapkan oleh besarnya egomu..<br />
***<br />
Lalu,,,<br />
Bagaimana dengan perasaanku ??<br />
Bagaimana dengan perasaannya??<br />
***<br />
Sementara aku sudah letih menantimu..<br />
Aku sudah lelah mengharapmu..<br />
Cintamu datang terlambat<br />
Sekarang aku tengah berada di antara kalian..<br />
Aku,,kau,,dan dia…..<br />
*****malaikat kecilhttp://www.blogger.com/profile/10680546762948985372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8449443110366127414.post-91230676624838242432011-10-29T01:20:00.000-07:002011-10-29T01:20:51.850-07:00"Buat aku jatuh cinta padamu"Wahai kau yang akan menjadi mahramku......
ku hanya ingin mencintaimu karena illahku
bukan sekedar nafsu...
tapi karena perintah Rabbku
tak hanya bermodalkan ketampananmu
tapi karena akhlakmu..
Wahai kau yang akan menjadi imamku....
buat aku jatuh cinta padamu
Dari ujung dhuha hingga ufuk senja
dengan melabuhkan cinta karena-Nya
Wahai kau yang akan menemaniku
buat aku jatuh cinta padamu......
dengan semangat juang yang tak pernah pudar
seiring bergantinya hari masih terus berputar
meski cobaan datang silih berganti
Wahai aku yang akan menjadi menjadi separuh jiwaku....
buat aku jatuh cinta padamu...
dengan teguhnya ayat suci
yang terus mengisi relung hati
bernada nafas yang baunya melebihi kasturi
buat aku jatuh cinta padamu...
wahai kau yang ku rindukan......
buat aku jatuh cinta padamu
dengan berpaling dari cinta yang lain
yang tak direstui ilahi
dengan menguatkan cintamu pada-Nya
melebihi cintamu padaku..
wahai kau yang disana..
buat aku jatuh cinta padamu
dengan menuntunku menujuNya....malaikat kecilhttp://www.blogger.com/profile/10680546762948985372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8449443110366127414.post-10878903153515426292011-10-29T01:08:00.000-07:002011-10-29T01:08:23.020-07:00"Cinta menuju-Mu"Apakah aku jatuh cinta ?
Diakah yang layak untukku ?
untuk ku jadikan teman menggapai syurga-Mu..
jika bukan dia takdirku,
kumohon jangan uraikan panjang pertemuan ini
tapi jika dia memang untukku,
izinkan aku mencintainua karena-Mu..
***
Bukan hanya sedekah untukku
tapi anugrah yang ku tunggu
bukan karena inginku
apalagi nafsu jiwaku
tapi karena Rabbku...
***
yang ku mau hanya cinta dunia akhirat
bukan cinta yang sesat
ku hana ingin cinta yang bisa membawaku menuju syurga-Mu.....
***malaikat kecilhttp://www.blogger.com/profile/10680546762948985372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8449443110366127414.post-32030166433529275902011-10-29T00:57:00.001-07:002011-10-29T01:02:42.048-07:00"Sepotong Cinta Klasik"Andai kau datang untukku disini
takkan mungkin ku sambut dengan tangan kiri
karena kau hanya pantas bertahta dihati....
**
Dari musin gugur hingga semi
kau tetap menjadi putri
yang pernah kubawa lari dari istana raja
**
Ku telusuri panjangnya Nil
hanya membawa secangkir cinta klasik
hingga ujung sydney
ku berbekal sepotong cinta klasik
hanya untuk mu yang tak pernah terusik...
**malaikat kecilhttp://www.blogger.com/profile/10680546762948985372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8449443110366127414.post-50249773403415060092011-10-29T00:56:00.000-07:002011-10-29T00:56:12.125-07:00"Puisi Untuk Liendy"Ketika kau mengeluh...
jantungku terhenti
hatiku merinti
jiwaku seakan mati
**
ketika kau meraung kesakitan..
ku berdiri ditengah teriknya mentari
ku berlari mengadu pada illahi
ku adukan semua tentang deritamu
berharap Allah mencabut sakit yang tak tertahankan lagi
**
ketika kau menangis
dan katakan "aku sampai disini"
terasa duniaku menggelap
ingin ku tukar jiwa ini
untuk dirimu yang sedang merinti
karena ku ingin berteman denganmu lebih lama lagi
***
#terkhusus untuk kau yang sedang menanti mati
:')malaikat kecilhttp://www.blogger.com/profile/10680546762948985372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8449443110366127414.post-89850615571186707872011-10-27T06:55:00.001-07:002011-10-27T06:55:57.516-07:00“Penantianku”Aku seperti daun kering yang selalu menanti hadirmu
Gugur dimusim semi
Kering digurun tandus
Layu tak ada yang tahu
***
Aku seperti daun kering yang layu
Dibakar oleh panasnya lentera ungu
Kering kerontang tanpa sang bayu
satu per satu aku mulai gugur menyerah oleh waktu
begitukah aku menantimu ??malaikat kecilhttp://www.blogger.com/profile/10680546762948985372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8449443110366127414.post-77871675855541239552011-10-27T06:41:00.000-07:002011-10-27T06:42:02.139-07:00“Untukmu yang Ku rindu”Saat kesendirian berada disini
Masih ada kisah yang ingin ku goreskan dengan tinta rindu
Pada album hati yang hampir mati..
***
Ku coba merangkai seikat demi seikat kata
Ku coba tumbuhkan sebulir demi sebulir harap agar aku bersamamu..
Sehelai tarikan nafas hadir dengan tarian pena
Ku coba membalas senyum manismu
M emandang langit terang bertabur bintang
***
Puisi ini hanya untukmu yang ku rindu…..
Walaupun kau tak merindu
Walaupun kau tak mengingatku
Namun selama jari ini masih tegar mencengkram pena
Selama itu pula ku tumpakan tinta kasih dalam album rinduku..
***
Lalu……….
Kutitipkan pada rintik hujan
Agar kau dapat rasakan rindu lewat rintiknya
Ku titipkan pada hembusan angin
Agar kau bisa rasakan rindu lewat hilirnya
Ku titipkan pada bintang
Agar kau bisa raakan rindu lewat kerlipnya
Rindu yang begitu lembut menyapamu disela-sela awan yang hampir hilang
Dibalik duka yang diterpa suka
Terlantum salam rindu dari lubuk kalbu……
***
Namun…..
Jika ku tak menulis puisi rindu lagi untukmu
Jangan brsedih…
Jangan menangis…
Jangan merindukanku…
Apalagi mencariku…
***
Mungkin saat itu aku telah pergi
Berlari bersama rindu ini..
Mungkin saat itu aku sudah mati
Mati membawa sakitnya merindu..
***malaikat kecilhttp://www.blogger.com/profile/10680546762948985372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8449443110366127414.post-11778057863323311942011-06-03T02:32:00.000-07:002011-06-03T02:32:00.495-07:00**seandainya MAUT itu dihadapanku**aku berdiri disenja senyap..<br />
ingin ku bersujud pada-Mu namun raga tak sanggup..<br />
ingin ku panggil nama-Mu dengan Asma yang mulia itu, tapi mulut mulai membungkam<br />
...<br />
aku hanya bisa menangis saat waktu isya sampai sepertiga malam<br />
menangisi dosa-dosa dimasa lalu, belum lagi dosa dimasa yang akan datang..<br />
aku meringkuk di peraduanku<br />
..<br />
mata yang mulai pudar,,<br />
mulut yang mulai bungkam,,<br />
raga yang mulai kaku,,<br />
telinga yang di bayangi oleh suara pertanggung jawaban,,<br />
subhanalloh......................<br />
<br />
ku bayangkan saat israil menemui ku ,,<br />
saat dia mencabut nyawaku,,<br />
taak ada yang mendengar jeritanku,,<br />
<br />
ku bayangkan ketika israil mennjalankan perintah illahi<br />
dan ia mencabut nyawaku tepat nya di ujung dhuha..<br />
<br />
maka,,<br />
ku mohon pada-Mu ya Rob..<br />
ijinkan aku melaksanakan dhuha untuk yang terakhir kalinya<br />
:"(<br />
setelah ku akhiri dhuha itu dengan sujud pada-Mu,,<br />
lalu..<br />
israil membujukku dan perlahan mencabut nyawaku..<br />
ketika nyawa melayang.................<br />
"inna lillahi wa inna ilaihi rodziuuun............"<br />
<br />
kini hamba pendosa telah kembali kepangkuan-Mu..<br />
isak tangis sanak saudara tak menjadi teman lagii<br />
seandainya mereka melihat jiwaa yg telah melayang ini,,<br />
tapii itu sungguh tak mungkin..<br />
sebab kita telah berada dialam yang berbedaa..<br />
dan,,aku hanya bisa melihat tangis dari mata mereka<br />
<br />
##mengingat kematian juga menambah iman :))malaikat kecilhttp://www.blogger.com/profile/10680546762948985372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8449443110366127414.post-41385182108505468912011-05-22T07:46:00.000-07:002011-05-22T07:46:41.591-07:00**<br />
jika suatu saat kau merasakan sakit didalam dadamu,,<br />
mungkin itu terjadi karena ada duri yang tertancap menusuk hatimu..<br />
**<br />
jika kau tak bisa melihat duri itu dengan mata,,<br />
maka jadikanlah al-qur'an sebagai penerangmu..<br />
dan berdo'a lah agar Allah menuntun tanganmu,,dan langkahmu..<br />
**'<br />
jika telah kau temukan,,<br />
maka cabutlah duri itu dengan sekuat tenagamu..<br />
dan tambal lukanya dengan azzam yang kokoh..<br />
**<br />
hanya ada satu jalan yaitu jalan yang menuju Allah..<br />
***<br />
tapakilah dengan bangga !<br />
karena sesungguhnya kita adalah orang-orang yang dipercaya Allah untuk berjalan di jalan-Nya itu..<br />
dan,,bersabarlah jika kau lelah dengan perjalanan ini<br />
****<br />
karena yang ada dijalan ini bukanlah tentang apa yang kita inginkan <br />
tapi apa yang Allah ingin kita lakukan..<br />
**<br />
aku berdo'a semoga disetiap butiran keringatmu menjadi mutiara di syurga-Nya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuGtxfQsKLQj7f2KeTjreGdZau9z5F2GhDHKeHwH6pNhlgtXeWLWA1bR6lAFs5EgonktRw43iKCj2l1-aLV2HZ1NqDPPtcVdL60oon47oOj9YDB3WeJ7bdSJaKPTBJvtLgMp1TWwlez1Yi/s1600/photofacefun_com_G05HOPG6P.jpg" imageanchor="1" style="clear:right; float:right; margin-left:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="134" width="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuGtxfQsKLQj7f2KeTjreGdZau9z5F2GhDHKeHwH6pNhlgtXeWLWA1bR6lAFs5EgonktRw43iKCj2l1-aLV2HZ1NqDPPtcVdL60oon47oOj9YDB3WeJ7bdSJaKPTBJvtLgMp1TWwlez1Yi/s200/photofacefun_com_G05HOPG6P.jpg" /></a></div><br />
Allah kelakk..AAMIIN............<br />
**malaikat kecilhttp://www.blogger.com/profile/10680546762948985372noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8449443110366127414.post-19762969175324643062011-04-04T07:28:00.000-07:002011-04-04T07:28:20.508-07:00Nabi Yusuf asNabi Yusuf adalah putera ke tujuh daripada dua belas putera-puteri Nabi Ya’qub. Ia dengan adiknya yang bernama Benyamin adalah beribukan Rahil, saudara sepupu Nabi Ya’qub. Ia dikurniakan Allah rupa yang bagus, paras tampan dan tubuh yang tegap yang menjadikan idaman setiap wanita dan kenangan gadis-gadis remaja. Ia adalah anak yang dimanjakan oleh ayahnya, lebih disayang dan dicintai dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain, terutamanya setelah ditinggalkan iaitu wafatnya ibu kandungnya Rahil semasa ia masih berusia dua belas tahun.<br />
<br />
Perlakuan yang diskriminatif dari Nabi Ya’qub terhadap anak-anaknya telah menimbulkan rasa iri-hati dan dengki di antara saudara-saudara Yusuf yang lain, yang merasakan bahawa mereka dianak-tirikan oleh ayahnya yang tidak adil sesama anak, memanjakan Yusuf lebih daripada yang lain.<br />
Rasa jengkel mereka terhadap kepada ayahnya dan iri-hati terhadap Yusuf membangkitkan rasa setia kawan antara saudara-saudara Yusuf, persatuan dan rasa persaudaraan yang akrab di antara mereka.<br />
<br />
Saudara-saudara Yusuf mengadakan pertemuan<br />
<br />
Dalam pertemuan rahsia yang mrk adakan untuk merundingkan nasib yang mrk alami dan mengatur aksi yang harus mrk lakukan bagi menyedarkan ayahnya, menuntut perlakuan yang adil dan saksama, berkata salah seorang drp mrk:” Tidakkah kamu merasakan bahawa perlakuan terhadap kita sebagai anak-anaknya tidak adil dan berat sebelah? Ia memanjakan Yusuf dan menyintai serta menyayangi lebih daripada kita, seolah-olah Yusuf dan Benyamin sahajalah anak-anak kandungnya dan kita anak-anak tirinya , padahal kita adalah lebih tua dan lebih cekap daripada mereka berdua serta kitalah yang selalu mendampingi ayah,mengurus segala keperluannya dan keperluan rumahtanggannya. Kita merasa hairan mengapa hanya Yusuf dan Benyamin sahaja yang menjadi keistimewaan disisi ayah. Apakah ibunya lebih dekat kepada hati ayah berbanding dengan ibu kita? Jika memang itu alasannya ,maka apakah salah kita? Bahawa kita lahir daripada ibu yang mendapat tempat kedua di hati ayah ataukah paras Yusuf yang lebih tampan dan lebih cekap drp paras dan wajah kita yang memang sudah demikian diciptakan oleh Tuhan dan sesekali bukan kehendak atau hasil usaha kita? Kita amat sesalkan atas perlakuan dan tindakan ayah yang sesal dan keliru ini serta harus melakukan sesuatu untuk mengakhiri keadaan yang pincang serta menjengkelkan hati kami semua.”<br />
<br />
Seorang saudara lain berkata menyambung:” Soal cinta atau benci simpati atau antipati adalah soal hati yang tumbuh laksana jari-jari kita, tidak dapat ditanyakan mengapa yang satu lebih rebdah dari yang lain dan mengapa ibu jari lebih besar dari jari kelingking. Yang kita sesalkan ialah bahwa ayah kita tidak dpt mengawal rasa cintanya yang berlebih-lebihan kepada Yusuf dan Benyamin sehingga menyebabkannya berlaku tidak adil terhadap kami semua selaku sesama anak kandungnya. Keadaan yang pincang dalam hubungan kita dengan ayah tidak akan hilang, jika penyebab utamanya tidak kita hilangkan. Dan sebagaimana kamu ketahui bahwa penyebab utamanya dari keadaan yang menjengkel hati ini ialah adanya Yusuf di tengah-tengah kita. Dia adalah penghalang bagi kita untuk dpt menerobos ke dalam lubuk hati ayah kita dan dia merupakan dinding tebal yang memisahkan kita dari ayah kita yang sangat kita cintai. Maka jalan satu-satunya untuk mengakhiri kerisauan kita ini ialah dengan melenyapkannya dari tengah-tengah kita dan melemparkannya jauh-jauh dari pergaulan ayah dan keluarga kita. Kita harus membunuh dengan tangan kita sendiri atau mengasingkannya di suatu tempat di mana terdpt binatang-binatang buas yang akan melahapnya sebagai mangsa yang empuk dan lazat. Dan kita tidak perlu meragukan lagi bahwa bila Yusuf sudah lenyap dari mata dan pergaulan ayah , ia akan kembali menyintai dan menyayangi kita sebagai anak-anaknya yang patut mendapat perlakuan adil dan saksama dari ayah dan suasana rumahtangga akan kembali menjadi rukun, tenang dan damai, tiada sesuatu yang merisaukan hati dan menyesakkan dada.”<br />
<br />
Berkata Yahudza, putera keempat dari Nabi Ya’qub dan yang paling cekap dan bijaksana di antara sesama saudaranya:” Kita semuanya adalah putera-putera Ya’qub pesuruh Allah dan anak dari Nabi Ibrahim, pesuruh dan kekasih Allah. Kami semua adalah orang-orang yang beragama dan berakal waras. Membunuh adalah sesuatu perbuatan yang dilarang oleh agama dan tidak diterima oleh akal yang sihat, apa lagi yang kami bunuh itu atau serahkan jiwanya kepada binatang buas itu adalah saudara kita sendiri , sekandung, sedarah , sedaging yang tidak berdosa dan tidak pula pernah melakukan hal-hal yang menyakitkan hati atau menyentuh perasaan. Dan bahwa ia lebih dicntai dan disayangi oleh ayah, itu adalah suatu yang berada di luar kekuasaannya dan sesekali tidak dpt ditimpakan dosanya kepadanya. Maka menurut fikiran saya kata Yahudza melanjutkan bahasnya ialah dengan jalan yang terbaik untuk melenyapkan Yusuf ialah melemparkannya ke dalam sebuah perigi yang kering yang terletak di sebuah persimpangan jalan tempat kafilah-kafilah dan para musafir berhenti beristirehat memberi makan dan minum kepada binatang-binatang kenderaannya. Dengan cara demikian terdpt kemungkinan bahwa salah seorang daripada musafir itu menemukan Yusuf, mengangkatnya dari dalam perigi dan membawanya jauh-jauh sebagai anak pungut atau sebagai hamba sahaya yang akan diperjual-belikan .Dengan cara aku kemukakan ini ,kami telah dapat mencapai tujuan kami tanpa melakukan pembunuhan dan merenggut nyawa adik kami yang tidak berdosa.”<br />
<br />
Fikiran dan cadangan yang dikemuka oleh Yahudza itu mendapat sambutan baik dan disetujui bulat oleh saudara-saudaranya yang lain dan akan melaksanakannya pada waktu dan kesempatan yang tepat. Pertemuan secara rahsia itu bersurai dengan janji dari masing-masing saudara hadir, akan menutup mulut dan merahsiakan rancangan jahat ini seketat-ketatnya agar tidak bocor dan tidak didengar oleh ayah mereka sebelum pelaksanaannya. <br />
<br />
Nabi Yusuf bermimpi<br />
<br />
Pada malam di mana para saudaranya mengadakan pertemuan sulit yang mana untuk merancangkan muslihat dan rancangan jahat terhadap diri adiknya yang ketika itu Nabi Yusuf sedang tidur nyenyak , mengawang di alam mimpi yang sedap dan mengasyikkan ,tidak mengetahui apa yang oleh takdir di rencanakan atas dirinya dan tidak terbayang olehnya bahwa penderitaan yang akan dialaminya adalah akibat dari perbuatan saudara-saudara kandungnya sendiri, yang diilhamkan oleh sifat-sifat cemburu, iri hati dan dengki.<br />
<br />
Pd mlm yang nahas itu Nabi Yusuf melihat dalam mimpinya seakan-akan sebelas bintang, matahari dan bulan yang berada di langit turun dan sujud di depannya. Terburu-buru setelah bangun dari tidurnya, ia datang menghampiri ayahnya , menceritakan kepadanya apa yang ia lihat dan alami dalam mimpi.<br />
Tanda gembira segera tampak pada wajah Ya’qub yang berseri-seri ketika mendengar cerita mimpi Yusuf, puteranya. Ia berkata kepada puteranya:” Wahai anakku! Mimpimu adalah mimpi yang berisi dan bukan mimpi yang kosong. Mimpimu memberikan tanda yang membenarkan firasatku pada dirimu, bahwa engkau dikurniakan oleh Allah kemuliaan ,ilmu dan kenikmatan hidup yang mewah.Mimpimu adalah suatu berita gembira dari Allah kepadamu bahwa hari depanmu adalah hari depan yang cerah penuh kebahagiaan, kebesaran dan kenikmatan yang berlimpah-limpah.Akan tetapi engkau harus berhati-hati, wahai anakku ,janganlah engkau ceritakan mimpimu itu kepada saudaramu yang aku tahu mereka tidak menaruh cinta kasih kepadamu, bahkan mereka mengiri kepadamu karena kedudukkan yang aku berikan kepadamu dan kepada adikmu Benyamin. Mrk selalu berbisik-bisik jika membicarakan halmu dan selalu menyindir-nyindir dalam percakapan mrk tentang kamu berdua. Aku khuatir, kalau engkau ceritakan kepada mrk kisah mimpimu akan makin meluaplah rasa dengki dan iri-hati mereka terhadapmu dan bahkan tidak mungkin bahwa mereka akan merancang perbuatan jahat terhadapmu yang akan membinasakan engkau. Dan dalam keadaan demikian syaitan tidak akan tinggal diam, tetapi akan makin mambakar semangat jahat mereka dan mengorbankan rasa dengki dan iri hati yang bersemayam dalam dada mrk. Maka berhati-hatilah, hai anakku, jangan sampai cerita mimpimu ini bocor dan didengar oleh mereka.” <br />
<br />
Isi cerita tersebut di atas terdapat dalam Al_Quran ,dalam surah “Yusuf” ayat 4 sehingga ayat 10 yang berbunyi sebagai berikut:<br />
Maksudnya:” {Ingatlah} ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas buah bintang, matahari dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku”. 5. Ayahnya berkata: “Hai anakku ,jgnlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudar-saudaramu, maka mrk membuat muslihat {utk membinasakanmu} .Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” 6. Dan demikianlah Tuhanmu memilih kamu {utk menjadi Nabi} dan diajarkannya kepada kamu sebahagian dari takdir mimpi-mimpi dan disempurnakannya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya’qub sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmatnya kepada dua orang bapamu sebelum itu, {iaitu} Ibrahim dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. 7. Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada {kisah} Yusuf dan saudara-saudaranya bagi orang yang bertanya. 8. {Iaitu} ketika mereka berkata: “Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya {Benyamin} lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita {ini} adalah satu golongan {yang kuat} .Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata.” 9. Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah {yang tidak dikenal} supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik.” 10. Seorang daripada mrk berkata: “Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah ia ke dalam perigi, supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir jika kamu hendak berbuat.” { Yusuf :4 ~ 10 }<br />
<br />
Yusuf dimasukan kedalam perigi<br />
<br />
Pada esok harinya setelah semalam suntuk saudara kandung Yusuf bertemu berundingkan siasat dan merancangkan penyingkiran adiknya yang merupakan saingan yang berat dalam merebut hati si ayah, datanglah mereka menghadapi Nabi Ya’qub ayahnya meminta izin membawa Yusuf berekreasi bersama mereka di luar kota. Berkata juru cakap mrk kepada si ayah: ” Wahai ayah yang kami cintai! Kami berhajat berekreasi dan berkelah di luar kota beramai-ramai dan ingin sekali bahawa adik kami Yusuf turut serta dan tidak ketinggalan , menikmati udara yang cerah di bawah langit biru yang bersih. Kami akan bawa bekal makanan dan minuman yang cukup untuk santapan kami selama sehari berada di luar kota untuk bersuka ria dan bersenang-senang ,menghibur hati yang lara dan melapangkan dada yang sesak, seraya mempertebal rasa persaudaraan dan semangat kerukunan di antara sesama saudara.”<br />
<br />
Berkata Ya’qub kepada putera-puteranya: ” Sesungguhnya akan sangat merungsingkan fikiranku bila Yusuf berada jauh dari jangkauan mataku ,apalagi akan turut serta bersamamu keluar kota ,di lapangan terbuka, yang menurut pendengaranku banyak binatang buas seperti serigala yang banyak berkeliaran di sana .Aku khuatir bahwa kamu akan lengah menjaganya ,karena kesibukan kamu bermain-main sendiri sehinggakan menjadikannya mangsa bagi binatang-binatang buas itu. Alangkah sedihnya aku bila hal itu terjadi. Kamu mengetahui betapa sayangnya aku kepada Yusuf yang telah ditingglkan oleh ibunya.”<br />
<br />
Putera-puteranya menjawab:” Wahai ayah kami! Maskan masuk di akal, bahwa Yusuf akan diterkam oleh serigala atau lain binatang buas di depan mata kami sekumpulan ini? Padahal tidak ada di antara kami yang bertubuh lemah atau berhati penakut. Kami sanggup menolak segala gangguan atau serangan dari mana pun datangnya, apakah itu binatang buas atau makhluk lain. Kami cukup kuat serta berani dan kami menjaga Yusuf sebaik-baiknya, tidak akan melepaskannya dari pandangan kami walau sekejap pun. Kami akan mempertaruhkan jiwa raga kami semua untuk keselamatannya dan di manakah kami akan menaruh wajah kami bila hal-hal yang mengecewakan ayah mengenai diri Yusuf.”<br />
<br />
Akhirnya Nabi yusuf tidak ada alasan untuk menolak permintaan anak-anaknya membawa Yusuf berekreasi melepaskan Yusuf di tangan saudara-saudaranya yang diketahui mrk tidak menyukainya dan tidak menaruh kasih sayang kepadanya. Ia berkat kepada anak anaknya:” Baiklah jika kamu memang sanggup bertanggungjawab atas keamanan dan keselamtannya sesuai dengan kata-kata kamu ucapkan itu, maka aku izinkan Yusuf menyertaimu, semoga Allah melindunginya bersama kamu sekalian.”<br />
<br />
Pada esok harinya berangkatlah rombongan putera-putera Ya’qub kecuali Benyamin, menuju ke tempat rekreasi atau yang sebenarnya menuju tempat di mana menurut rancangan, Yusuf akan ditinggalkan. Setiba mrk disekitar telaga yang menjadi tujuan , Yusuf segera ditanggalkan pakaiannya dan dicampakkannya di dalam telaga itu tanpa menghiraukan jeritan tangisnya yang sedikit pun tidak mengubah hati abang-abangnya yang sudah kehilangan rasa cinta kepada adik yang tidak berdosa itu. Hati mereka menjadi lega dan dada mrk menjadi lapang karena rancangan busuknya telah berhasil dilaksanakan dan dengan demikian akan terbukalah Hati Ya’qub seluas-luasnya bagi mrk, dan kalaupun tindakan mrk itu akan menyedihkan ayahnya ,maka lama-kelamaan akan hilanglah kesedihan itu bila mrk pandai menghiburnya untuk melupakan dan melenyapkan bayangan Ysuf dari ingatan ayahnya.<br />
<br />
Pada petang hari pulanglah mrk kembali ke rumah tanpa Yusuf yang di tinggalkan seorang diri di dasar tegala yang gelap itu, dengan membawa serta pakaiannya setelah disirami darah seorang kelinci yang sengaja dipotong untuk keperluan itu , mrk mengadap Nabi Ya’qub seraya menangis mencucurkan airmata dan bersandiwara seakan-akan dan susah hati berkatalah mrk kepada ayahnya:” Wahai ayah! Alangkah sial dan nahasnya hari ini bagi kami ,bahwa kekhuatiran yang ayah kemukakan kepada kami tentang Yusuf kepada kami telah pun terjadi dan menjadi kenyataan bahwa firasat ayah yang tajam itu tidak meleset. Yusuf telah diterkam oleh seekor serigala dikala kami bermain lumba lari dan meninggalkan Yusuf seorang diri menjaga pakaian. Kami cukup hati-hati menjaga adik kami sesuai dengan pesanan ayah, namun karena menurut pengamatan kami pada saat itu, tidak ada tanda-tanda atau jejak binatang-binatang buas disekitar tempat kami bermain, kami sesekali tidak melihat adanya bahaya dengan meninggalkan Yusuf sendirian menjaga pakaian kami yang tidak dari tempat kami bermain bahkan masih terjangkau oleh pandangan mata kami. Akan tetapi serigala yang rupanya sudah mengintai adik kami Yusuf itu, bertindak begitu cepat menggunakan kesempatan lengahnya kami, waktu bermain sehingga tidak keburu kami menolong menyelamatkan jiwa adik kami yang sangat kami sayangi dan cintai itu. Oh ayah! Kami sangat sesalkan diri kami yang telah gagal menempati janji dan kesanggupan kami kepada ayah ketika kami minta izin mambawa Yusuf, namun apa yang hendak dikatakan bila takdir memang menghendaki yang demikian. Inilah pakaian Yusuf yang berlumuran dengan darah sebagai bukti kebenaran kami ini, walau pun kami merasakan bahawa ayah tidak akan mempercayai kami sekalipun kami berkata yang benar.”<br />
<br />
Nabi Ya’qub yang sudah memperolehi firasat tentang apa yang akan terjadi keatas diri Yusuf putera kesayangannya dan mengetahui bagaimana sikap abang-abangnya terhadap Yusuf adiknya, tidak dapat berbuat apa-apa selain berpasrah kepada takdir Illahi dan seraya menekan rasa sedih, cemas dan marah yang sedang bergelora di dalam dadanya, berkatalah beliau kepada putera-puteranya:” Kamu telah memperturutkan hawa nafsumu dan mengikut apa yang dirancangkan oleh syaitan kepadamu. Kamu telah melakukan suatu perbuatan yang akan kamu akan rasa sendiri akibatnya kelak jika sudah terbuka tabir asapnya yang patut dimintai pertolong-Nya dalam segala hal dan peristiwa. <br />
<br />
Isi cerita ini telah dapat dibacakan didalam Al-Quran pada surah “Yusuf” ayat 11 sehingga 18 sebagai berikut:<br />
<br />
” 11. Mereka berkata : “Wahai ayah kami! apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf ,padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingini kebaikan baginya.” 12. Biarkan lah ia pergi bersama kami besok, agak dia {dapat} bersenang-senang dan {dapat} bermain-main dan sesungguhnya kami pasti menjaganya.” 13. Berkata Ya’qub:” Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkan dan aku khuatir kalau-kalau dia dimakan serigala sedang kamu lengah daripadanya.” 14. Mereka berkata: ” Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami adalah golongan {yang kuat} ,sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang rugi.” 15. Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dalam telaga {lalu mereka masukkan dia} dan {di waktu dia sudah dalam telaga }Kami wahyukan kepada {Yusuf}:” Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tidak ingat lagi. 16. Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di petang hari sambil menangis. 17. Mereka berkata: “Wahai ayah kami! Sesungguhnya kami pergi berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala dan kamu sesekali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar.” 18. Mereka datang membawa baju kemejanya {yang berlumuran} dengan darah palsu. Ya’qub berkata:” Sebenarnya diri kamu sendirilah yang memandang baik perbuatan {yang buruk} itu maka kesabaran yang baik itulah {kesabaran}. Dan Allah sajalah yang dimohon perlindungannya terhadap apa yang kamu ceritakan.”<br />
<br />
Yusuf dijual-beli sebagai hamba sahaya<br />
<br />
Yusuf sedang berada di dalam perigi itu seorang diri, diliputi oleh kegelapan dan kesunyian yang mencekam. Ia melihat ke atas dan ke bawah ke kanan dan ke kiri memikirkan bagaimana ia dapat mengangkatkan dirinya dari perigi itu , namun ia tidap melihat sesuatu yang dpt menolongnya. IA hanya dapat melihat bayangan tubuhnya dalam air yang cetek di bawah kakinya. Sungguh suatu ujian yang amat berat bagi seorang semuda Yusuf yang masih belum banyak pengalaman nya dalam penghidupan, bah baru pertama kali ia berpisah dari ayahnya yang sangat menyayangi dan memanjakannya. Lebih-lebih terasa beratnya uijian itu ialah karena yang melemparkannya ke dasar telaga itu adalah abang-abangnya sendiri, putera-putera ayahnya.<br />
<br />
Yusuf di samping memikirkan nasibnya yang sedang dialami, serta bagaimana ia menyelamatkan dirinya dari bahaya kelaparan sekiranya ia lama tidak tertolong, ia selalu mengenangkan ayahnya ketika melihat abang-abangnya kembali pulang ke rumah tanpa dirinya bersama mrk.<br />
Tiga hari berselang, sejak Yusuf dilemparkan ke dalam perigi, dan belum nampak tanda-tanda yang memberi harapan baginya dapat keluar dari kurungannya, sedangkan bahaya kelaparan sudah mulai membayangi dan sudah nyaris berputus asa ketika sekonyong-konyong terdengar olehnya suara sayup-sayup, suara aneh yang belum pernah didengarnya sejak ia dilemparkan ke dalam telaga itu. Makin lama makin jelaslah suara-suara itu yang akhirnya terdengar seakan anjing menggonggong suara orang-orang bercakap dan tertawa terbahak-bahak dan suara jejak kaki manusia dan binatang sekitar telaga itu.<br />
<br />
Ternyata apa yang terdengar oleh Yusuf, ialah suara-suara yang timbul oleh sebuah kafilah yang sedang berhenti di sekitar perigi, di mana ia terkurung untuk beristirehat sambil mencari air untuk diminum bagi mrk dan binatang-binatang mrk. alangkah genbiranya Yusuf ketika keetika ia sedang memasang telinganya dan menengar suara ketua kafilah memerintahkan orangnya melepaskan gayung mengambil air dari telaga itu. Sejurus kemudian dilihat oleh Yusuf Sebuah gayung turun ke bawah dan begitu terjangkau oleh tangannya dipeganglah kuat-kuat gayung itu yang kemudian ditarik ke atas oleh sang musafir seraya berteriak mengeluh karena beratnya gayung yang ditarik itu.<br />
<br />
Para musafir yang berada di kafilah itu terperanjat dan takjub ketika melihat bahawa yang memberatkan gayung itu bukannya air, tetapi manusia hidup berparas tampan, bertubuh tegak dan berkulit putih bersih. Mereka berunding apa yang akan diperbuat dengan hamba Allah yang telah diketemukan di dalam dasar perigi itu, dilepaskannya di tempat yang sunyi itu atau dikembalikan kepada keluarganya. Akhirnya bersepakatlah mrk untuk dibawa ke Mesir dan dijual di sana sebagai hamba sahaya dengan harga, yang menurut tafsiran mrk akan mencapai harga yang tinggi, karena tubuhnya yang baik dan parasnya yang tampan.<br />
<br />
Setibanya kafilah itu di Mesir, dibawalah Yusuf di sebuah pasar khusus , di mana manusia diperdagangkan dan diperjual-belikan sebagai barang dagangan atau sebagai binatang-binatang ternakan. Yusuf lalu ditawarkan di depan umum dilelongkan. Dan karena para musafir yang membawanya itu khuatir akan terbuka pertemuan Yusuf maka mereka enggan memepertahankan sampai mencapai harga yang tinggi, tetapi melepaskannya pada tawaran pertama dengan harga yang rendah dan tidak memadai. Padahal seorang seperti nabi Yusuf tidak dapat dinilai dengan wang bahkan dengan emas seisi bumi pun tidak seimbang sebagai manusia yang besar dan makhluk Allah yang agung seperti Nabi Yusuf yang oleh Allah telah digariskan dalam takdirnya bahawa ia akan melaksanakan missi yang suci dan menjalankan peranan yang menentukan dalam pengaulan hidup umat manusia.<br />
<br />
Nabi Yusuf dalam pelelongan itu dibeli oleh keeetua polis Mesir bernama Fathifar sebagai penawar pertama , yang merasa berbahagia memperoleh sorang hamba yang berparas bagus, bertubuh kuat dan air muka yang memberi kesan bahawa dalam manusia yang dibelikan itu terkandung jiwa yang besar, hati suci bersih dan bahawa ia bukanlah dari kualiti manusia yang harus diperjual-belikan.<br />
Kata Fathifar kepada isterinya ketika mengenalkan Yusuf kepadanya:” Inilah hamba yang aku baru beli dari pelelongan. Berilah ia perlakuan dan layanan yang baik kalau-kalau kelak kami akan memperolehi manfaat drpnya dan memungutnya sebagai anak kandung kita. Aku dapat firasat dari paras mukanya dan gerak-gerinya bahawa ia bukanlah dari golongan yang harus diperjual-belikan, bahkan mungkin sekali bahawa ia adalah dari keturunan keluarga yang berkedudukan tinggi dan orang-orang yang beradab.<br />
<br />
Nyonya Fathifar, isteri Ketua Polis Mesir menerima Yusuf di rumahnya, sesuai dengan pesanan suaminya. dilayan sebagai salah seorang daripada anggota keluarganya dan sesekali tidak diperlakukannya sebagai hamba belian. Yusuf pun dapat menyesuaikan diri dengan keadaan rumahtangga Futhifar. Ia melakukan tugas sehari-harinya di rumah dengan penuh semangat dan dengan kejujuran serta disiplin yang tinggi. Segala kewajiban dan tugas yang diperintahkan kepadanya, diurus dengan senang hati seolah-olah dari perintah oleh orang tuanya sendiri. Demikianlah, maka makin lama makin disayanglah akan Yusuf di rumah Ketua Polis Mesir itu sehingga merasa seakan-akan berada di rumah keluarga dan orang tuanya sendiri. <br />
<br />
Tentang isi cerita di atas, dapat dibaca dalam surah “Yusuf” ayat 19 sehingga ayat 21 sebagai berikut: ~<br />
“19. Kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mrk menyuruh seorang mengambil air mereka, maka dia menurunkan timbanya, dia berkata: ” Oh! Khabar gembira, ini seorang anak muda!” Kemudian mrk menyembunyikan dia sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mrk kerjakan. 20. Dan mrk menjual Yusuf dengan harga yang murah, iaitu beberapa dirham shj, dan mrk merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf 21. Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya: ” Berikanlah kepadanya tempat {dan layanan} yang baik, boleh jadi dia bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demekian pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi {Mesir} dan agar kami ajarkan kepadanya takdir mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” {Surah Yusuf : 19 ~ 21}<br />
<br />
Yusuf dalam godaan nyonya Futhifar<br />
<br />
Yusuf hidup tenang dan tenteram di rumah Futhifar, Ketua Polis Mesir, sejak ia menginjakkan kakinya di rumah itu. Ia mendpt kepercayaan penuh dari kedua majikannya, suami-isteri, mengurus rumah-tangga mereka dan melaksanakan perintah dan segala keperluan mrk dengan sesungguh hati, ikhlas dan kejujuran, tiada menuntut upah dan balasan atas segala tenaga dan jerih payah yang dicurahkan untuk kepentingan keluarga. Ia menganggap dirinya di rumah itu bukan sebagai hamba bayaran, tetapi sebagai seorang drp anggota keluarga. demikian pula anggapan majikannya, suami-isteri terhadap dirinya.<br />
<br />
Ketenangan hidup dan kepuasan hati yang diperdpt oleh Yusuf selama ia tinggal di rumah Futhifar, telah mempengaruhi kesihatan dan pertumbuhan tubuhnya. Ia yang telah dikurnai oleh Tuhan kesempurnaan jasmani dengan kehidupan yang senang dan empuk di rumah Futhifar, makin terlihat tambah segar wajahnya, tambah elok parasnya dan tambah tegak tubuhnya, sehingga ia merupakan seorang pemuda remaja yang gagah perkasa yang menggiurkan hati setiap wanita yang melihatnya, tidak terkecuali isteri Futhifar, majikannya sendiri, bahkan bukan tidak mungkin bahwa ia akan menjadi rebutan lelaki, andai kata ia hidup di kota Sadum di tengah-tangah kaum Nabi Luth ketika itu.<br />
<br />
Pengaulan hari-hari di bawah satu atap rumah antara Yusuf pemuda remaja yang gagah perkasa dan Nyonya Futhifar, seorang wanita muda cantik dan ayu, tidak akan terhindar dari risiko terjadinya perbuatan maksiat, bila tidak ada kekuatan iman dan takwa yang menyekat hawa nafsu yang ammarah bissu. Demikian lah akan apa yang terjadi terhadap Yusuf dan isteri Ketua Polis Mesir.<br />
Pada hari-hari pertama Yusuf berada di tengah-tengah keluarga , Nyonya Futhifar tidak menganggapnya dan memperlakukannya lebih dari sebagai pembantu rumah yang cekap, tangkas, giat dan jujur, berakhlak dan berbudi pekerti yang baik. Ia hanya mengagumi sifat-sifat luhurnya itu serta kecekapan dan ketangkasan kerjanya dalam menyelesaikan urusan dan tugas yang pasrahkan kepadanya. Akan tetapi memang rasa cinta itu selalu didahului oleh rasa simpati.<br />
<br />
Simpati dan kekaguman Nyonya Futhifar terhadap cara kerja Yusuf, lama-kelamaan berubah menjadi simpati dan kekaguman terhadap bentuk banda dan paras mukanya. Gerak-geri dan tingkah laku Yusuf diperhatika dari jauh dan diliriknya dengan penuh hati-hati. Bunga api cinta yang masih kecil di dalam hati Nyonya Futhifar terhadap Yusuf makin hari makin membesar dan membara tiap kali ia melihat Yusuf berada dekatnya atau mendengar suaranya dan suara langkah kakinya. Walaupun ia berusaha memandamkan api yang membara di dadanya itu dan hedak menyekat nafsu berahi yang sedang bergelora dalam hatinya, untuk menjaga maruahnya sebagai majikan dan mepertahankan sebagai isteri Ketua Polis, namun ia tidak berupaya menguasai perasaan hati dan hawa nasfunya dengan kekuatan akalnya. Bila ia duduk seorang diri, maka terbayanglah di depan matanya akan paras Yusuf yang elok dan tubuhnya yang bagus dan tetaplah melekat bayangan itu di depan mata dan hatinya, sekalipun ia berusaha untuk menghilangkannya dengan mengalihkan perhatiannya kepada urusan dan kesibukan rumahtangga. Dan akhirnya menyerahlah Nyonya Futhifar kepada kehendak dan panggilan hati dan nafsunya yang mnedpt dukungan syaitan dan iblis dan diketepikanlahnya semua pertimbangan maruah, kedudukan dan martabat serta kehormatan diri sesuai dengan tuntutan dengan akal yang sihat.<br />
<br />
Nyonya Futhifar menggunakan taktik, mamancing-mancing Yusuf agar ia lebih dahulu mendekatinya dan bukannya dia dulu yang mendekati Yusuf demi menjaga kehormatan dirinya sebagai isteri Ketua Polis. Ia selalu berdandan dan berhias rapi, bila Yusuf berada di rumah, merangsangnya dengan wangi-wangian dan dengan memperagakan gerak-geri dan tingkah laku sambil menampakkan, seakan-akan dengan tidak sengaja bahagian tubuhnya yang biasanya menggiurkan hati orang lelaki.<br />
Yusuf yang tidak sedar bahwa Zulaikha, isteri Futhifar, mencintai dan mengandungi nafsu syahwat kepadanya, menganggap perlakuan manis dan pendekatan Zulaikha kepadanya adalah hal biasa sesuai dengan pesanan Futhifar kepada isterinya ketika dibawa pulang dari tempat perlelongan. Ia berlaku biasa sopan santun dan bersikap hormat dan tidak sedikit pun terlihat dari haknya sesuatu gerak atau tindakan yang menandakan bahwa ia terpikat oleh gaya dan aksi Zulaikha yang ingin menarik perhatiannya dan mengiurkan hatinya. Yusuf sebagai calon Nabi telah dibekali oleh Allah dengan iman yang mantap, akhlak yang luhur dan budi pekerti yang tinggi. Ia tidak akan terjerumus melakukan sesuatu maksiat yang sekaligus merupakan perbuatan atau suatu tindakan khianat terhadap orang yang telah mempercayainya memperlakukannya sebagai anak dan memberinya tempat di tengah-tengah keluarganya.<br />
<br />
Sikap dingin dan acuh tak acuh dari Yusuf terhadap rayuan dan tingkah laku Zulaikha yang bertujuan membangkitkan nafsu syahwatnya menjadikan Zulaikha bahkan tambah panas hati dan bertekad dkan berusaha terus sampai maksudnya tercapai. Jika aksi samar-samar yang ia lakukan tetap tidak dimengertikan oleh Yusuf Yang dianggapkannya yang berdarah dingin itu, maka akan dilakukannya secara berterus terang dan kalau perlu dengan cara paksaan sekalipun.<br />
Zulaikha , tidak tahan lebih lama menunggu reaksi dari Yusuf yang tetap bersikap dingin , acuh tak acuh terhadap rayuan dan ajakan yang samar-samar daripadanya. Maka kesempatan ketika si suami tidak ada di rumah, masuklah Zulaikha ke bilik tidurnya seraya berseru kepada Yusuf agar mengikutinya. Yusuf segera mengikutinya dan masuk ke bilik di belakang Zulaikha, sebagaimana ia sering melakukannya bila di mintai pertolongannya melakukan sesuatu di dalam bilik. Sekali-kali tidak terlintas dalm fikirannya bahwa perintah Zulaikha kali itu kepadanya untuk masuk ke biliknya bukanlah perintah biasa untuk melekukan sesuatu yang biasa diperintahkan kepadanya. Ia baru sedar ketika ia berad di dalam bilik, pintu dikunci oleh Zulaikha, tabir disisihkan seraya berbaring berkatalah ia kepada Yusuf: ” Ayuh, hai Yusuf! Inilah aku sudah siap bagimu, aku tidak tahan menyimpan lebih lama lagi rasa rinduku kepada sentuhan tubuhmu. Inilah tubuhku kuserahkan kepadamu, berbuatlah sekehendak hatimu dan sepuas nafsumu.”<br />
<br />
Seraya memalingkan wajahnya ke arah lain, berkatalah Yusuf:” Semoga Allah melindungiku dari godaan syaitan. Tidak mungkin wahai tuan puteriku aku akan melakukan maksiat dan memenuhi kehendakmu. Jika aku melakukan apa yang tuan puteri kehendaki, maka aku telah mengkhianati tuanku, suami tuan puteri, yang telah melimpahkan kebaikannya dan kasih sayangnya kepadaku. Kepercayaan yang telah dilimpahkannya kepadaku, adalah suatu amanat yang tidak patut aku cederai. Sesekali tidak akanku balas budi baik tuanku dengan perkhianatan dan penodaan nama baiknya. Selain itu Allah pun akan murka kepadaku dan akan mengutukku bila bila aku lakukan apa yang tuan puteri mintakan daripadaku. Allah Maha Mengetahui segala apa yang diperbuat oleh hambanya.<br />
<br />
Segera mata Zulaikha melotot dan wajahnya menjadi merah, tanda marah yang meluap-luap, akibat penolakan Yusuf tehadap ajaknya. Ia merasakan dirinya dihina dan diremehkan oleh Yusuf dengan penolakannya, yang dianggapnya suatu perbuatan kurang ajar dari seorang pelayan terhadap majikannya yang sudah merendahkan diri, mengajaknya tidur bersama, tetapi ditolak mentah-mentah. Padhal tidak sedikit pembesar pemerintah dan orang-orang berkedudukan telah lama merayunya dan ingin sekali menyentuh tubuhnya yang elok itu, tetapi tidak dihiraukan oleh Zulaikha.<br />
<br />
Yusuf melihat mata Zulaikha yang melotot dan wajahnya yang menjadi merah, menjadi takut akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dan segera lari menuju pintu yang tertutup, namun Zulaikha cepat-cepat bangun dari ranjangnya mengejar Yusuf yang sedang berusaha membuka pintu, ditariknyalah kuat-kuat oleh Zulaikha bahagian belakang kemejanya sehingga terkoyak. Tepat pada masa mereka berada di belakang pintu sambil tarik menarik, datanglah Futhifar mendapati mrk dalam keadaan yang mencurigakan itu.<br />
<br />
Dengan tiada memberi kesempatan Yusuf membuka mulut, berkatalah Zulaikha cepat-cepat kepada suaminya yang masih berdiri tercengang memandang kepada kedua orang kepercayaan itu:” Inilah dia Yusuf , hamba yang engkau puja dan puji itu telah berani secara kurang ajar masuk ke bilikku dan memaksaku memenuhi nafsu syahwatnya. Berilah ia ganjaran yang setimpal dengan perbuatan biadabnya. Orang yang tidak mengenal budi baik kami ini harus dipenjarakan dan diberika seksaan yang pedih.”<br />
<br />
Yusuf mendengar laporan dan tuduhan palsu Zulaikha kepada suaminya, tidak dpt berbuat apa-apa selain memberi keterangan apa yang terjadi sebenarnya. Berkatalah ia kepada majikannya, Futhifar:” Sesungguhnya dialah yang menggodaku, memanggilkan aku ke biliknya, lalu memaksaku memenuhi nafsu syahwatnya. Aku menolak tawarannya itu dan lari menyingkirinya, namun ia mengejarku dan menarik kemejaku dari belakang sehingga terkoyak.”<br />
Futhifar dalam keadaan bingung. Sipakah diantara kedua orang yang benar? Yusufkah yang memang selama hidup bersama dirumahnya belum pernah berkata dusta, atau Zulaikhakah yang dalam fikirannya tidak mungkin akan mengkhianatinya? Dalam keadaan demikian itu tibalah sekonyong-konyong seorang dari keluarga Zulaikha, iaitu saudaranya sendiri yang dikenal bijaksana, pandai dan selalu memberi pertimbangan yang tepat bila dimintai fikiran dan nasihatnya. Atas permintaan Futhifar untuk memberinya pertimbangan dalam masalah yang membingungkan itu, berkatalah saudaranya:” Lihatlah, bila kemeja Yusuf terkoyak bahgian belakangnya, maka ialah yang benar dan isterimu yang dusta. Sebaliknya bila koyak kemejanya di bahagian hadapan maka dialah yang berdusta dan isterimu yang berkata benar.”<br />
<br />
Berkatalah Futhifar kepada isterinya setelah persoalannya menjadi jelas dan tabir rahsianya terungkap:” Beristighfarlah engkau hai Zulaikha dan mohonlah ampun atas dosamu. Engkau telah berbuat salah dan dusta pula untuk menutupi kesalahanmu. Memang yang demikian itu adalah sifat-sifat dan tipu daya kaum wanita yang sudah kami kenal.” Kemudian berpalinglah dia mengadap Yusuf dan berkata kepadanya:” Tutuplah rapat-rapat mulutmu wahai Yusuf, dan ikatlah lidahmu, agar masalah ini akan tetap menjadi rahsia yang tersimpan sekeliling dinding rumah ini dan jangan sesekali sampai keluar dan menjadi rahsia umum dan buah mulut masyarakat. Anggap saja persoalan ini sudah selesai sampai disini.”<br />
<br />
Ada sebuah peribahasa yang berbunyi:” Tiap rahsia yang diketahui oleh dua orang pasti tersiar dan diketahui oleh orang ramai.” Demikianlah juga peristiwa Zulaikha dengan Yusuf yang dengan ketat ingin ditutupi oleh keluarga Futhifar tidak perlu menunggu lama untuk menjadi rahsia umum. pada mulanya orang berbisik-bisik dari mulut ke mulut, menceritakan kejadian itu, tetapi makin hari makin meluas dan makin menyebar ke tiap-tiap pertemuan dan menjadi bahan pembicaraan di kalangan wanita-wanita dari golongan atas dan menengah. Kecaman-kecaman yang bersifat sindiran mahupun yang terang-terangan mulai dilontarkan orang terhadap Zulaikha, isteri Ketua Polis Negara, yang telah dikatakan bercumbu-cumbuan dengan pelayannya sendiri, seorang hamba belian dan yang sangat memalukan kata mrk bahwa pelayan bahkan menolak ajakan majikannya dan tatkala melarikan diri drpnya dikejarkannya sampai bahagian belakang kemejanya terkoyak.<br />
<br />
Kecaman-kecaman sindiran-sindiran dan ejekan-ejekan orang terhadap dirinya akhirnya sampailah di telinga Zulaikha. Ia menjadi masyangul dan sedih hati bahwa peristiwanya dengan Yusuf sudah menjadi buah mulut orang yang dengan sendirinya membawa nama baik keluarga dan nama baik suaminya sebagai Ketua Polis Negara yang sgt disegani dan dihormati. Zulaikha yang sangat marah dan jengkel terhadap wanita-wanita sekelasnya, isteri-isteri pembesar yang tidak henti-hentinya dalam pertemuan mrk menyinggung namanya dengan ejekan dan kecaman sehubungan dengan peristiwanya dengan Yusuf.<br />
<br />
Utk mengakhiri desas-desus dan kasak-kusuk kaum wanita para isteri pembesar itu, Zulaikha mengundang mrk ke suatu jamuan makan di rumahnya, dengan maksud membuat kejutan memperlihatkan kepada mrk Yusuf yang telah menawankan hatinya sehingga menjadikan lupa akan maruah dan kedudukan sebagai isteri Ketua Polis Negara.<br />
Dalam pesta itu para undangan diberikan tempat duduk yang empuk dan masing-masing diberikan sebilah pisau yang tajam untuk memotong daging dan buah-buahan yang tersedia dan sudah dihidangkan.<br />
<br />
Setelah masing-masing tamu menduduki tempatnya dan disilakannya menikmati hidangan yang sudah tersedia di depannya, maka tepat pada masa mrk sibuk mengupas buah yang ada ditangan masing-masing, dikeluarkannyalah Yusuf oleh Zulaikha berjalan sebagai peragawan di hadapan wanita-wanita yang sedang sibuk memotong buah-buahan itu. Tanpa disadari para tamu wanita yang sedang memegang pisau dan buah-buahan di tangannya seraya ternganga mengagumi keindahan wajah dan tubuh Yusuf mrk melukai jari-jari tangannya sendir dan sambil menggeleng-geleng kepala kehairanan, maka berkatalah mrk:” Maha Sempurnalah Allah. Ini bukanlah manusia. Ini adalah seorang malaikat yang mulia.”<br />
<br />
Zulaikha bertepuk tangan tanda genbira melihat usah kejutannya brhasil dan sambil menujuk ke jari-jari wanita yang terhiris dan mencucurkan darah itu berkatalah ia:” Inilah dia Yusuf, yang menyebabkan aku menjadi bual-bualan ejekanmu dan sasaran kecaman-kecaman orang Tidakkah kami setelah melihat Yusuf dengan mata kepala memberi uzur kepadaku, bila ia menawan hatiku dan membangkitkan hawa nafsu syahwatku sebagai seorang wanita muda yang tidak pernah melihat orang yang setampan parasnya, seindah tubuhnya dan seluhur akhlak Yusuf? Salahkah aku jika aku tergila-gila olehnya, sampai lupa akan kedududkanku dan kedudukan suamiku? Kamu yang hanya melihat Yusuf sepintas lalu sudah kehilangan kesedaran sehingga bukan buah-buahan yang kamu kupas tetapi jari-jari tanganmu yang terhiris. Maka hairankah kalau aku yang berkumpul dengan Yusuf di bawah satu bumbung, melihat wajah dan tubuhnya serta mendengar suaranyapada setiap saat dan setiap detik sampai kehilangan akal sehingga tidak dapat mengawal nafsu syahwatku menghadapinya? Aku harus mengaku didepan kamu bahawa memang akulah yang menggodanya dan merayunya dan dengan segala daya upaya ingin memikat hatinya dan mengundangnya untuk menyambut cintaku dan melayani nafsu syahwatku. Akan tetapi dia bertahan diri, tidak menghiraukan ajakanku dan bersikap dingin terhadap rayuan dan godaanku. Ia makin menjauhkan diri, bila aku mencuba mendekatinya dan memalingkan pandangan matanya dari pandanganku bila mataku menentang matanya. Aku telah merendahkan diriku sebagai isteri Ketua Polis Negara kepada Yusuf yang hanya seorang hamba sahaya dan pembantu rumah, namaku sudah terlanjur ternoda dan menjadi ejekan orang karenanya, maka bila tetap membangkang dan tidak mahu memperturutkan kehendakku, aku tidak akan ragu-ragu akan memasukkannya ke dalam penjara sepanjang waktu sebagai pengajaran baginya dan imbalan bagi kecemaran namaku karenanya.”<br />
<br />
Mendengar kata-kata ancaman Zulaikha terhadap diri Yusuf menggugah hati para wanita yang menaruh simpati dan rasa kasihan kepada diri Yusuf. Mrk menyayangkan bahwa tubuh yang indah dan wajah yang tampan serta manusia yang berbudi pekerti dan berakhlak luhur itu tidak patut dipenjarakan dan dimasukkan ke tempat orang-orang yang melakukan jenayah dan penjahat.<br />
Berkata salah seorang yang menghampirinya:” Wahai Yusuf! Mengapa engkau berkeras kepala menghadapi Zulaikha yang menyayangimu dan mencintaimu? Mengapa engkau menolak ajakan dan seruannya terhadapmu? Suatu keuntungan besar bagimu, bahwa seorang wanita cantik seperti Zulaikha yang bersuamikan seorang pembesar negara tertarik kepadamu dan menginginkan pendekatanmu. Ataukah mungkin engkau adalah seorang lelaki yang lemah syahwat dan karena itu tidak tertarik oleh kecantikan serta keelokan seorang wanita muda seperti Zulaikha.”<br />
<br />
Berkata seorang tamu wanita lain:” Jika sekiranya kamu tidak tertarik kepada Zulaikha karena kecantikannya, maka berbuatlah untuk kekayaannya dan kedudukan suaminya. sebab jika engkau dapat menyesuaikan dirimu kepada kehendak Zulaikha dan mengikuti segala perintahnya nescay engkau akan dianugerahi harta yang banyak dan mungkin pangkatmu pun akan dinaikkan.”<br />
Berucap seorang tamu lain memberi nasihat:” Wahai Yusuf! fikirkanlah baik-baik dan camkanlah nasihatku ini: Zulaikha sudah berketetapan hati harus mencapai tujuannya dan memperoleh akan apa yang dikehendakinya drpmu. Ia sudah terlanjur diejek dan dikecam orang dan sudah terlanjur namanya menjadi bualan di dalam masyarakat karena engkau maka dia mengancam bila engkau tetap berkeras kepala dan tidak melunakkan sikapmu terhadap tuntutannya, pasti ia akan memasukkan engkau ke dalam penjara sebagai penjahat dan penjenayah. Engkau mengetahui bahawa suami Zulaikha adlah Ketua Polis Negara yang berkuasa memenjarakan seseorang ke dalam tahanan dan engkau mengetahui pula bahwa Zulaikha sgt berpengaruh kepada suaminya. Sayangilah wahai Yusuf dirimu yang masih muda remaja dan tampan ini dan ikutilah perintah Zulaikha agar engkau selamat dan terhindar dari akibat yang kami tidak menginginkan ke atas dirimu.”<br />
<br />
Kata-kata nasihat dan bujukan para wanita ,Tamu Zulaikha itu didengar oleh Yusuf dengan telinga kanan dan keluar ke telinga kirinya. Tidak suatu pun daripadanya yang dapat turun ke lubuk hatinya atau menjadi bahan penimbangannya. Akan tetapi walaupun ia percaya kepada dirinya, tidak akan terpengaruh oleh bujukan dan nasihat-nasihat itu, ia merasa khuatir, bahwa jika masih tinggal lama di tengah-tengah pergaulan itu akhirnya mungkin ia akan terjebak dan masuk ke dalam perangkap tipu daya dan tipu muslihat Zulaikha dan kawan-kawan wanitanya.<br />
<br />
Berdoalah Nabi Yusuf memohon kepada Allah agar memberi ketetapan iman dan keteguhan tekad kepadanya spy tidak tersesat oleh godaan syaitan dan tipu muslihat kaum wanita yang akan menjerumuskannya ke dalam lembah kemaksiatan dan perbuatan mungkar. Berucaplah ia di dalam doanya:” Ya Tuhanku! sesungguhnya aku lebih suka dipenjarakan berbanding aku berada di luar tetapi harus memperturutkan hawa nafsu para wanita itu. Lindungilah aku wahai Tuhanku dari pergaulan orang-orang yang hendak membawaku ke jalan yang sesat dan memaksaku melakukan perbuatan yang Engkau tidak redhai. Bila aku dipenjarakan akan ku bulatkan fikiranku serta ibadahku kepadamu wahai Tuhanku. Jauhkanlah daripadaku rayuan dan tipu daya wanita-wanita itu, supaya aku tidak termasuk dari orang-orang yang bodoh dan sesat.”<br />
<br />
Futhifar, Ketua Polis Negara, Suami Zulaikha mengetahui dengan pasti bahwa Yusuf bersih dari tuduhan yang dilemparkan kepadanya. Ianya pula sedar bahwa isterinyalah yang menjadi biang keladi dalam peristiwa yang sampai mencemarkan nama baik keluarganya. Akan tetapi ia tidak dapat berbuat selain mengikuti nasihat isterinya yang menganjurkan agar Yusuf dipenjarakan. Karena dengan memasukkan Yusuf ke dalam tahanan, pendapat umum akan berubah dan berbalik akan menuduh serta menganggap Yusuflah yang bersalah dalam peristiwa itu dan bukannya Zulaikha. Dengan demikian mrk berharap nama baiknya akan pulih kembali dan desas-desus serta kasak-kasuk masyarakat tentang rumahtanggannya akan berakhir. Demikianlah, maka perintah dikeluarkan oleh Futhifar dan masuklah Yusuf ke dalam penjara sesuai dengan doanya. <br />
<br />
Isi cerita di atas dapat dibaca dalam Al-Quran surah Yusuf ayat 22 sehingga ayat 35 : <br />
<br />
“22. Dan tatkala ia cukup dewasa, Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. 23. Dan wanita {Zulaikha} yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya {kepadanya} dan dia menutup pintu-pintu seraya berkata: ” Marilah kesini “. Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguh orang-orang yang zalim tidak akan beruntung. 24. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud {melakukan perbuatan itu} dengan Yusuf dan Yusuf pun bermaksud {melakukan pula} dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda {dari} Tuhannya. Demikian agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih. 25. Dan kedua-duanya berlumba-lumba menuju pintu dan wanita itu menarik baju kemeja Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata:” Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau dihukum dengan azab yang pedih?” 26. Yusuf berkata:” Dia menggodaku untuk menundukkan diriku {kepadanya}.” Dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberi kesaksiannya:” Jika bajunya koyak dihadapan, maka wanita itu benar, dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. 27. Dan jika bajunya koyak dibelakang, mka wanita itulah yang dusta dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar”. 28. Maka tatkala suami wanita itu melihat baju kemeja Yusuf koyak dari belakang berkatalah dia:” Sesungguhnya kejadian itu adalah diantara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu besar”. 29. Hai Yusuf:” Berpalinglah dari ini dan kamu {hai isteriku} mohon ampunlah atas doamu itu karena kamu sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat salah”. 30. Dan wanita-wanita di kota itu berkata:” Isteri Al-Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya kepadanya, sesungguhnya cintanya kepada bujangan itu adalah sgt mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan nyata.” 31. Maka tatkala wanita itu {Zulaikha} mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebilah pisau {utk memotong jamuan} kemudian dia berkata {kepada Yusuf}:” Keluarlah {nampakkanlah dirimu} kepada mrk”. Maka tatakala wanita-wanita itu melihatnya, mrk kagum kepada {keindahan rupa} nya dan mrk melukai {jari} tangannya dan berkata:” Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia”. 32. Wanita itu {Zulaikha} berkata:” Itulah dia orang yang kamu cela aku karena {tertarik} kepadanya dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya {kepadaku} akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya nescaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk orang-orang yang hina”. 33. Yusuf berkata:” Wahai Tuhanku penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan drpku tipu daya mrk tentu akan aku cenderung untuk {memenuhi keinginan mrk} dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh”. 34. Maka Tuhannya memperkenankan doa Yusuf dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 35. Kemudian ambil fikiran kepada mrk setelah melihat tanda-tanda {kebenaran Yusuf} bahwa mrk harus memenjarakannya sampai sesuatu waktu”. { Yusuf : 25 ~ 35 }<br />
<br />
Yusuf dalam penjara<br />
<br />
Yusuf di masukkan ke dalam penjara bukannya karena ia telah melakukan kesalahan atau kejahatan, tetapi karena sewenang-wenangnya penguasa yang memenjarakannya untuk menutupi dosanya sendiri dengan menempelkan dosa itu kepada orang yang dipenjarakan. Akan tetapi bagi Nabi Yusuf, penjara adalah tempat yang aman untuk menghindari segala godaan dan tipu daya yang akan menjerumuskannya ke dalam kemaksiatan dan perbuatan mungkar. Bagi Yusuf hidup di dalam sebuah penjara yang gelap dan sempit, dimana gerak bandanya dan pandangan matanya dibatasi, adalah lebih baik dan lebih disukai drp hidup di alam bebas di mana jiwanya tertekan dan hatinya tidak merasa aman dan tenteram. Di dalam penjara Yusuf dpt membulatkan fikirannya dan jiwanya beribadah dan menyembah kepada Allah.<br />
<br />
Disamping itu ia dpt melakukan dakwah di dalam penjara, memberi bimbingan dan nasihat kepada pesalah, agar mrk yang telah berdosa melakukan kejahatan, bertaubat dan kembali menjadi orang-orang yang baik, sedang kepada tahanan yang tidak berdosa yang menjadi korban perbuatan penguasa yang sewenang-wenang dihiburkna agar mrk bersabar dan bertakwa, bertawakkal serta beriman memohon kepada Allah mengakhiri penderitaan dan kesengsaraan mrk.<br />
Bersama dengan Yusuf, dipenjarakan pula dua orang pegawai istana Raja dengan tujuan hendak meracunkan Raja atas perintah dan dengan kerjasama dengan pihak musuh istana. Dua pemuda pegawai yang dipenjara itu, seorang penjaga gudang mknan dan seorang sebagai pelayan meja istana.<br />
<br />
Pada suatu hari pagi datanglah kedua pemuda tahanan itu ke tempat Nabi Yusuf mengisahkan bahwa mrk telah mendpt mimpin. Si pelayan melihat ia seakan-akan berada di tengah sebuah kebun anggur memegang gelas, seperti gelas yang sering diguna minumkan oleh Raja, majikannya lalu diisinya gelas itu dengan perahan buah anggur. Sedang pemuda penjaga gudang melihat dalam mimpinnya seolah-olah mendukung di atas kepalanya sebuah keranjang yang berisi roti, roti mana disambar oleh sekelompok burung dan di bawanya terbang. Kedua pemuda tahanan itu mengharapkan dari Nabi Yusuf agar memberi tafsiran bagi mimpi mrk itu.<br />
<br />
Nabi Yusuf yang telah dikurniai kenabian dan ditugaskan oleh Allah menyampaikan risalah-Nya kepada hamba-hamba-Nya memulai dakwahnya kepada kedua pemuda yang datang menanyakan tafsiran mimpinnya, mengajak mrk beriman kepada Allah Yangg Maha Esa, meninggalkan persembahan kepada berhala-berhala yang mrk ada-adakan sendiri dengan memberi nama-nama kepada berhala-berhala itu sesuka hati mrk. untuk membuktikan kepada kedua pemuda itu bahwa ia adalah seorang Nabi dan pesuruh Allah, berkata Nabi Yusuf:” Aku tahu dan dapat menerangkan kepada kamu, makanan apa yang akan kamu terima, apa jenisnya dan berapa banyaknya demikian pula jenisnya dan macam mana minuman yang akan kamu terima.<br />
<br />
Demikian pula dapat aku memberi tafsiran bagi mimpi seorang termasuk kedua mimpimu. Itu semua adalah ilmu yang dikurniakan oleh Allah kepadaku. Aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan mengingkari adanya hari kiamat kelak. Aku telah mengikuti agama bapa-bapaku, Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub. Tidaklah sepatutnya kami menyekutukan sesuatu bagi Allah yang telah mengurniakan rahmat dan nikmat-Nya atas kami dan atas manusia seluruhnya tetapi kebanyakkan manusia tidak menghargai nikmat Allah itu dan tidak mensyukuri-Nya. Cubalah fikirkan wahai teman-temanku dalam penjara mana yang lebih baik dan lebih masuk akal, penyembahan kepada beberapa tuhan yang berbeda-beda atau penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Perkasa? Tuhan telah memerintahkan janganlah kamu menyembahkan selain drp Dia. Itulah agama yang benar dan lurus, tetapi banyak orang tidak mengetahui dan tidak mahu mengerti.”<br />
<br />
” Adapun mengenai mimpimu”, Nabi Yusuf melanjutkan ceritanya,” Maka takbirnya bahwa engkau, wahai pemuda pelayan, segera akan dikeluarkan dari penjara dan akan dipekerjakan kembali seperit sedia kala, sedangkan engkau wahai pemuda penjaga gudang akan dihukum mati dengan disalib dan kepalamu akan menjadi makan burung-burung yang mematuknya. Demikianlah takbir mimpimu yang telah menjadi hukum Allah bagi kamu berdua.”<br />
Berkata Nabi Yusuf selanjutnya kepada pemuda yang diramalkan akan keluar dari penjara:” Wahai temanku, pesanku kepadamu, bila engkau telah keluar dan kembali bekerja di istana sebutlah namaku dihadapan Raja, majikanmu. Katalah kepadanya bahwa aku dipenjarakan sewenang-wenangnya, tidak berdosa dan tidak bersalah. Aku hanya dipenjara untuk kepentingan menyelamatkan nama keluarga Ketua Polis Negara dan atas anjuran isterinya belaka. Jangalah engkau lupakan pesananku ini, wahai temanku yang baik.”<br />
<br />
Kemudian, maka sesuai dengan takbir Nabi Yusuf, selang tidak lama keluarlah surat pengampunan Raja bagi pemuda pelayan dan hukuman salib bagi pemuda penjaga gudang dilaksanakan. Akan tetapi pesanan Nabi Yusuf kepada pemuda pelayan, tidak disampaikan kepada Raja setelah ia diterima kembali bekerja di istana. Syaitan telah menjadikannya lupa setelah ia menikmati kebebasan dari penjara dan dengan demikian tetaplah Nabi Yusuf berada di penjara beberapa tahun lamanya, penghibur para tahanan yang tidak berdosa dan mendidik serta berdakwah kepada tahanan yang telah bersalah melakukan kejahatan dan perbuatan -perbuatan yang buruk, agar mrk menjadi orang-orang yang baik dan bermanfaat bagi sesama manusia dan menjadi hamba-hamba Allah yang beriman dan bertauhid. <br />
<br />
Isi cerita ini ada tersebut di dalam Al-Quran pada surah “Yusuf” ayat 36 sehingga ayat 42 :~<br />
<br />
“36.~ Dan bersama dengan dia masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda. Berkatalah salah seorang di antara keduanya:” Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku memerah anggur.” Dan yang lain berkata:” Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku membawa roti di atas kepalaku dan sebahagiannya dimakan burung.” Beritakan kepada kami takbirnya, sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai {menakbir mimpi}. 37.~ Yusuf berkata:” Sebelum sampai kepada kamu berdua makanan yang akan diberikan kepadamu melainkan aku telah dpt menerangkan jenis makanan itu sebelum makanan itu sampai kepadamu. Yang demikian itu adalah sebahagian dari apa yang diajarkan oleh Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sedang mrk ingkar kepada hari kemudian. 38.~ Dan aku mengikuti agama bapa-bapaku, iaitu Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub. Tiadalah patut bagi kami {para nabi} mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah. Yang demikian itu adalah dari kurniaan Allah kepada kami dan kepada manusia seluruhnya, tetapi kebanyakkan manusia itu tidak mensyukurinya. 39.~ Hai kedua temanku dalam penjara, manakah yang baik, tuhan-tuha yang bermacam-macam itu ataukah allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? 40.~ Kamu tidak menyembah yang selain Allah melainkan hanya {menyembah nama-nama yang kamu dan nenek moyang kamu membuat-buatnya, Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus tetapi kebanyakkan manusia tidak mengetahui. 41.~ Hai kedua temanku dalam penjara adapun salah seorang diantara kamu berdua akan memberi minum tuannya dengan arak adapun yang seorang lagi maka ia akan disalib lalu burung memakan sebahagian dari kepalanya. Telah diputuskan perkarayang kamu berdua menanyakannya {kepadaku}”. 42.~ Dan Yusuf berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat di antara mereka berdua:” Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu”. Maka syaitan menjadikan dia lupa menerangkan {keadaan Yusuf} kepada tuannya. Karena itu tetaplah dia {Yusuf} dalam penjara beberapa tahun lamanya.” {Yusuf : 36 ~ 42}<br />
<br />
Yusuf dibebaskan dari penjara<br />
<br />
Pada suatu hari berkumpullah di istana raja Mesir, para pembesar, penasihat dan para arif bijaksana yang sengaja diundang oelh untuk memberi takbir mimpi yang telah merunsingkan dan menakutkan hatinya. Ia bermimpi seakan-akan melihat tujuh ekor sapi betina lain yang kurus-kurus. Disamping itu ia melihat pula dalam mimpinya tujuh butir gandum hijau disamping tujuh butir yang lain kering.<br />
Tidak seorang drp. pembesar-pembesar yang didatangkan itu yang dapat memberi tafsiran takbir bagi mimpi Raja bahkan sebahagian drp mrk menganggapkannya sebagai mimpi kosong yang tiada bererti dan menganjurkan kepada Raja melupakan saja mimpi itu dan menghilangkannya dari fikirannya.<br />
<br />
Pelayan Raja, pemuda teman Yusuf dalam penjara, pada masa pertemuan Raja dengan para tetamunya, lalu teringat olehnya pesan Nabi Yusuf kepadanya sewaktu ia akan dikeluarkan dari penjara dan bahwa takbir yang diberikan oleh Nabi Yusuf bagi mimpinya adalah tepat, telah terjadi sebagaimana telah ditakdirkan. Ia lalu memberanikan diri menghampiri Raja dan berkata:” Wahai Paduka Tuanku! Hamba mempunyai seorang teman kenalan di dalam penjara yang pandai menakbirkan mimpi. Ia adalah seorang yang cekap, ramah dan berbudi pekerti luhur. Ia tidak berdosa dan tidak melakukan kesalahan apa pun. Ia dipenjara hanya atas fitnahan dan tuduhan palsu belaka. Ia telah memberi takbir bagi mimpiku sewaktu hamba berada dalam tahanan bersamanya dan ternyata takbirnya tepat dan benar sesuai dengan apa yang hamba alami. Jika Paduka Tuan berkenan, hamba akan pergi mengunjunginya di penjara untuk menanyakan dia tentang takbir mimpi Paduka Tuan.”<br />
<br />
Dengan izin Raja, pergilah pelayan mengunjungi Nabi Yusuf dalam penjara. Ia menyampaikan kepada Nabi Yusuf kisah mimpinya Raja yang tidak seorang pun drp anggota kakitangannya dan para penasihatnya dpt memberikan takbir yang memuaskan dan melegakan hati majikannya. Ia mengatakan kepada Nabi Yusuf bahwa jika Raja dpt dipuaskan dengan pemberian bagi takbir mimpinya, mungkin sekali ia akan dikeluarkan dari penjara dan dengan demikian akan berakhirlah penderitaan yang akan dialami bertahun-tahun dalam kurungan.<br />
<br />
Berucaplah Nabi Yusuf menguraikan takbirnya bagi mimpi Raja:” Negara akan menghadapi masa makmur, subur selama tujuh tahun, di mana tumbuh-tumbuhan dan semua tanaman gandum, padi dan sayur mayur akan mengalami masa menuai yang baik yang membawa hasil makanan berlimpah-ruah, kemudian menyusuk musim kemarau selama tujuh tahun berikutnya dimana sungai Nil tidak memberi air yang cukup bagi ladang-ladang yang kering, tumbuh-tumbuhan dan tanaman rusak dimakan hama ssedang persediaan bahan makanan, hasil tuaian tahun-tahun subur itu sudah habis dimakan. Akan tetapi, Nabi Yusuf melanjutkan keterangannya, setelah mengalami kedua musim tujuh tahun itu akan tibalah tahun basah di mana hujan akan turun dengan lebatnya menyirami tanah-tanah yang kering dan kembali menghijau menghasilkan bahan makanan dan buah-buahan yang lazat yang dpt diperah untuk diminum.”<br />
<br />
” Maka jika takbirku ini menjadi kenyataan ,” Nabi Yusuf berkata lebih lanjut,” seharusnya kamu menyimpan baik-baik apa yang telah dihasilkan dalam tahun-tahun subur, serta berjimat dalam pemakaiannya untuk persiapan menghadapi masa kering, agar supaya terhindarlah rakyat dari bencana kelaparan dan kesengsaraan.”<br />
Raja setelah mendengar dari pelayannya apa yang diceritakan oleh Nabi Yusuf tentang mimpinya merasakan bahwa takbir yang didengarkan itu sgt masuk akal dan dpt dipercayai bahwa apa yang telah diramalkan oleh Yusuf akan menjadi kenyataan. Ia memperoleh kesan bahwa Yusuf yang telah memberi takbir yang tepat itu adalah seorang yang pandai dan bijaksana dan akan sgt berguna bagi negara jikaia didudukkan di istana menjadi penasihat dan pembantu kerajaan. Maka disuruhnyalah kembali si pelayan ke penjara untuk membawa Yusuf menghadap kepadanya di istana.<br />
<br />
Nabi Yusuf yang sudah cukup derita hidup sebagai orang tahanan yang tidak berdosa, dan ingin segera keluar dari kurungan yang mencekam hatinya itu, namun ia enggan keluar dari penjara sebelum peristiwanya dengan isteri Ketua Polis Negara dijernihkan lebih dahulu dan sebelum tuduhan serta fitnahan yang ditimpakan ke atas dirinya diterangkan kepalsuannya. Nabi Yusuf ingin keluar dari penjara sebagai orang yang suci bersih dan bahwa dosa yang diletakkan kepada dirinya adalah fitnahan dan tipu-daya yang bertujuan menutupi dosa isteri Ketua Polis Negara sendiri.<br />
<br />
Raja Mesir yang sudah banyak mendengar tentang Nabi Yusuf dan terkesan oleh takbir yang diberikan bagi mimpinya secara terperinci dan menyeluruh makin merasa hormat kepadanya, mendengar tuntutannya agar diselesaikan lebih dahulu soal tuduhan dan fitnahan yang dilemparkan atas dirinya sebelum ia dikeluarkan dari penjara. Hal mana menurut fikiran Raja menandakan kejujurannya, kesucian hatinya dan kebesaran jiwanya bahwa ia tidak ingin dibebaskan atas dasar pengampunan tetapi ingin dibebaskan karena ia bersih dan tidak bersalah serta tidak berdosa.<br />
<br />
Tuntutan Nabi Yusuf diterima oleh Raja Mesir dan segera dikeluarkan perintah mengumpulkan para wanita yang telah menghadiri jamuan makan Zulaikha dan terhiris hujung jari tangan masing-masing ketika melihat wajahnya. Di hadapan Raja mereka menceritakan tentang apa yang mrk lihat dan alami dalam jamuan mkn itu serta percakapan dan soal jawab yang mrk lakukan dengan Nabi Yusuf. Mrk menyatakan pesan mrk tentang diri Nabi Yusuf bahwa ia seorang yang jujur, soleh, bersih dan bukan dialah yang salah dalam peristiwanya dengan Zulaikha. Zulaikha pun dalam pertemuan itu, mengakui bahwa memang dialah yang berdosa dalam peristiwanya dengan Yusuf dan dialah yang menganjurkan kepada suaminya agar memenjarakan Yusuf untuk memberikan gambaran palsu kepada masyarakat bahwa dialah yang salah dan bahwa dialah yang memperkosa kehormatannya.<br />
<br />
Hasil pertemuan Raja dengan para wanita itu di umumkan agar diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat dan dengan demikian terungkaplah tabir yang meliputi peristiwa Yusuf dan Zulaikha. Maka atas, perintah Raja, dikeluarkanlah Nabi Yusuf dari penjara secara hormat, bersih dari segala tuduhan. Ia pergi langsung ke istana Raja memenuhi undangannya. <br />
<br />
Bacalah isi cerita ini dalam Al-Quran surah “Yusuf” ayat 43 sehingga ayat 53 :~<br />
<br />
“43.~ Raja berkata {kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya}: “Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh butir {gandum} yang hijau dan tujuh butir lainnya yang kering. Hai orang-orang yang terkemuka, terangkanlah kepadaku tentang takbir mimpiku itu, jika kamu dapat menakbirkan mimpi.” 44.~ Mrk menjawab: “{Itu} adalah mimpi-mimpi yang kosong dan kami sesekali tidak tahu menakbirkan mimpi”. 45.~ Dan berkatalah orang yang selamat di antara mrk berdua dan teringat {kepada Yusuf} sesudah beberapa waktu lamanya; “Aku akan memberitakan kepadamu tentang {orang yang pandai} menakbirkan mimpi itu, maka utuslah aku {kepadanya} “. 46.~ {Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf ia berseru}: ” Yusuf, hai orang yang sgt dpt dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh butir {gandum} yang hijau dan {tujuh} lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mrk mengetahuinya”. 47.~ Yusuf berkata: “Supaya kamu bertanam tujuh tahun {lamanya} sebagaimana biasa maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di butirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. 48.~ Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya {tahun sulit} kecuali sedikit dari {benih gandum} yang kamu simpan. 49.~ Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan {dengan cukup} dan di masa mrk memeras anggur”. 50.~ Raja berkata: “Bawalah dia kepadaku”. Maka tatakala utusan itu datang kepada Yusuf, berkatalah Yusuf: “Kembalilah kepada tuanmu dan tanyakanlah kepadanya bagimana halnya wanita-wanita yang telah melukai tangannya. Sesungguhnya Tuhanku, Maha Mengetahui tipu daya mrk”. 51.~ Raja berkata: “{kepada wanita-wanita itu}, Bagaimana keadaan kamu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya {kepadamu}?” Mrk berkata: “Maha sempurnalah Allah, kami tidak mengetahui sesuatu keburukkan drpnya”. Berkata {Zulaikha} isteri Al-Aziz: “Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya {kepadaku} dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar”. 52.~ Yusuf berkata: “Yang demikian itu agar dia {Al-Aziz} mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidak berkhianat kepadanya di belakangnya, dan bahwasanya Allah tidak meredhai tipu daya orang-orang yang berkhianat. 53.~ dan aku tidak membebaskan diriku {dari kesalahan}, karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. {Yusuf : 43~53}<br />
<br />
Yusuf diangkat sebagai wakil raja Mesir<br />
<br />
Raja Mesir yang telah banyak mendengar tentang Nabi Yusuf dari pelayannya, teman Nabi Yusuf dalam penjara, dari kesaksian wanita-wanita, tamu Zulaikha dalam jamuan makan dan dari Zulaikha sendiri, makin bertambah rasa hormatnya dan kagumnya terhadap Nabi Yusuf setelah berhadapan muka dan bercakap-cakap dengan beliau sekeluarnya dari penjara.<br />
Kecerdasan otak Nabi Yusuf, pengetahuannya yang luas, kesabaran , kejujurannya, keramah-tamahannya dna akhlak serta budi pekerti luhurnya, menurut fikiran Raja akan sangat bermanfaat bagi kerajaannya bila Nabi Yusuf diserahi pimpinan negara dan rakyat. Maka kepada Nabi Yusuf dalam pertemuan pertamanya dengan Raja ditawarkan agar ia tinggal di istana mewakili Raja menyelenggarakan pemerintahan serta pengurusan negara serta memimpin rakyat Mesir yang diramalkan akan menghadapi masa-masa sukar dan sulit.<br />
<br />
Nabi Yusuf tidak menolak tawaran Raja Mesir itu. Ia menerimanya asal saja kepadanya diberi kekuasaan penuh dalam bidang kewangan dan bidang pengedaran bhn makanan, karena menurut pertimbangan Nabi Yusuf, kedua bidang yang berkaitan antara satu sama lain itu merupakan kunci dari kesejahteraan rakyat dan kestabilan negara. Raja yang sudah mempunyai kepercayaan penuh terhadap diri Nabi Yusuf, terhadap kecerdasan otaknya, kejujuran serta kecekapannya menyetujui fikiran beliau dan memutuskan untuk menyerahkan kekuasaannya kepada Nabi Yusuf dalam suatu upacara penobatan yang menurut lazimnya dan kebiasaan yang berlaku.<br />
<br />
Pada hari penobatan yang telah ditentukan, yang dihadiri oleh para pembesarnegeri dan pemuka-pemuka masyarakat, Nabi Yusuf dikukuhkan sebagai wakil Raja, dengan mengenakan pakaian kerajaan dan di lehernya dikalung dengan kalung emas, kemudian raja di hadapan para hadiri melepaskan cincin dari jari tangannya lalu dipasangkannya ke jari tangan Nabi Yusuf, sebagai tanda penyerahan kekuasaan kerajaan.<br />
Setelah selesai penobatan dan serah terima jabatan Nabi Yusuf A.S. maka Raja Mesir berkenan untuk mengahwinkan Yusuf dengan Zulaikha {Ra’il} janda majikannya yang telah mati ketika Nabi Yusuf A.S. masih dalam penjara.<br />
<br />
Kemudian setelah Nabi Yusuf bergaul dengan isterinya ia berkata:” Tidakkah ini lebih baik drp apa yang anda kehendaki dahulu itu.” Jawab Zulaikha {Raa’il}: “Wahai orang yang jujur baik, jangan mencelaku. Anda mengetahui bahwa aku dahulu sedemikian muda dan cantik, dalam keadaan serba mewah, sedang suamiku lemah, tidak dpt memuaskan isteri dan dijadikan oleh Allah sedemikian tampannya, maka aku kalah dengan hawa nafsuku”. Demikianlah keadaannya, karena itu Nabi Yusuf A.S. masih bertemu dengan Zulaikha dalam keadaan gadis, dan mendpt dua orang putera drpnya, Ifratsim dan Minsya bin Yusuf.<br />
<br />
Demikianlah rahmat dan kurniaan Tuhan yang telah memberi kedudukan tinggi dan kerajaan besar kepada hamba-Nya Nabi Yusuf setelah mengalami beberapa penderitaan dan ujian yang berat, yang dimulai dengan pelemparannya ke dalam sebuah perigi oleh saudara-saudaranya sendiri, kemudian dijual-belikannya sebagai hamba dalam suatu penawaran umum dan pada akhirnya setelah ia mulai merasa ketenangan hidup di rumah Ketua Polis Mesir datanglah godaan dan fitnahan yang berat bagi dirinya di mana nama baiknya dikaitkan dengan suatu perbuatan maksiat yang menyebabkan ia meringkok dalam penjara selama bertahun-tahun.<br />
<br />
Sebagai penguasa yang bijaksana, Nabi Yusuf memulakan tugasnya dengan mengadakan lawatan ke daerah-daerah yang termasuk dalam kekuasaannya untuk berkenalan dengan rakyat jelata serta daerah yang diperintahnya dari dekat, sehingga segala rancangan dan peraturan yang akan diadakan dpt memenuhi keperluan dan sesuia dengan iklim dan keadaan daerah.<br />
Dalam masa tujuh tahun pertama Nabi Yusuf menjalankan pemerintahan di Mesir, rakyat merasakan hidup tenteram , aman dan sejahtera. Barang-barang keperluan cukup terbahagi merata dijangkau oleh semua lapisan masyrakat tanpa terkecuali. Dalam pada itu Nabi Yusuf tidak lupa akan peringatan yang terkandung dalam mimpi Raja Mesir, bahwa akan dtg masa tujuh tahun yang sukar dan sulit. Maka untuk menghadapi masa itu, Nabi Yusuf mempersiapkan gudang dan kepuk-kepuk bagi penyimpanan bhn mknan untuk musim kemarau yang akan dtg.<br />
<br />
Berkat pengurusan yang bijaksana dari Nabi Yusuf, maka setelah masa hijau dan subur berlalu dan masa kemarau kering tiba, rakyat Mesir tidak sampai mengalami krisi makanan atau derita kelaparan. Persediaan bhn mknan yang dihimpun di waktu masa hijau dan subur dpt mencukupi keperluan rakyat selama masa kering, bahkan masa dapat menolong masyarakat Mesir yang sudah kekurangan bhn makanan dan menghadapi bahaya kelaparan. <br />
<br />
Kisah pengangkatan Nabi Yusuf sebagai penguasa Mesir diceritakan dalam Al-Quran dalam surah “Yusuf” ayat 54 sehingga ayat 57 yang berbunyi sebagai berikut:~<br />
<br />
“54.~ Dan Raja berkata: “Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku”. Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata: “Sesungguhnya kamu {mulai hari ini menjadi seorang yang berkedudukkan tinggi lagi dipercayai pd sisi kami}”. 55.~ Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara {Mesir} sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan”. 56.~ Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir {dia berkuasa penuh} pergi menuju ke mana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada sesiapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak mensia-siakan pahala orang-orang yang berbuat baik. 57.~ Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik bagi orang-orang beriman dan selalu bertakwa.” {Yusuf : 54 ~ 57 } <br />
<br />
Pertemuan Yusuf A.S dengan saudara-saudaranya<br />
<br />
Kemudian dtglah orang berduyun-duyun dari kota dan desa-desa pinggiran Mesir, bahkan dari negara-negara yang berhampiran Mesir yang sudah kekurangan bhn makanan bagi rakyatnya. Mrk dtg bagi mengharapkan pertolongan Nabi Yusuf untuk memberi kesempatan membeli gandum serta lain-lain bhn mknan yang masih tersedia dalam gudang-gudang pemerintah.<br />
Di antara para pendatang yang ingin berbelanja di Mesir terdapat rombongan orang-orang Palestin, termasuk di antara mrk ialah saudara-saudara Nabi Yusuf sendiri, ialah penyebab utama bagi penderitaan yang telah di alaminya. Nabi Yusuf segera mengenal mereka tetapi sebaliknya mrk tidak mengenal akan Nabi Yusuf yang pernah dilemparkan ke dalam telaga. Bahkan tidak terlintas dalam fikiran mrk bahwa Yusuf masih hidup, apa lagi menjadi orang besar memimpin negara Mesir sebagai wakil Raja yang berkuasa mutlak.<br />
<br />
Atas pertanyaan Nabi Yusuf berkatalah jurucakap rombongan putera-putera Ya’qub: “Wahai Paduka Tuan, kami adalah putere-putera Ya’qub yang kesemuanya adalah dua belas orang Yang termuda di antara kami putera ayah yang bongsu kami tinggalkan rumah untuk menjaga ayah kami yang talah lamjut usia dan buta pula. Seorang saudara lain telah lama meninggalkan rumah dan hingga kami tidak mengetahui di mana dia berada. Kami datang kemari atas perintah ayah kami, agar memohon pertolongan dna bantuan Paduka Tuan yang budiman, kiranya dpt memberi kesempatan memperkenankan kami membeli gandum dari pesediaan pemerintahan tuan, bagi memenuhi keperluan kami yang sgt mendesak, sehubungan dengan krisis bhn makanan yang menimpa daerah kami.”<br />
<br />
Berkata Nabi Yusuf menjawab keterangan-keterangan saudaranya itu: “Sesungguhnya kami meragukan identiti kamu dan menyangsikan keteranganmu ini. Kami tidak dpt mengabaikan adanya kemungkinan bahwa kamu adalah mata-mata yang dikirim oleh musuh-musuh kami untuk mengadakan kekecohan dan kekacauan di negeri kami karenanya kami menghendaki memberi bukti-bukti yang kuat atas kebenaran kata-katamu atau membawa saksi-saksi yang kami percaya bahwa kamu adalah beul-betul putera-putera Ya’qub.”<br />
<br />
“Paduka Tuan Yang bijaksana”, menyambut jurucakap itu, “Kami adalah orang-orang musafir gharib di negeri tuan, tidak seorang pun di sini mengenal kami atau kami kenal, maka sukar sekali bagi kami pada masa ini memberi bukti atau membawa saksi sebagaimana Paduka Tuan serukan. Maka kami hanya berpasrah kepada Paduka Tuan untuk memberi jalan kepada kami dengan cara bagaimana kami dpt memenuhi seruan paduka itu.”<br />
“Baiklah”, Nabi Yusuf berkata, “Kali ini kami memberi kesempatan kepada kamu untuk membeli gandum dari gudang kami secukupnya keperluaan kamu sekeluarga dengan syarat bahwa kamu harus kembali kesini secepat mungkin membawa saudara bongsumu yang kamu tinggalkan dirumah. Jiak syarat ini tidak dipenuhi, maka kami tidak akan melayani keperluan kamu akan gandum untuk masa selanjutnya.” Berkata abang kepada Yusuf yang tidak mengenalkannya itu: “Paduka Tuan kami mengira bahwa ayah kami tidak akan mengizinkan kami membawa adik bongsu kami ke sini, karena ia adalah kesayangan ayah kami yang sangat dicintai dan dia adalah penghibur ayah yang menggantikan kedudukan saudara kami Yusuf, sejak ia keluar dari rumah menghilangkan tanpa meninggalkan bekas. Akan tetapi bagaimana pun untuk kepentingan kami sekeluarga, akan kami usahakan sedapat mungkin memujuk ayah agar memngizinkan kami membawa adik kami Benyamin ke mari dalam kesempatan yang akan datang.” <br />
<br />
Sejak awal Nabi Yusuf melihat wajah-wajah saudaranya yang dtg memerlukan gandum, tidak ada niat sedikit pun dalam hatinya hendak mempersukarkan missi mrk sebagai balas dendam atas perbuatan yang mrk telah lakukan terhadap dirinya. Soal jawab yang dilakukan dengan mrk hanya sekadar ingin mengetahui keadaan ayah dan adik bongsunya, Benyamin yang sudah bertahun-tahun ditinggalkan dan hanya sekadar taktik untuk mempertemukan kembali dengan ayah dan saudara-saudaranya yang sudah lama terpisah.<br />
<br />
Kemudian Nabi Yusuf memerintahkan pegawai-pegawainya mengisi karung-karung saudaranya dengan gandum dan bhn makanan yang mrk perlu. Sedang brg-brg emas dan perak yang mrk bawa untuk harga gandum dan bhn makn itu, diisikan kembali ke dalam karung-karung mrk secara diam-diam tanpa mrk ketahui.<br />
Setibanya kembali di Palestin berceritalah mrk kepada ayahnya Ya’qub tentang perjalanan mrk dan bagaimana Yusuf menerima mrk, yang dipujinya sebagai penguasa yang bijaksana, adil, sabar, rendah hati dan sangat ramah-tamah. Tanpa sedikit kesukaran pun mrk telah diberikan hajat mrk dari gandum yang diisikan sekali oleh pegawai-pegawai Yusuf ke dalam karung mrk.Disampaikan pula oleh mrk kepada ayahnya, bahwa mrk diharuskan oleh Yusuf membawa adik bongsu mrk ke Mesir, bila mrk dtg lagi untuk membeli gandum dan bhn mknan. Tanpa membawa adik termaksud, mrk tidak akan dilayani dan diperkenankan membeli gandum yang mrk perlukan. Karenanya mrk dari jauh-jauh mohon agar mrk diperkenankan membawa adik mrk Benyamin bila mrk harus kembali ke Mesir untuk membeli gandum.<br />
<br />
Berkata Nabi Ya’qub serta merta setelah mendengar cerita putera-puteranya:”Tidak,sesekali tidak akanku berikan izinkan kepadamu untuk membawa Benyamin jauh drpku. Aku tidak akan mempercayakan Benyamin kepadamu setelah apa yang terjadi dengan diri Yusuf adikmu.Kamu telah berjanji akan menjaganya baik-baik, bahkan sanggup mengorbankan jiwa-ragamu untuk keselamatannya.<br />
Akan tetapi apa yang telah terjadi adalah sebaliknya. Kamu pulang ke rumah dalam keadaan selamat, sedang adikmu Yusuf, kamu lepaskan menjadi mangsa serigala. Cukuplah apa yang telahku alami mengenai diri Yusuf dan janganlah terulang lagi kali ini mengenai diri Benyamin”.<br />
<br />
Ketika karung-karung yang dibawa kembali dari Mesir dibongkar, ternyata didalamnya terdpt barang-barang emas dan perak yang telah mrk bayarkan untuk harga gandum yang dibeli. Maka seraya tercengang bercampur gembira, berlari-larilah mrk menyampaikan kehairanan mrk kepada ayahnya. Mereka berkata: “Wahai ayah! KAmi tidak berdusta dalam cerita kami tentang itu penguasa Mesir orang baik hati. Lihatlah brg-brg emas dan perak yang telah kami bayarkan untuk ganti gandum yang kami terima, dipulangkan kembali ke dalam karung-karung kami tanpa kami mengetahui. Jadi apa yang kami bawa ini adalah pemberian percuma dari penguasa Mesir yang sgt murah hati itu.”<br />
<br />
Dengan diperolehnya gandum, bantuan percuma dari putera yang tidak mrk kenali, keluarga Ya’qub menjadi tenang dan merasa buat beberapa waktu, bahwa api didapur rumah akan tetap menyala. akan tetapi persediaan yang terbatas itu tidak bertahan lama jika tidak disusul dengan pengisian stok baru selama musim kemarau belum berakhir. Demikianlah maka Nabi Ya’qub yang melihat persediaan gandumnya makin hari makin berkurangan sedangkan tanda-tanda krisis makanan belum nampak, terpaksalah ia mengutus putera-puteranya kembali ke mesir untuk memperoleh bekalan untuk kedua kalinya dari Yusuf wakil Raja negeri itu. Dan karena putera-putera Ya’qub tidak akan berangkat ke Mesir tanpa Benyamin, sesuai janji mrk kepada Yusuf, maka terpaksa pulalah Ya’qub mengikut sertakan putera bongsunya Benyamin dalam rombongan abg-abgnya.<br />
<br />
Dengan iringan doa serta nasihat si ayah, berangkatlah kafilah putera-putera Ya’qub yang terdiri dari sebelas orang Setiba mrk diperbatasan kota berpisahlah menjadi beberapa kelompok memasuki kota dari arah yang berlainan sesuai dengan pesan ayah mrk untuk menghindari timbulnya iri hati penduduk serta prasangka dan tuduhan bahwa mrk adalah mata-mata musuh.<br />
Setibanya di istana kerajaan mrk diterima oleh adik mereka sendiri Yusuf yang belum mrk kenal kembali, dengan penuh ramah-tamah dan dihormati dengan jamuan makan. Bagi mrk disediakan tempat penginapan untuk setiap dua orang sebuah rumah, sedang adik bongsu Yusuf, Benyamin diajak bersamanya menginap didalam istana.<br />
<br />
Sewaktu berada berduaan dengan Yusuf, Benyamin mencucurkan airmata seraya berkata kepada abangnya yang belum dikenal kembali: “Andaikan abgku Yusuf masih hidup, nescaya engkau akan menempatkan aku bersamanya di sebuah rumah tersendiri sebagaimana saudara-saudaraku yang lain.” Yusuf lalu menghiburkan hati adiknya dengan kata-kata: “Sukakah engkau bila aku menjadi abgmu menggantikan abgmu yang hilang itu?” Benyamin menjawab: “Tentu namun sayang sekali bahwa engkau tidak dilahirkan oleh ayahku Ya’qub dan ibuku Rahil.”<br />
<br />
Mendengar kata-kata si adik yang merawankan hati itu, bercucurlah air mata Yusuf, lalu memeluk adiknya sambil mengaku bahwa dia adalah Yusuf, abgnya yang hilang itu. Ia menceritakan kepada adiknya penderitaan -penderitaan yang telah dialami sejak ia dicampakkan ke dalam perigi , diperjual-belikan sebagai hamba sahaya, ditahannya dalam penjara selama bertahun-tahun tanpa dosa dan akhirnya berkat rahmat dan kurniaan Tuhan diangkatlah ia sebagai wakil raja yang berkuasa mutlak. Yusuf mengakhiri beritanya dengan berpesan kepada adiknya, agar merahsiakan apa yang telah ia dengarkan dan jangan sampai diketahui oleh saudara-saudaranya yang lain.<br />
<br />
Alangkah gembiranya Benyamin mendengar cerita abgnya yang selalu dikenangnya sejak ia hilang meninggalkan rumah bersama-sama saudara-saudaranya berkelah beberapa tahun yang lalu. Ia segera memeluk abangnya kembali seraya berkata: “Aku tidak dapat bayangkan betapa gembiranya ayah bila ia mendengar bahwa engkau masih hidup dalam keadaan segar bugar, sihat afiat, menguasai suatu kerajaan besar, tinggal didalam istana yang diliputi oleh segala kemewahan dan kemegahan. Sebab sejak engkau menghilang ayah kami tidak pernah terlihat gembira. Ia selalu diliputi oleh rasa sedih dan duka, tidak pernah sedikit pun bayanganmu terlepas dari ingatannya. Demikianlah keadaan ayah kami hai Yusuf sejal engkau menghilangkan rumah dan menghilang, sampai-sampai menjadi putih matanya karena kesedihan dan tangisnya yang tidak ada hentinya.” <br />
<br />
Kisah pertemuan Yusuf dengan saudaranya dikisahkan dalam Al-Quran pada surah “Yusuf” ayat 58 sehingga 69 yang bermaksud :~<br />
“58.~ Dan saudara-saudara Yusuf dtg {ke Mesir} lalu mrk masuk ke {tempat}nya. Maka Yusuf mengenal mrk, sedang mrk tidak kenal {lagi} kepadanya.59.~ Dan tatkala Yusuf menyiapkan bhn mknannya, ia berkata: “Bawalah kepadaku saudaramu yang seayah dengan kamu {Benyamin}, tidaklah kamu melihat bahwa aku menyempurnakan sukatan dan aku adalah sebaik-baik penerima tamu? 60.~ Jika kamu tidak membawanya kepadaku, maka kamu tidak akan mendapat sukatan lagi drpku dan jgn kamu mendekatiku”.61.~ Mrk berkata: “Kami akan memujuk ayah kami untuk membawanya {ke mari} dan sesungguhnya kami benar-benar akan melaksanakannya”.62.~ Yusuf berkata kepada bujang-bujangnya: ” Masukkanlah brg-brg {penukar kepunyaan} mrk ke dalam karung-karung mrk, spy mrk mengetahui apabila mrk telah kembali kepada keluarganya, mudah-mudahan mrk kembali lagi”.63.~ Maka tatkala mrk telah kembali kepada ayah mrk {Ya’qub}, mrk berkata: ” Wahai ayah kami, kami tidak mendpt sukatan {gandum} lagi, {jika todak membawa saudara kami}, sebab itu biarkanlah saudara kami {Benyamin} pergi bersama kami supaya kami mendpt sukatan dan sesungguhnya kami akan benar-benar menjaganya”.64.~ Berkata Ya’qub: “Bagaimana aku akan mempercayakannya {Benyamin} kepadamu, kecuali seperti aku telah mempercayakan saudaranya {Yusuf} kepada kamu dahulu?” Maka Allah adalah sebaik-baik penjaga dan Dia adalah Mahga Penyayang di antara para penyayang.65.~ Tatkala mrk membuka brg-brgnya, mrk menemukan kembali brg-brg {penukaran} mrk dikembalikan kepada mrk. Mrk berkata: “Wahai ayah kami, apa lagi yang kami inginkan. Ini brg-brg kami dikembalikan kepada kami dan kami akan dpt memberi makan keluarga kami dan kami akan dpt memelihara ksaudra kami dan kami akan mendapat tambahan sukatan {gandum} seberat seekor unta. Itu adalah sukatan yang mudah {bagi Raja Mesir}”.66.~ Ya’qub berkata : “Aku sesekali tidak akan melepaskannya {pergi} bersama-sama kamu sebelum kamu memberikan janji yang teguh atas nama Allah bahwa kamu akan pasti membawanya kepadaku kembali, Kecuali jika kamu dikepung musuh “. Tatkala mrk memberi janji mrk, maka Ya’qub berkata: “Allah adalah saksi terhadap yang kami ucapkan {ini}”.67.~ Dan Ya’qub berkata: ” Hai anak-anakku, janganlah kamu masuk bersama-sama dari satu pintu gerbang dan masuklah dari pintu gerbang yang berlainan namun demikian aku tidak dpt melepaskan kamu brg sedikit pun daripada {takdir} Allah. Keputusan menetapkan {sesuatu} hanyalah hak Allah; kepada-Nya aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri”.68.~ Dan tatkala mrk masuk menurut yang diperintahkan ayah mrk ,maka {cara yang mrk lakukan itu} tiadalah melepaskan mrk sedikit pun daripada {takdir} Allah, akan tetapi itu hanya suatu keinginan pada diri Ya’qub yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan , karena Kami telah mengajarkan kepadanya. Akan tetapi kebanyakkan manusia tidak mengetahui.69.~ Dan tatkala mrk masuk ke {tempat} Yusuf, Yusuf membawa saudaranya {Benyamin} ke tempatnya. Yusuf berkata: “Sesungguhnya aku {ini} adalah saudaramu,maka janganlah kamu berdukacita terhadap apa yang mrk telah lakukan.”<br />
<br />
Yusuf menahan Benyamin sebagai tahanan<br />
<br />
Yusuf menerima saudara-saudaranya sebagai tamu selama tiga hari tiga malam. Setelah selesai masa bertamu bersiap-siaplah mrk untuk pulang kembali ke negerinya, sesudah karung-karung mrk diisi dengan penuh {gandum} dam bhn-bhn makanan lain yang mrk perlukan.<br />
Setelah berjabat tangan, meminta diri dari Yusuf, bergeraklah kafilah mrk menuju pintu gerbang ke luar kota. Tetapi sebelum kafilah sempat melewati batas kota, tiba-tiba beberapa pengawal istana yang berkuda mengejar mrk dan memerintah agar berhenti dan dilarang meneruskan perjalanan, sebelum diadakan pemeriksaan terhadap brg-brg mrk bawa. Para pengawal mengatakan bahwa sebuah piala gelas minum raja telah hilang dan mungkin salah seorang drp mrk yang mencurinya.<br />
<br />
Kafilah berhenti di tempat dan dengan hairan berkatalah jurucakap mrk: “Demi Allah kami dtg kemari bukannya untuk mengacau dan sgt tidak mungkin bahwa salah seorang drp kami akan mencuri piala itu. Kami adalah putera-putera Ya’qub pesuruh Allah. Kami sudah merasa berhutang budi kepada raja dan banyak berterimakasih atas bantuan yang telah diberikan kepada kami. Masakan kami akan membalas kebaikan hati raja dengan mencuri brg-brgnya? Namun untuk membenarkan kata-kata kami, kami tidak berkeberatan karung-karung dan brg-brg kami dibongkar dan digeledah sepuas-puasnya. Dan bila ternyata ada salah seorang drp kami yang kedapatan piala itu di dalam kumpulan brg-brgnya, kami rela menyerahkannya kepada raja untuk diberi ganjaran yang setimpal.”<br />
<br />
Penggeledahan dilakukan oleh para pengawal, brg-brg serta karung-karung diturunkan dari atas punggung unta, dibongkar dan diperiksa. Sejurus kemudian berteriaklah salah seorang pengawal dengan memegang piala di tangannya seraya berkata: “Inilah dia piala yang hilang.”<br />
Para anggota rombongan terkejut, mengangakan mulut, sambil memandang satu dengan yang lain kehairan-hairanan, seakan-akan masing-masing bertanya di dalam diri sendiri, gerangan musibah apakah yang menimpa mrk ini? sgt berat bahkan tidak mungkin, mrk akanpercaya bahwa salah seorang dari rombongan bersaudara itu melakukan perbuatan yang akan mencemarkan nama baik mrk. Namun yang mrk saksikan dengan mata kepalanya masing-masing tidak dpt dimungkiri dan ditolak kebenarannya.<br />
<br />
Bertanya pemimpin rombongan kepada pengawal, dari mana mrk dptkan piala itu. Mereka menujukan kepada salah satu bagasi, yang ternyata bahwa bagasi itu adalah kepunyaan adik bongsu mrk Benyamin. MAka sesuai dengan persetujuan yang telah disepakati, ditahanlah Benyamin dan tidak diizinkan menyertai rombongan itu pulang.<br />
Pada masa itu terbayanglah dihadapan mrk wajah Ya’qub ayah mrk, yang sedang buta dan mengidap penyakit karena tidak henti-hentinya mengenangkan dan mengingati Yusuf. Ayah yang dengan susah payah dan dengan rasa berat melepaskan Benyamin menyertai mrk ke Mesir karena khuatir berulangnya kembali tragedi Yusuf akan dialami oleh adik bongsunya Benyamin. Bagaimana harus mrk hadapi ayah mrk yang telah diberikan janji yang teguh atas nama Allah akan membawa Benyamin kembali? Dan apakah akan percaya ayah mrk bial diberitahu bahwa Benyamin telah ditahan di Mesir karena mencuri piala raja? Tidakkah berita itu kelak akan menjadikan penyakit ayah mrk makin parah, bahkan mungkin akan membinasakannya dan mengakhiri hayatnya?<br />
<br />
Selagi pertanya-pertanya itu berputar di dalam fikiran abg-abgnya, Benyamin termenung seorang diri, tidak berkata sepakat kata pun. Ia ternganga kehairanan, bagaimana piala itu boleh didpti di dalam bagasinya. PAdahal ia sesekali tidak merasa menyentuhnya. Ia ingin menolak tuduhan dan menyangkal dakwaan terhadap dirinya, namun akan merasa sia-sia belaka, bahkan akan menambah menjengkelkan para pengawak yang telah mengeluarkan piala dari bagasinya sebagai bukti yang nyata yang tidak dpt dibantah. Ia hanya berpasrah kepada Allah Yang Mengetahui bahwa ia bersih dari tuduhan mencuri.<br />
<br />
Anggota rombongan ramai-ramai mendatangi Yusuf, memohon kebijaksanaannya agar menerima salah seorang drp mrk untuk menggantikan Benyamin sebagai tahanan. Berkata mrk: “Wahai Paduka Tuan! kami sedar bahwa adik bongsu kami bersalah dan kami tidak dpt memungkiri kenyataan yang telah kami saksikan dengan mata kepala kami ketika piala diketemukan di dalam bagasinya. Akan tetapi memohon kebijaksanaan dan belas kasihan Tuan agar adik kami Benyamin meninggalkan Mesir dan sebagai gantinya Paduka Tuan dpt menuju salah seorang drp kami sebagai tahanan. Sebab bila rombongan kami tiba di tempat tanpa Benyamin, hal itu akan sgt menyedihkan ayah kami, bahkan mungkin dpt membinasakan jiwanya. Ayah kami yang sudah lanjut usia, hampir mencapai satu abad, berada dalam keadaan sakit, sejak kehinagan putera kesayangannya Yusuf. Adalah adik kami Benyamin ini yang menjadi penghibur hatinya yang dirundung duka dan sedih sepanjang hayatnya. Ia bahkan tidak mengizinkan kami membawanya kemari kalau tidak karena terpaksa telah berkurangnya persediaan gandum di rumah. Maka sangat kami harapkan belas kasihan Paduka Tuan kepada ayah kami dengan melepaskan Benyamin dan menahan salah seorang daripada kami sebagai gantinya.”<br />
<br />
Yusuf menolong permohonan abg-abgnya dan berpegang teguh pada persepakatan yang telah sama dipersetujui, bahwa brg siapa kedapatan piala di dalam bagasinya akan ditahan, apa lagi menurut syariat Nabi Ya’qub bahwa brg siapa yang mencuri maka hukumannya ialah si pencuri dijadikan hamba satu tahun lamanya.<br />
Dalam permusyawaratan yang telah dilakukan oleh abg-abg Yusuf telah gagal memperoleh persetujuannya melepaskan Benyamin dari tahanan, berkatalah Yahudza, saudara tertua di antara mrk: “Aku tidak mempunyai muka untuk mengadap ayah tanpa Benyamin. Kami telah mendurhakai ayah dengan melemparkan Yusuf ke dalam perigi sehinggakan menjadi ayah menderita sepanjang hayat dan kini akan menambahkan lagi penderitaan ayah dengan meninggalkan Benyamin seorang diri disini tanpa kami mengetahui nasib apa yang akan dialaminya sedang kami talah berjanji dan bersumpah akan membawanya kembali jika apa pun yang akan kami hadapi untuk menjaga keselamatannya. Karenanya aku akan tinggal disini buat sementara dan tidak akan pulang ke rumah sebelum ayah memanggilku dan mengizinkanku kembali. Pergilah kamu segera pulang kembali dan ceritakanlah kepada ayah apa yang telah terjadi dengan sebenarnya dan bila ayah tidak mempercayaimu, disebabkan pengalamannya dengan Yusuf, maka biarlah ia menanya kepada kafilah-kafilah dan orang -orang yang telah menyaksikan peristiwa penggeledahan dengan mata kepala mrk sendiri di tempat kami ditahan.<br />
<br />
Berangkatlah kafilah Ya’qub kembali ke tanah airnya dengan hanya terdiri dari sembilan orang, meninggalkan di belakang mrk abg sulungnya Yahudza dan adik bongsunya Benyamin. Setiba mrk di rumah hanya dengan sembilan orang dan menghadap ayahnya menceritakan apa yang telah terjadi pada diri Benyamin dan Yahudza. Nabi Ya’qub berkata seraya berpaling drp mereka dan mengusap dada: “Oh alangkah sedihnya hatiku karena hilangnya Yusuf yang masih terbayang wajahnya di depan mataku. Kini kamu tambah lagi penderitaanku dengan meninggalkan Benyamin di negeri orang untuk kedua kalinya kamu melanggar janjimu dan sumpahmu sendiri dan untuk kedua kalinya aku kehilangan putera yang sgt aku sayangi dan hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan itu. Semoga Allah memberi kesabaran kepadaku dan mempertemukan ku kembali dengan anak-anakku semuanya.”<br />
<br />
Berkata putera-puteranya menjawab: “Wahai ayah! Demi Allah engkau akan mengidap penyakit yang berat dan akan binasalah engkau bila engkau terus menerus mengenangkan Yusuf dan tidak berusaha menghilangkan bayangannya dari fikiranmu.”<br />
Menjawab teguran putera-puteranya itu berucaplah Ya’qub: “Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan nasibku, kesusahan dan kesedihanku. Aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya.”<br />
Kemudian , mengenai diri Benyamin yang ditahan oleh pengawal-pengawal kerajaan, maka sepeninggalan abg-abgnya, oleh Yusuf diberitahu bahwa piala raja yang terdapat di dalam bagasinya, adalah perbuatan pengawal-pengawalnya yang memang sengaja diperintah oleh beliau untuk diisikan ke dalam bagasi Benyamin itu dengan maksud menahannya tinggal bersamanya di dalam istana. Ia membesarkan hati adiknya dengan meramalkan bahwa akan tiba kelak suatu saat di mana ia dengan adiknya dan seluruh keluarga akan bertemu dan berkumpul kembali.<br />
<br />
Bacalah tentang isi cerita di atas ayat 70 sehingga 86 dari surah “Yusuf” yang bermaksud :~<br />
<br />
“70.~ Maka tatkala telah disiapkan untuk mrk bhn makanan mrk, Yusuf memasukkan piala tempat minum ke dalam karung saudaranya. kemudian berteriaklah seseorang yang menyerukan: “Hai kafilah, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang mencuri”.71.~ Mrk menjawab sambil menghadap kepada penyeru-penyeru itu: “Brg apakah yang hilang drp kamu?”72.~ Penyeru-penyeru itu berkata: “Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dpt mengembalikannya akan memperoleh bhn makanan {seberat} beban unta, dan aku menjamin terhadapnya.”73.~ Saudara-saudara Yusuf menjawab: “Demi Allah sesungguhnya kamu mengetahui bahwa kami dtg bukan untuk membuat kerusakkan di negeri {ini} dan kami bukanlah orang-orang mencuri”.74.~ Mrk berkata: “Tetapi apakah balasan jikalau kamu betul-betul pendusta?”75.~ Mrk menjawab: “Balasannya ialah pada siapa ditemukan {brg yang hilang} dalam karungnya, maka dia sendirilah balasannya”. Demikianlah kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang zalim.76.~ Maka mulailah Yusuf memeriksa karung-karung mrk sebelum {memeriksa} karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala raja itu dari karung saudaranya. Demikianlah Kami atur untuk {mencapai} maksud Yusuf. Tiadalah patut Yusuf mneghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah menghendakinya. Kami tinggikan darjat orang yang Kami kehendaki, dan diatas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.77.~ Mrk berkata: “Jika ia mencuri maka sesungguhnya telah pernah mencuri pula saudaranya sebelum itu”. Maka Yusuf menyembunyikan kejengkelan itu pada dirinya dan tidak menampakkannya kepada mrk. Dia berkata: “{Dalam hatinya} kamu lebih buruk kedudukanmu {sifat-sifatmu} dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu terangkan itu”.78.~ Mrk berkata: “Wahai Al-Aziz! Sesungguhnya ia mempunyai ayah yang sudah lanjut usianya, lantaran itu ambil salah seorang drp kami sebagai gantinya. Sesungguhnya kami melihat kamu termasuk orang-orang yang berbuat baik”.79.~ Berkata Yusuf: “Aku mohon perlindungan Allah drp menahan seorang kecuali orang yang kami ketemukan harta benda kami padanya, jika kami berbuat demikian, maka benar-benarlah kami, orang-orang yang zalim”.80.~ Maka tatkala mrk berputus asa drp {keputusan} Yusuf, mrk menyendiri sambil berunding dengan berbisik-bisik. Berkatalah yang tertua di antara mrk: “Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya ayahmu telah mengambil janji drp kami dengan nama Allah dan sebelum itu kamu telah mensia-siakan Yusuf. Sebab itu aku tidak akan meninggalkan negeri Mesir, sampai ayahku mengizinkan kepadaku. Dan Dia adalah hakim sebaik-baiknya”.81.~ ” Kembalilah kepada ayahmu dan berkatalah: ” Wahai ayah kami! Sesungguhnya anak kamu telah mencuri dan kami hanya menyatakan apa yang kami ketahui dan sesekali tidak dapat menjaga {mengetahui} barang yang ghaib.82~ Dan tanyalah penduduk negeri yang kami berada di situ dan kafilah yang kami datang bersamanya dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang benar”.83.~ Ya’qub berkata: “Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan {yang buruk itu}. Maka kesabaran yang baik itulah {kesabaranku}. Mudah-mudahan Allah mendatangkan mrk semua kepadaku sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana’.84.~ Dan Ya’qub berpaling dari mrk {anak-anaknya} seraya berkata: “Aduhai dukacitaku terhadap Yusuf. Dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya {terhadap anak-anaknya}.85.~ Mrk berkata: “Demi Allah, senantiasa kamu mengingati Yusuf, sehingga kamu mengidap penyakit yang berat atau termasuk orang-orang yang binasa”.86.~ Ya’qub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadu kesusahan dan kesedihan hatiku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya”.<br />
<br />
Pertemuan kembali keluarga Ya’ub<br />
<br />
Sejak kembalinya kafilah putera-puteranya dari Mesir tanpa Benyamin dan Yahudza, maka duka nestapa dan kesedihan Ya’qub makin mendalam dan menyayat hati. Ia tidak merasakan tidur bermalam-malam, mengenangkan ketiga puteranya yang tidak berketentuan tenpat dan nasibnya. Ia hanya terasa terhibur bial ia sedang menghadap kepada Allah, bersolat, bersujud seraya memohon kepada Allah agar mengurniainya kesabaran dan keteguhan iman menghadapi ujian dan percubaan yang sedang ia alami.<br />
<br />
Ia kadangkala berkhalwat seorang diri melepaskan air matanya bercucuran sebebas-bebasnya untuk melegakan dadanya yang sesak.<br />
Fizikal Nabi Ya’qub makin hari makin menjadi lemah, tubuhnya makin kurus hungga tunggal kulit melekat pada tulang, ditambah pula dengan kebutaan matanya yang menjadi putih. Hal mana menjadikan putera-puteranya khuatir terhadap kelangsungan hidupnya. Mrk menegurnya dengan mengatakan: “Wahai ayah! Ayah adalah seorang Nabi dan pesuruh Allah yang drp-Nya wahyu diturunkan dan drpnya kami mendpt tuntutan dan ajaran beriman. Sampai bilakah ayah bersedih hati dan mencucurkan air mata mengenangkan Yusuf dan Benyamin. Tidak cukupkah sudah bahwa banda ayah hanya tinggal kulit di atas tulang dan mata ayah menjadi buta? Kami sgt khuatir bahwa ayah akan menjadi binasa bila tidak menyedarkan diri dan berhenti mengenangkan Yusuf dan Benyamin”.<br />
<br />
Ya’qub menjawab teguran putera-puteranya itu mengatakan: “Kata-kata teguranmu bahkan menambahkan kesedihan hatiku dan bahkan membangkitkan kembali kenangan-kenanganku pada masa yang lalu, di mana semua anak-anak ku berkumpul di depan mataku. Aku berkeyakinan bahwa Yusuf masih hidup dan suara hatiku membisikkan kepadaku bahwa ia masih berkeliaran di atas bumi Allah ini, namun di mana ia berada dan nasib apa yang ia alami, hanya Allahlah yang mengetahuinya. Bila kamu benar-benar sayang kepadaku dan ingin melegakan hatiku serta menghilangkan rasa sedih dan dukacitaku, pergilah kamu merantau mencari jejak Yusuf dan berusahalah sampai menemuinya dan setidak-tidaknya mendapat keterangan di mana ia berada sekarang dan jangan sesekali berputus asa karena hanya orang-orang kafirlah yang berputus asa dari rahmat Allah”.<br />
<br />
Seruan Ya’qub dipertimbangkan oleh putera-puteranya dan diterimanyalah saranannya, setidak-tidaknya ia sekadar membesarkan hati si ayah dan meredakan rasa penderitaannya yang berlarut-larutan. Dan sekali pun mrk merasa tidak mungkin mendapat Yusuf dalam keadaan hidup, namun bila mrk berhasil memujuk penguasa Mesir mengembalikan Benyamin, maka hal itu sudah cukup merupakan penghibur bagi ayah mrk serta ubat yang dpt meringankan rasa sakit hatinya.<br />
Racangan perjalanan dirundingkan dan terpilihlah Mesir sebagai tujuan pertama dari perjalanan mrk mencari jejak Yusuf sesuai dengan seruan Ya’qub dengan maksud sampingan ialah membeli gandum untuk mengisi persediaan yang sudah berkurang.<br />
<br />
Tibalah kafilah putera-putera Ya’qub di Mesir untuk ketiga kalinya dan dalam pertemuan mrk dengan Yusuf, wakil raja Mesir yang berkuasa, berkatalah jurucakap mrk: “Wahai Paduka Tuan! Keadaan hidup yang sukar dan melarat di negeri kami yang disebabkan oleh krisis bhn makanan yang belum teratasi memaksa kami dtg kembali untuk ketiga kalinya mengharapkan bantuan dan murah hati paduka tuan, kedatangan kami kali ini juga untuk mengulang permohonan kami kepada paduka tuan dptlah kiranya adik bongsu kami Benyamin dilepaskan untuk kami bawa kembali kepada ayahnya yang sudah buta kurus kering dan sakit0sakit sejak Yusuf, abang Benyamin hilang. Kami sgt mengharapkan kebijaksanaan paduka tuan agar melepaskan permohonan kami ini, kalau-kalau dengan kembalinya Benyamin kepada pangkuan ayahnya dpt meringankan penderitaan batinnya serta memulihkan kembali kesihatan badannya yang hanya tinggal kulit melekat pada tulangnya.”<br />
<br />
Kata-kata yang diucapkan oleh abg-abgnya menimbulkan rasa haru pd diri Yusuf dan tepat mengenai sasaran di lubuk hatinya, menjadikan ia merasakan bahwa masanya telah tiba untuk mengenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya dan dengan demikian akan dapat mengakhiri penderitaan ayahnya yang malang itu. Berucaplah Yusuf kepada saudara-saudaranya secara mengejek: “Masih ingatkah kamu apa yang telah kamu lakukan terhadap adikmu Yusuf, tatkala kamu memperturutkan hawa nafsu melemparkannya ke dalam perigi di suatu tempat yang terpencil? Dan masih teringatkah olehmu tatkala seorang drpmu memegang Yusuf dengan tangannya yang kuat, menanggalkan pakaiannya daritubuhnya lalu dalam keadaan telanjang bulat ditinggalkannyalah ia seorang diri di dalam perigi yang gelap dan kering itu, lalu tanpa menghiraukan ratap tangisnya, kamu kembali pulang ke rumah dengan rasa puas seakan-akan kamu telah membuang sebuah benda atau seekor binatang yang tidak patut dikasihani dan dihiraukan nasibnya?”<br />
<br />
Mendengar kata-kata yang diucapkan oleh wakil raja Mesir itu, tercenganglah para saudara Yusuf, bertanya-tanya kepada diri sendiri masing-masing, seraya mamandang antara satu dengan yang lain, bagaimana peristiwa itu sampai diketahuinya secara terperinci, padahal tidak seorang pun drp mereka pernah membocorkan berita peristiwa itu kepada orang lain, juga kepada Benyamin pun yang sedang berada di dalam istana raja. Kemudian masing-masing dari mereka menyorotkan matanya, mulutmya dan seluruh tubuhnya dari kepala sampailah ke kaki. Dicarinya ciri-ciri khas yang mrk ketahui berada pada tubuh Yusuf semasa kecilnya. Lalu berbisik-bisiklah mrk dan sejurus kemudian keluarlah dari mulut mereka secara serentak suara teriakan : “Engkaulah Yusuf”.<br />
<br />
“Benar”,Yusuf menjawab, “Akulah Yusuf dan ini adalah adikku setunggal ayah dan ibu, Benyamin. Allah dengan rahmat-Nya telah mengakhiri segala penderitaanku dan segala ujian berat yang telah aku alami dan dengan rahmat-Nya pula kami telah dikurniai nikmat rezeki yang melimpah ruah dan penghidupan yang sejahtera. Demikianlah barangsiapa yang bersabar, bertaqwa serta bertawakkal tidaklah akan luput dari pahala dan ganjarannya.”<br />
Setelah mendengar pengakuan Yusuf, berubahlah wajah mereka menjadi pucat. Terbayang di depan mata mrk apa yang mrk perbuat terhadap diri adik mrk Yusuf yang berada di depan mereka sebagai wakil raja Mesir yang berkuaa penuh. Mereka gelisah tidak dpt membayangkan pembalasan apa yang akan mrk terima dari Yusuf atas dosa mereka itu.<br />
<br />
Berkatalah saudara-saudara Yusuf dengan nada yang rendah: “Sesungguhnya kami telah berdosa terhadap dirimu dan bertindak kejam ketika kami melemparkan kamu ke dasar telaga. Kami lakukan perbuatan kejam itu, terdorong oleh hawa nafsu dan bisikan syaitan yang terkutuk. Kami sgt sesalkan peristiwa yang terjadi itu yang berakibat penderitaan bagimu dan bagi ayah kami.Akan tetapi kini nampak kepada kami kelebihanmu di atas diri kami dan bagaiman Allah telah mengurniakan nikmat-Nya kepadamu sebagai ganti penderitaan yang disebabkan oleh perbuatan kami yang durhaka terhadap dirimu. Maka terserah kepadamu untuk tindakan pembalasan apakah yang akan engkau timpakan di atas diri kami yang telah berdosa dan mendurhakaimu”.<br />
<br />
Berucaplah Yusuf menenteramkan hati saudara-saudaranya yang sedang ketakutan: “Tidak ada manfaatnya menyesalkan apa yang telah terjadi dan menggugat kejadian-kejadian yang telah lalu. Cukuplah sudah bila itu semua menjadi pengajaran bahwa mengikuti hawa nafsu dan suara syaitan selalu akan membawa penderitaan dan mengakibatkan kebinasaan di dunia dan di akhirat. Mudah-mudahan Allah mengampuni segala dosamu, karena Dialah Yang Maha Penyayang serta Maha Pengampun. Pergilah kamu sekarang juga kembali kepada ayah dengan membawa baju kemejaku ini. Usapkanlak ia pada kedua belah matanya yang insya-Allh akan menjadi terang kembali, kemudian bawalah ia bersama semua keluarga ke sini secepat mungkin.”<br />
<br />
Maka bertolaklah kafilah putera-putera Ya’qub dengan diliputi rasa haru bercampur gembira, kembali menuju ke Palestin membawa berita gembira bagi ayah mereka yang sedang menanti hasil usaha pencarian Yusuf yang disarankannya. Dan selagi kafilah sudah mendekati akhir perjalanannya dan hampir memasuki Palestin ayah mereka Nabi Ya’qub memperoleh firasat bahwa pertemuan dengan Yusuf, putera kesayangannya sudah berada di ambang pintu. Firasat itu diperolehnya sewaktu ia berkhalwat seorang diri di mihrab tempat ibadahnya bermunajat kepada Allah, berzikir dan bersujud seraya melepaskan air matanya bercucuran dan suara tangisnya menggema di seluruh sudut rumah, sekonyong-konyong suara tangisnya berbalik menjadi gelak ketawa, air matanya berhenti bercucuran dan keluarlah ia dari mihrabnya berteriak: “Aku telah mencium bau tubuh Yusuf dan aku yakin bahwa aku akan menemuinya dalam waktu dekat. Ini bukan khayalan dan bukannya pula bawaan kelemahan ingatan yang selalu kamu tuduhkan kepadaku.”<br />
<br />
Sejurus kemudian berhentilah kafilah di depan pintu rumah turunlah putera-putera Ya’qub dari atas unta masing-masing, beramai-ramai masuk ke dalam rumah dan berpeluknyalah ayah sambil mengusapkan baju kemeja Yusuf pada kedua belah matanya. Seketika itu pula terbuka lebarlah kedua belah mata Ya’qub, bersinar kembali memandang wajah putera-puteranya dan mendengar kisah perjalanan putera-puteranya dan bagaimana mrk telah menemukan Yusuf bersama adiknya Benyamin. Disampaikan pula kepada ayah seruan dan undangan Yusuf agar semua sekeluarga berhijrah ke Mesir dan bergabung menjadi satu di dalam istananya. Dan segera berkemas-kemaslah Ya’qub sekeluarga menyiapkan diri untuk berhijrah ke Mesir.<br />
<br />
Dirangkulnyalah si ayah oleh Yusuf seraya mencucurkan air mata setiba Ya’qub di halaman istana bersama seluruh keluarga. Demikian pula ayah tidak ketinggalan mencucurkan air mata, namun kali ini adalah air mata suka dan gembira. Semuanya pada merebahkan diri bersujud sebagai tanda syukur kepada Allah serta penghormatan bagi Yusuf, kemudian dinaikkannyalah ayah dan ibu tirinya yang juga saudara ibunya ke atas sigahsana seraya berkata: “Wahai ayahku! Inilah dia takbir mimpiku yang dahulu itu, menjadi kenyataan. Dan tidak kurang-kurang rahmat dan kurniaan Allah kepadaku yang telah mengangkatku dari dalam perigi, mengeluarkan aku dari penjara dan mempertemukan kami semua setelah syaitan telah merusakkan perhubungan persaudaraan antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Allah Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki dan sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.Kemudian Yusuf mengangkat kedua tangannya berdoa: “Ya Tuhanku! Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan mengajarkan kepadaku pengentahuan serta kepandaian mentakbir mimpi. Ya Tuhanku Pencipta langit dan bumi! Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam, beriman dan bertakwa dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang soleh.”<br />
<br />
Bacalah ayat 87 sehingga 101 dari surah “Yusuf”, tentang isi cerita di atas sebagai berikut :~ <br />
<br />
“87.~ Berkatalah Ya’qub: ” Hai anak-anakku, pergilah kamu maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kamu kafir.”88.~ Maka ketika mereka masuk ke {Tempat} Yusuf, mereka berkata : “Hai Al-Aziz, kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa barang-barang yang tidak berharga, maka sempurnakanlah sukatan untuk kami dan bersedekahlah kepada kami, sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah.”89.~ Yusuf berkata: “Apakah kamu mengetahui {keburukan} apa yang kamu lakukan terhadap Yusuf dan saudaranya ketika kamu tidak mengetahui {akibat} perbuatanmu itu?”90.~ Mereka berkata: “Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?” Yusuf menjawab: “Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan kurnia-Nya kepada kami”. Sesungguhnya barangsiapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak mensia-siakan pahala orang-orang yang berbuat baik”.91.~ Mereka berkata: “Demi Allah, sesungguhnya Allah telah melebihkankamu atas kami dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah {berdosa}”.92.~ Dia {Yusuf} berkata: “Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni {kamu} dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang”.93.~ Pergilah kamu dengan membawa baju kemejaku ini, lalu lekatkanlah ia ke wajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali, dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku”.94.~ Tatkala kafilah itu telah keluar {dari negeri Mesir} berkata ayah mereka: ” Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal {tentu kamu membenarkan aku}”.95.~ Keluarganya berkata: “Demi Allah kamu sesungguhnya masih dalam kekeliruanmu yang dahulu”.96.~ Tatkala telah tiba pembawa berita gembira itu, maka diletakkannya baju itu ke wajah Ya’qub, lalu kembalilah dia dapat melihat. Berkata Ya’qub: “Tidakkah aku katakan kepadamu, bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya”.97.~ Mereka berkata: “Wahai ayah kami! Mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah {berdosa}”.98.~ Ya’qub berkata: “Kelak aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.99.~ Maka tatkala mereka masuk ke {tempat } Yusuf, Yusuf merangkul ibu bapanya dan dia berkata: “Masuklah kamu di negeri Mesir, insya-Allah dalam keadaan aman”.100.~ Dan ia menaikkan kedua ibu bapanya ke atas singahsana. Dan mereka {semuanya} merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: “Wahai ayahku! Inilah takbir mimpiku yang dahulu itu, sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan merusakkan {hubungan} antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.101.~ Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian takbir mimpi {ya Tuhanku} Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang soleh.” { Yusuf : 87 ~ 101 }<br />
<br />
Pengajaran yang didapat dari kisah Nabi Yusuf A.S.<br />
<br />
Banyak ajaran dan ibrah yang dapat dipetik dari Kisah Nabi Yusuf yang penuh dengan pengalaman hidup yang kontriversi itu. Di antaranya ialah :~<br />
Bahwasanya penderitaan seseorang yang nampaknya merupakan suatu musibah dan bencana, pd hakikatnya dalam banyak hal bahkan merupakan rahmat dan barakah yang masih terselubung bagi penderitaannya.Karena selalunya bahwa penderitaan yang di anggapkan itu suatu musibah adalah menjadi permulaan dari kebahagiaan dan menjadi kesejahteraan yang tidak diduga semula. Demikianlah apa yang telah dialami oleh Nabi Yusuf dengan pelemparan dirinya ke dalam sebuah perigi oleh saudara-saudaranya sendiri, disusuli dengan pemenjaraannya oleh para penguasa Mesir. Semuanya itu merupakan jalan yang harus ditempuh oleh beliau untuk mencapai puncak kebesaran dan kemuliaan sebagai nabi serta tngkat hidup yang mewah dan sejahtera sebagai seorang penguasa dalam sebuah kearajaan yang besar yang dengan kekuasaannya sebagai wakil raja, dapat menghimpunkan kembali seluruh anggota keluarganya setelah sekian lama berpisah dan bercerai-berai.<br />
<br />
Maka seseorang mukmin yang percaya kepada takdir, tidak sepatutnya merasa kecewa dan berkecil hati bila tertimpa sesuatu musibah dalam harta kekayaannya, kesihatan jasmaninya atau keadaan keluarganya. Ia harus menerima percubaan Allah itu dengan penuh kesabaran dan tawakkal seraya memohon kepada Yang Maha Kuasa agar melindunginya dan mengampuni segala dosanya, kalau-kalau musibah yang ditimpakan kepadanya itu merupakan peringatan dari Allah kepadanya untuk bertaubat.<br />
<br />
Dan sebaliknya bila seseorang mukmin memperoleh nikmat dan kurinia Allah berupa perluasan rezeki, kesempurnaan kesihatan dan kesejahteraan keluarga, ia tidak sepatutnya memperlihatkan sukacita dan kegembiraan yang berlebih-lebihan. Ia bahkan harus bersyukur kepada Allah dengan melipat gandakan amal solehnya sambil menyedarkan diri bahwa apa yang diperolehnya itu kadang-kadang boleh tercabut kembali bila Allah menghendakinya. Lihatlah sebagaimana teladan Nabi Yusuf yang telah kehilangan iman dan tawakkalnya kepada Allah sewaktu berada seorang diri di dalam perigi mahupun sewaktu merengkok di dalam penjara, demikian pula sewaktu dia berada dalam suasana kebesarannya sebagai Penguasa Kerajaan Mesir, ia tidak disilaukan oleh kenikmatan duniawinya dan kekuasaan besar yang berada di tangannya. Dalam kedua keadaan itu ia tidak melupakan harapan, syukru dan pujaan kepada Allah dan sedar bahwa dirinya sebagai makhluk yang lemah tidak berkuasa mempertahankan segala kenikmatan yang diperolehnya atau menghindarkan diri dari musibah dan penderitaan yang Allah limpahkan kepadanya. Ia mengembalikan semuanya itu kepada takdir dan kehendak Allah Yang Maha Kuasa.<br />
<br />
Nabi Yusuf telah memberi contoh dan teladan bagi kemurnian jiwanya dan keteguhan hatinya tatkala menghadapi godaan Zulaikha, isteri ketua Polis Mesir, majikannya. Ia diajak berbuat maksiat oleh Zulaikha seorang isteri yang masih muda belia, cantik dan berpengaruh, sedang ia sendiri berada dalam puncak kemudaannya, di mana biasanya nafsu berahi seseorang masih berada di tingkat puncaknya. Akan tetapi ia dapat menguasai dirinya dan dapat mengawal nafsu kemudaannya, menolak ajak isteri yang menjadi majikannya itu, karena ia takut kepada Allah dan tidak mahu mengkhianati majikannya yang telah berbuat budi kepadanya dirinya dan memperlakukannya seolah-olah anggota keluarganya sendiri. Sebagai akibat penolakannnya itu ia rela dipenjarakan demi mempertahankan keluhuran budinya, keteguhan imannya dan kemurnian jiwanya.<br />
<br />
Nabi Yusuf memberi contoh tentang sifat seorang kesatria yang enggan dikeluarkan dari penjara sebelum persoalannya dengan Zulaikha dijernihkan. Ia tidak mahu dikeluarkan dari penjara kerana memperoleh pengampunan dari Raja, tetapi ia ingin dikeluarkan sebagai orang yang bersih, suci dan tidak berdosa. Karenanya ia sebelum menerima undangan raja kepadanya untuk datang ke istana, ia menuntut agar diselidik lebih dahulu tuduhan-tuduhan palsu dan fitnahan-fitnahan yang dilekatkan orang kepada dirinya dan dijadikannya alasan untuk memenjarakannya. Terpaksalah raja Mesir yang memerlukan Yusuf sebagai penasihatnya, memerintahkan pengusutan kembali peristiwa Yusuf dengan Zulaikha yang akhirnya dengan terungkapnya kejadian yang sebenar, di mana mereka bersalah dan memfitnah mengakui bahawa Yusuf adalah seorang yang bersih suci dan tidak berdosa dan bahwa apa yang dituduhkan kepadanya itu adalah palsu belaka.<br />
<br />
Suatu sifat utama pembawaan jiwa besar Nabi Yusuf menonjol tatkala ia menerima saudara-saudaranya yang datang ke Mesir untuk memperolehi hak pembelian gandum dari gudang pemerintah karajaan Mesir. Nabi Yusuf pada masa itu, kalau ia mahu ia dapat melakukan pembalasan terhadap saudara-saudaranya yang telah melemparkannya ke dalam sebuah perigi dan memisahkannya dari ayahnya yang sangat dicintai. Namun sebaliknya ia bahkan menerima mereka dengan ramah-tamah dan melayani keperluan mereka dengan penuh kasih sayang, seolah-olah tidak pernah terjadi apa yang telah dialami akibat tindakan saudara-saudaranya yang kejam dan tidak berperikemanusiaan. Demikianlah Nabi Yusuf dengan jiwa besarnya telah melupakan semua penderitaan pahit yang telah dialaminya akibat tindakan saudara-saudaranya itu dengan memberi pengampunan kepada mereka, padahal ia berada dalam keadaan yang memungkinkannya melakukan pembalasan yang setimpal. Dan pengampunan yang demikian itulah yang akan berkesan kepada orang yang diampuni dan yang telah dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam beberapa ayat Al-Quran dan beberapa hadis nabawi.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
sumber: http://www.dzikir.org/b_ceri11.htmmalaikat kecilhttp://www.blogger.com/profile/10680546762948985372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8449443110366127414.post-71920861310810163462011-04-04T07:12:00.000-07:002011-04-04T07:12:49.951-07:00fathimah azzahra :)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCNoQAr2J5uuckmBkBGY-vaRxNjEp9PChsviTYWIDQstH5t0XiGu17ziGwQnOrLR8cc0YJYbLxep2eqI85fH-V-iipNeWx6FSpbRniTtFG5v10bwtPpnUGhSywb0C2Y2qFnCcQkzlhXnEK/s1600/a.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="141" width="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCNoQAr2J5uuckmBkBGY-vaRxNjEp9PChsviTYWIDQstH5t0XiGu17ziGwQnOrLR8cc0YJYbLxep2eqI85fH-V-iipNeWx6FSpbRniTtFG5v10bwtPpnUGhSywb0C2Y2qFnCcQkzlhXnEK/s200/a.jpg" /></a></div><br />
Riwayat yang masyhur menyebutkan bahwa Fatimah Zahra AS, hanya sempat mengenyam kehidupan yang singkat. Beliau wafat pada usia yang sangat belia, 18 tahun. Meski singkat, kehidupan beliau banyak mengandung pelajaran berharga. Kehidupan putri Rasul ini, laksana permata indah yang memancarkan cahaya. Pada kesempatan ini, kami ingin mengajak Anda untuk melihat sekelumit dari kepribadian beliau yang agung, untuk dijadikan pedoman, khususnya bagi kaum perempuan.Baca selanjutnya<br />
<br />
Tak diragukan lagi, sebagian besar problem dan masalah yang dihadapi umat manusia adalah karena kelalaiannya akan hakikat wujud kemanusiaannya, sehingga dia terjebak dalam tipuan dunia. Sebaliknya, manusia bisa mendekatkan diri kepada Tuhan saat dia mengenal dirinya dan mengetahui tugas yang harus ia lakukan dan pertanggungjawabkan kepada Allah, Sang Pencipta alam kehidupan.<br />
<br />
Fatimah Zahra AS, adalah seorang figur yang unggul dalam keutamaan ini. Dalam doanya, beliau sering berucap, “Ya Allah, kecilkanlah jiwaku di mataku dan tampakkanlah keagungan-Mu kepadaku. Ya Allah, sibukkanlah aku dengan tugas yang aku pikul saat Engkau menciptakanku, dan jangan Engkau sibukkan aku dengan hal-hal yang lain.”<br />
<br />
Keikhlasan dalam beramal adalah jembatan menuju keselamatan dan keberuntungan. Manusia yang memiliki jiwa keikhlasan akan terbebas dari seluruh belenggu hawa nafsu dan akan sampai ke tahap penghambaan murni. Keikhlasan akan memberikan keindahan, kebaikan, dan kejujuran kepada seseorang. Contoh terbaik dalam hal ini dapat ditemukan pada pribadi agung Fatimah Zahra AS. Seseorang pernah bertanya kepada Imam Mahdi AS, “Siapakah di antara putri-putri Nabi yang lebih utama dan memiliki kedudukan yang lebih tinggi?” Beliau menjawab, “Fatimah.” Dia bertanya lagi, “Bagaimana Anda menyebut Fatimah sebagai yang lebih utama padahal beliau hanya hidup singkat dan tidak lama bersama Nabi?” Beliau menjawab, “Allah memberikan keutamaan dan kemuliaan ini kepada Fatimah karena keikhlasan dan ketulusan hatinya.”<br />
<br />
Sayyidah Fatimah dalam munajatnya sering mengungkapkan kata-kata demikian, “Ya Allah, aku bersumpah dengan ilmu ghaib yang Engkau miliki dan kemampuan penciptaan-Mu. Berilah aku keikhlasan. Aku ingin aku tetap tunduk dan menghamba kepada-Mu di kala senang dan susah. Saat kemiskinan mengusikku atau kekayaan datang kepadaku, aku tetap berharap kepada-Mu. Hanya dari-Mu aku memohon kenikmatan tak berujung dan kelapangan pandangan yang tak berakhir dengan kegelapan. Ya Allah, hiasilah aku dengan iman dan masukkanlah aku ke dalam golongan mereka yang mendapatkan petunjuk.”<br />
<br />
Kecintaan Fatimah AS kepada Tuhan disebut oleh Rasulullah sebagai buah dari keimanannya yang tulus. Beliau bersabda, “Keimanan kepada Allah telah merasuk ke kalbu Fatimah sedemikian dalam, sehingga membuatnya tenggelam dalam ibadah dan melupakan segalanya.”<br />
<br />
Manusia yang mengenal Tuhannya akan menghiasi perilaku dan tutur katanya dengan akhlak yang terpuji. Asma’, salah seorang wanita yang dekat dengan Sayyidah Fatimah AS mengatakan, “Aku tidak pernah melihat seorangpun wanita yang lebih santun dari Fatimah. Fatimah belajar kesantunan dari Dzat yang Mahabenar. Hanya orang yang terdidik dengan tuntunan Ilahi-lah yang bisa memiliki perilaku dan kesantunan yang suci. Ketika Allah swt melalui firman-Nya memerintahkan umat untuk tidak memanggil Rasul dengan namanya, Fatimah lantas memanggil ayahnya dengan sebutan Rasulullah. Kepadanya Nabi bersabda, “Fatimah, ayat suci ini tidak mencakup dirimu.” Dalam kehidupan rumah tangganya, putri Nabi ini selalu menjaga etika dan akhlak. Kehidupan Ali dan Fatimah yang saling menjaga kesantunan ini layak menjadi teladan bagi semua.<br />
<br />
Kasih sayang dan kelemah-lembutan Fatimah AS diakui oleh semua orang yang hidup sezaman dengannya. Dalam sejarah disebutkan bahwa kaum fakir miskin dan mereka yang memiliki hajat, akan datang ke rumah Fatimah ketika semua jalan yang bisa diharapkan membantu mengatasi persoalan mereka telah tertutup. Fatimah tidak pernah menolak permintaan mereka, padahal kehidupannya sendiri serba berkekurangan.<br />
<br />
Poin penting lain yang dapat dipelajari dari kehidupan dan kepribadian penghulu wanita sejagat ini adalah sikap tanggap dan peduli yang ditunjukkan beliau terhadap masalah rumah tangga, pendidikan dan masalah sosial. Banyak yang berprasangka bahwa keimanan dan penghambaan yang tulus kepada Allah akan menghalangi orang untuk berkecimpung dalam urusan dunia. Kehidupan Sayyidah Fatimah Zahra AS mengajarkan kepada semua orang akan hal yang berbeda dengan anggapan itu. Dunia di mata beliau adalah tempat kehidupan, meski demikian hal itu tidak berarti harus dikesampingkan. Beliau menegaskan bahwa dunia laksana anak tangga untuk menuju ke puncak kesempurnaan, dengan syarat hati tidak tertawan oleh tipuannya. Fatimah AS berkata, “Ya Allah, perbaikilah duniaku bergantungnya kehidupanku. Perbaikilah kondisi akhiratku, karena ke sanalah aku akan kembali. Panjangkanlah umurku selagi aku masih bisa berharap kebaikan dan berkah dari dunia ini…”<br />
<br />
Detik-detik akhir kehidupannya telah tiba. Duka dan derita terasa amat berat untuk dipikul oleh putri tercinta Nabi ini. Meski demikian, dengan lemah lembut Fatimah bersimpuh di hadapan Sang Maha Pencipta mengadukan keadaannya. Asma berkata, “Saya menyaksikan saat itu Fatimah AS mengangkat tangannya dan berdoa, “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan perantara kemuliaan Nabi dan kecintaannya kepadaku. Aku memohon kepada-Mu dengan nama Ali dan kesedihannya atas kepergianku. Aku memohon kepada-Mu dengan perantara Hasan dan Husein serta derita mereka yang aku rasakan. Aku memohon kepada-Mu atas nama putri-putriku dan kesedihan mereka. Aku memohon, kasihilah umat ayahku yang berdosa. Ampunilah dosa-dosa mereka. Masukkanlah mereka ke dalam surga-Mu. Sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Pengasih dari semua pengasih.”<br />
<br />
Sebelum ajal datang menjemputnya, Fatimah Zahra AS menghadap kiblat setelah sebelumnya berwudhu. Beliau mengangkat tangan dan berdoa, “Ya Allah, jadikanlah kematian bagai kekasih yang aku nantikan. Ya Allah, curahkanlah rahmat dan inayah-Mu kepadaku. Tempatkanlah ruhku di tengah arwah orang-orang yang suci dan jasadku di sisi jasad-jasad mulia. Ya Allah, masukkanlah amalanku ke dalam amalan-amalan yang Engkau terima.”<br />
<br />
Tanggal 3 Jumadi Tsani tahun 11 Hijriyyah, Fatimah Zahra putri kesayangan Nabi menutup mata untuk selamanya. Beliau wafat meninggalkan pelajaran-pelajaran yang berharga bagi kemanusiaan. Hari ini, kami mengucapkan belasungkawa kepada para pecinta keluarga suci Rasul. <br />
<br />
Rasul pernah menyifati putrinya, Fatimah AS dengan sabdanya, “Allah telah memenuhi hati dan seluruh anggota tubuh Fatimah dengan keimanan dan keyakinan.” Kepada putrinya itu, beliau pernah bersabda, “Fatimah, Allah telah memilihmu dan menghiasimu dengan makrifat dan pengetahuan. Dia juga telah membersihkanmu dan memuliakanmu di atas wanita seluruh jagat.“ <br />
<br />
Kecintaan Rasulullah SAW kepada Fatimah Zahra AS merupakan satu hal khusus yang layak untuk dipelajari dari kehidupan beliau. Di saat bangsa Arab menganggap anak perempuan sebagai pembawa sial dan kehinaan, Rasul memuliakan dan menghormati putrinya sedemikian besar. Selain itu, Rasulullah SAW biasa memuji seseorang yang memiliki keutamaan. Dengan kata lain, pujian Rasul kepada Fatimah adalah karena beliau menyaksikan kemuliaan pada diri putrinya itu. Nabi SAW tahu akan apa yang bakal terjadi sepeninggalnya kelak. Karena itu, sejak dini beliau telah mengenalkan kemuliaan dan keagungan Fatimah kepada umatnya, supaya kelak mereka tidak bisa beralasan tidak mengenal keutamaan penghulu wanita sejagat itu.<br />
<br />
Suatu hari, seorang sahabat bertanya kepada Rasul, “Mengapa Anda tidak memperlakukan anak-anak Anda yang lain seperti Fatimah?” Rasul menjawab, “Engkau tidak mengenal Fatimah. Aku mencium bau surga pada diri Fatimah. Engkau tidak tahu bahwa keredhaan Allah ada pada keredhaan Fatimah dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaan Fatimah.”<br />
<br />
Kesempurnaan manusia tidak mengenal jenis jantina. Kesempurnaan itu adalah sebuah anugerah yang diberikan Allah kepada hamba-Nya untuk dapat mengenal dirinya lebih dalam. Fatimah adalah contoh nyata dari sebuah kesempurnaan. Dengan mengikuti dan meneladaninya, kesuksesan dan kebahagiaan hakiki yang menghantarkan kepada kesempurnaan akan bisa digapai. Fatimah adalah wanita yang banyak menimba ilmu, makrifat dan hikmah hakiki. Keluasan ilmunya tampak sekali dalam khotbah yang beliau sampaikan di masjid Nabi, di hadapan para sahabat.<br />
<br />
Dalam khotbah itu, Fatimah AS menjelaskan bahwa satu-satunya jalan untuk menyelamatkan diri dan masyarakat adalah dengan memegang teguh agama dan patuh kepada perintah Allah. Beliau yang mengetahui psikologi masyarakatnya menerangkan berbagai kekurangan yang ada di tengah mereka. Dalam khotbah itu, Fatimah AS membawakan berbagai ayat suci Al-Qur’an dan menjelaskan tafsirannya. Peristiwa yang terjadi di masa lalu, sejarah umat-umat terdahulu yang layak dijadikan pelajaran dan bahan peringatan, diungkapkannya. Dalam khotbah tersebut Fatimah sebagai seorang hamba yang saleh dan arif yang hakiki, menjelaskan kecintaannya kepada Sang Maha Pencipta.<br />
<br />
Fatimah Zahra AS, adalah wanita yang mengenal betul kondisi di tengah masyarakat. Beliau sadar akan adanya makar dan tipu daya musuh-musuh Islam. Hal itulah yang kemudian beliau ungkapkan dalam khotbahnya. Singkatnya, Fatimah AS sebagai seorang yang mengetahui seluk beluk politik dan sadar akan kondisi di zamannya, menerangkan kepada semua orang bahwa Islam adalah agama terakhir Tuhan dan syariat yang paling sempurna. Beliau juga menjelaskan bahwa satu-satunya jalan keselamatan adalah dengan mengikuti jejak Ahlul Bait AS.<br />
<br />
Berikut ini adalah sekelumit dari khotbah Sayyidah Fatimah Zahra AS di masjid Nabi. “Rasulullah diutus saat seluruh bangsa terpecah-pecah. Mereka menyembah berhala. Meski mengenal Tuhan, mereka mengingkarinya. Dengan perantara Muhammad, Allah menyingkap tabir syirik dan kekafiran. Dia membersihkan kotoran dari hati, dan Dia berikan cahaya di mata. Muhammad dengan cahaya petunjuk bangkit di tengah umat untuk menyelamatkan mereka dari kesesatan dan mengeluarkan mereka dari kegelapan ke cahaya benderang. Dia menggiring umat ke arah agama yang kuat dan mengajak mereka kepada kebenaran.malaikat kecilhttp://www.blogger.com/profile/10680546762948985372noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8449443110366127414.post-52838565111732153022011-03-26T09:10:00.000-07:002011-03-26T09:10:08.312-07:00Saat-saat Rasulullah Tertawa dan Menangis“Ana Basyarum mistlukum” potongan ayat ini menggambarkan bahwa Nabi Muhammad seperti manusia pada umumnya. Memiliki perasaan dan kebutuhan yang sama, baik psikis maupun biologis. Hanya bedanya, Nabi mendapat wahyu (al-Qur’an), sedangkan manusia tidak.<br />
<br />
Nabi Muhammad, Rasulullah dalam hidupnya juga pernah mengalami sedih, bahagia, tertawa, dan bahkan menangis. Sedih ketika ditinggal istri tercintanya, Khadijah. Tertawa ketika mendengar pertanyaan lucu istri sahabat Nabi, Rifa’ah. Itulah pernik kehidupan Rasulullah, sama seperti orang manusia lainnya.<br />
<br />
Berikut beberapa kejadian yang membuat Rasulullah bisa tertawa dan menangis.<br />
<br />
Suatu hari, Umar meminta izin untuk masuk ke ruangan Rasulullah. Kebetulan, waktu itu ada beberapa orang wanita Quraisy yang sedang berbicara dengan Rasulullah dengan nada yang cukup keras dan mengajukan banyak pertanyaan. Tahu Umar datang, mereka pun langsung lari ke balik tabir.<br />
<br />
Lalu Rasulullah pun tertawa sambil menyuruh Umar masuk. Melihat Rasulullah tertawa, Umar berkata, ”Semoga Allah membuatmu tetap dalam keadaan senang dan gembira, wahai Rasulullah!” Rasulullah pun menjawab, “Aku merasa heran dengan ulah wanita-wanita yang berada di sampingku tadi. Begitu mendengar suaramu, mereka bergegas menuju balik tabir.<br />
<br />
Umar berkata kepada wanita-wanta tersebut, “Apakah kalian segan kepadaku, sementara kalian tidak segan kepada Rasulullah?” Mereka menjawab, “Ya, lantaran kamu lebih keras dan lebih kasar daripada Rasulullah.”<br />
<br />
Kemudian Rasulullah pun bersabda, “Demi Zat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya. Tidak akan pernah setan menemuimu di suatu jalan yang kamu lalui, kecuali pasti mencari jalan lain, selain jalan yang kamu lalui." (HR. Al-Bukhori dan Muslim).<br />
<br />
Tidak sekali itu saja Rasulullah tertawa. Beliau juga pernah tertawa saat ada seorang sahabat yang salah paham dalam menerjemahkan waktu puasa. Tepatnya, tatkala turun ayat, ”...sehingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar." (Q.S.Al-Baqarah. ayat 187).<br />
<br />
Adi bin Hatim berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah. Sungguh saya meletakkan benang berwarna putih dan benang berwarna hitam di bawah bantalku, sehingga aku dapat mengenali antara waktu malam dan waktu siang.”<br />
<br />
Mendengar itu, Rasulullah bersabda, ”Sesungguhnya bantalmu itu sangat lebar. Sesungguhnya yang dimaksud adalah hitamnya (gelapnya) malam dan putihnya (terangnya) siang pada fajar”. (Shahih Muslim).<br />
<br />
Dalam riwayat lain disebutkan, “Adi bin Hatim menceritakan hal itu kepada Rasulullah dan beliau pun tertawa mendengarnya.”<br />
<br />
Dalam kejadian lain, ketika istri Rifa’ah mengadu kepada Rasulullah, beliau pun tertawa. Ceritanya, istri Rifa’ah telah dicerai (Talak bain) oleh Rifa’ah. Lantas ia menikah lagi dengan Abdurrahman bin Zubair, namun memiliki penyakit lemah syahwat.<br />
<br />
Nah, kedatangannya kepada Rasulullah untuk mengadukan hal itu. Beliau pun hanya tersenyum sambil berkata, “Jadi, kamu ingin kembali kepada Rifa’ah? Itu tidak bisa, sebelum kamu mereguk madu Abdurrahman dan ia mereguk madumu.”<br />
<br />
Selain tertawa, Rasulullah juga banyak menangis. Rasulullah pernah menangis saat mendengarkan bacaan al-Qur’an. Ketika itu, beliau menyuruh sahabatnya, Ibnu Mas’ud untuk membaca al-Qur’an dan Rasulullah mendengarkannya. Karena saking khusuknya mendengarkan bacaan Ibnu Mas’ud, tak terasa air mata Rasulullah mengalir bercucuran.<br />
<br />
Rasulullah juga pernah menangis saat menjenguk Sa’ad bin ‘Ubadah sakit keras. Ketika itu, Rasulullan menjenguk dengan ditemani Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqqas, dan Abdullah bin Mas’ud.<br />
<br />
Saat beliau masuk, Sa’ad sudah dikerubungi oleh keluarganya. Lalu, beliau berkata, “Apakah ia sudah meninggal?” Mereka menjawab, “Belum, wahai Rasulullah.” Rasulullah pun menangis. Dan, ketika itu, mereka pun ikut menangis.<br />
<br />
Yang tak kalah membuat Rasullah sedih tatkala berziarah ke makam ibundanya. Ketika itu, Rasulullah menangis dan orang di sekitarnya ikut menangis. Setelah itu, beliau bersabda:<br />
<br />
“Aku meminta izin kepada Rabbku untuk memintakan ampunan untuknya (Ibuku), tetapi aku tidak diizinkan. Kemudian aku meminta izin untuk menziarahi ke kuburnya dan Ia mengizinkannya. Maka berziarahlah ke kuburnya karena dapat mengingatkan pada kematian.” (Shahih Muslim).* <br />
<br />
<br />
hidayatullah.com<br />
<br />
<br />
Rep: Syaiful Anshor<br />
Red: Syaiful Irwanmalaikat kecilhttp://www.blogger.com/profile/10680546762948985372noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-8449443110366127414.post-89024324511318329432011-03-26T09:03:00.000-07:002011-03-26T09:03:26.788-07:00ketika Rasulullah tersenyum :))Saat menikahkan putri bungsunya, Sayyidah Fatimah Az Zahrah, dengan sahabat Ali bin Abi Thalib, Baginda Nabi Muhammad SAW tersenyum lebar. Itu merupakan peristiwa yang penuh kebahagiaan.<br />
<br />
Hal serupa juga diperlihatkan Rasulullah SAW pada peristiwa Fathu Makkah, pembebasan Makkah, karena hari itu merupakan hari kemenangan besar bagi kaum muslimin.<br />
“Hari itu adalah hari yang penuh dengan senyum panjang yang terukir dari bibir Rasulullah SAW serta bibir seluruh kaum muslimin” tulis Ibnu Hisyam dalam kita As Sirah Nabawiyyah.<br />
<br />
Rasulullah SAW adalah pribadi yang lembut dan penuh senyum. Namun, beliau tidak memberi senyum kepada sembarang orang. Demikian istimewanya senyum Rasul sampai-sampai Abu Bakar dan Umar, dua sahabat utama beliau, sering terperangah dan memperhatikan arti senyum tersebut.<br />
<br />
Misalnya mereka heran melihat Rasul tertawa saat berada di Muzdalifah di suatu akhir malam. “Sesungguhnya Tuan tidak biasa tertawa pada saat seperti ini,” kata Umar. “Apa yang menyebabkan Tuan tertawa?” Pada saat seperti itu, akhir malam, Nabi biasanya berdoa dengan khusyu’.<br />
<br />
Menyadari senyuman beliau tidak sembarangan, bahkan mengandung makna tertentu, Umar berharap, “Semoga Allah menjadikan Tuan tertawa sepanjang umur”.<br />
<br />
Atas pertanyaan diatas, Rasul menjawab, “Ketika iblis mengetahui bahwa Allah mengabulkan doaku dan mengampuni umatku, dia memungut pasir dan melemparkannya kekepalanya, sambil berseru, ‘celaka aku, binasa aku!’ Melihat hal itu aku tertawa.” (HR Ibnu Majah)<br />
<br />
Dalam kitab Ihya Ulumuddin, Imam Ghazali menulis, apabila Rasul dipanggil, beliau selalu menjawab, “Labbaik”. Ini menunjukkan betapa beliau sangat rendah hati. Begitu pula, Rasul belum pernah menolak seseorang dengan ucapan “tidak” bila diminta sesuatu. Bahkan ketika tak punya apa-apa, beliau tidak pernah menolak permintaan seseorang. “Aku tidak mempunyai apa-apa,” kata Rasul, “Tapi, belilah atas namaku. Dan bila yang bersangkutan datang menagih, aku akan membayarnya.”<br />
<br />
Banyak hal yang bisa membuat Rasul tertawa tanpa diketahui sebab musababnya. Hal itu biasanya berhubungan dengan turunnya wahyu Allah. Misalnya, ketika beliau sedang duduk-duduk dan melihat seseorang sedang makan. Pada suapan terakhir orang itu mengucapkan. “Bismillahi fi awalihi wa akhirihi.” Saat itu beliau tertawa. Tentu saja orang itu terheran-heran.<br />
<br />
Keheranan itu dijawab beliau dengan bersabda, “Tadi aku lihat setan ikut makan bersama dia. Tapi begitu dia membaca basmalah, setan itu memuntahkan makanan yang sudah ditelannya.” Rupanya orang itu tidak mengucapkan basmalah ketika mulai makan.<br />
<br />
Suatu hari Umar tertegun melihat senyuman Nabi. Belum sempat dia bertanya, Nabi sudah mendahului bertanya, “Ya Umar, tahukah engkau mengapa aku tersenyum?”<br />
“Allah dan Rasul-Nya tentu lebih tahu,” jawab Umar.<br />
“Sesungguhnya Allah memandang kepadamu dengan kasih sayang dan penuh rahmat pada malam hari Arafat, dan menjadikan kamu sebagai kunci Islam,” sabda beliau.<br />
<br />
Kesaksian Anggota Tubuh<br />
<br />
Rasul SAW bahkan sering membalas sindiran orang dengan senyuman. Misalnya ketika seorang Badui yang ikut mendengarkan taushiyah beliau tiba-tiba nyeletuk, “Ya Rasul, orang itu pasti orang Quraisy atau Anshar, karena mereka gemar bercocok tanam, sedang kami tidak.”<br />
<br />
Saat itu Rasul tengah menceritakan dialog antara seorang penghuni surga dan Allah SWT yang mohon agar diizinkan bercocok tanam di surga. Allah SWT mengingatkan bahwa semua yang diinginkannya sudah tersedia di surga.<br />
<br />
Karena sejak di dunia punya hobi bercocok tanam, iapun lalu mengambil beberapa biji-bijian, kemudian ia tanam. Tak lama kemudian biji itu tumbuh menjadi pohon hingga setinggi gunung, berbuah, lalu dipanenkan. Lalu Allah SWT berfirman. “Itu tidak akan membuatmu kenyang, ambillah yang lain.”<br />
<br />
Ketika itulah si Badui menyeletuk, “Pasti itu orang Quraisy atau Anshar. Mereka gemar bercocok tanam, kami tidak.”<br />
<br />
Mendengar itu Rasul tersenyum, sama sekali tidak marah. Padahal, beliau orang Quraisy juga.<br />
<br />
Suatu saat justru Rasulullah yang bertanya kepada para sahabat, “Tahukah kalian mengapa aku tertawa?.”<br />
“Allah dan Rasul-Nya lebih tahu,” jawab para sahabat.<br />
Maka Rasul pun menceritakan dialog antara seorang hamba dan Allah SWT. Orang itu berkata, “Aku tidak mengizinkan saksi terhadap diriku kecuali aku sendiri.”<br />
Lalu Allah SWT menjawab, “Baiklah, cukup kamu sendiri yang menjadi saksi terhadap dirimu, dan malaikat mencatat sebagai saksi.”<br />
<br />
Kemudia mulut orang itu dibungkam supaya diam, sementara kepada anggota tubuhnya diperintahkan untuk bicara. Anggota tubuh itupun menyampaikan kesaksian masing-masing. Lalu orang itu dipersilahkan mempertimbangkan kesaksian anggota-anggota tubuhnya.<br />
<br />
Tapi orang itu malah membentak, “Pergi kamu, celakalah kamu!” Dulu aku selalu berusaha, berjuang, dan menjaga kamu baik-baik,” katanya.<br />
<br />
Rasulpun tertawa melihat orang yang telah berbuat dosa itu mengira anggota tubuhnya akan membela dan menyelamatkannya. Dia mengira, anggota tubuh itu dapat menyelamatkannya dari api neraka. Tapi ternyata anggota tubuh itu menjadi saksi yang merugikan, karena memberikan kesaksian yang sebenarnya (HR Anas bin Malik).<br />
<br />
Hal itu mengingatkan kita pada ayat 65 surah Yasin, yang maknanya, “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, dan berkatalah kepada Kami tangan mereka, dan memberi kesaksian kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.”<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn8kV5hRKsEpYI2Z73c1GMPhh-o3Q0ReIzd9348UMbU3pGdWGua75LOR4AVQxkLjD24gv7qNZbCRpDEzn1kC2DkAOHT0jAQU-wtCgAdXksq47Z9w6HH_xTVkf-aKO_C7db_lT_Wwt73ycS/s1600/r.jpeg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="200" width="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn8kV5hRKsEpYI2Z73c1GMPhh-o3Q0ReIzd9348UMbU3pGdWGua75LOR4AVQxkLjD24gv7qNZbCRpDEzn1kC2DkAOHT0jAQU-wtCgAdXksq47Z9w6HH_xTVkf-aKO_C7db_lT_Wwt73ycS/s200/r.jpeg" /></a></div>malaikat kecilhttp://www.blogger.com/profile/10680546762948985372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8449443110366127414.post-61262692980060257822011-03-26T08:57:00.000-07:002011-03-26T08:57:06.005-07:00Wanita Dicintai IBLIS!<br />
<br />
Wanita Yang Derhaka Kepada Allah<br />
<br />
Wanita atau isteri yang tidak mengenali rasa cinta sedikitpun kepada Allah, dalam erti jauh daripada beribadat kepada Allah, tidak pernah sujud dan rukuk, jarang berbuat amal soleh, merupakan sebab-sebab mereka derhaka kepada Allah. Dengan jauhnya mereka daripada mengenali Allah, maka kehidupan mereka semakin dekat dengan maksiat, seterusnya dikawal sepenuhnya oleh iblis laknatullah.Inilah gambaran wanita atau isteri yang akhirnya dicintai Iblis, kerana telah mematuhi sepenuhnya arahan iblis agar berbuat kerosakan di muka bumi. Tidak hairan apabila gambaran rumah tangga suami isteri yang telah dicintai iblis merupakan gambaran rumah tangga yang penuh kehancuran, porak-peranda, bagaikan di dalam neraka.<br />
<br />
1. Tidak Mengenal Allah<br />
Untuk mengenal Allah, kita perlukan ilmu. Untuk mendapat ilmu, perlu belajar. Jika tidak mahu berusaha belajar tentang ilmu mengenal Allah, tidak mungkin seseorang itu dapat mencintai-Nya dengan sepenuh hati. Ia kerana bermula dari kenal itu baru datangnya cinta. Apabila kita sudah tidak mengenali Allah, bererti mudahlah bagi iblis untuk menghancurkan kita, seterusnya mengawal kehidupan kita. Sehingga kita melakukan sebarang perbuatan semata-mata kerana kehendak iblis dan mengharapkan habuan dari iblis.<br />
<br />
2. Cinta dunia, takut mati<br />
Cinta kepada nikmat kehidupan di dunia membawa kepada takut menghadapi mati. Tidak sanggup berpisah dengan nikmat yang dikecapi dan takut berhadapan dengan Allah lantaran sering mengabaikan aturan-Nya dalam kesibukan mengejar nikmat dunia. Cinta dunia dan takut mati ini, dengan sendirinya membuat seseorang itu sukar untuk mencintai Allah, malah merasa tidak perlu mencintai-Nya. Dia merasa boleh hidup tanpa Allah dan tanpa cinta-Nya. Suami sudah merasa ‘bahagia’ dapat memberi segala yang dimahukan oleh isteri. Isteri sudah merasa ‘bahagia’ mendapat apa yang dimahukan dari suami. Tidak salah mencari nimat dunia tetapi nikmat itu seharusnya mengingatkan kita kepada Pencipta nikmat dan nikmat itu seharusnya digunakan untuk memperolehi cinta-Nya.<br />
<br />
3. Hati yang Kotor<br />
Hati yang kotor adalah hati yang penuh dengan ‘najis’ sifat-sifat keji seperti pemarah, pendendam, hasad dengki, penakut dan tamak, akan disibukkan dengan urusan melayan bisikan-bisikan jahat dari nafsu dan syaitan. Hati begini tidak menyediakan ruang untuk diletakkan rasa cinta kepada Allah. Hati perlu dibersihkan dan dihiasi sifat-sifat terpuji seperti sabar, redha, merendah diri, berani, pemaaf dan mencukupi dengan paa yang ada. Hanya hati yang bersih dapat menjadi wadah untuk menampung cinta yang suci dan agung.<br />
Tetapi bila hati kotor dan penuh hasad dengki, pendedndam, tamak dan disibukkan melayan bisikan jahat, itulah ertinya hati telah dikawal sepenuhnya oleh iblis.<br />
<br />
4. Melakukan Dosa<br />
Jika seseorang itu tidak bertaubat dari dosa-dosa, atau terlalu banyak berbuat dosa hingga tidak lagi rasa berdosa, hatinya akan terdinding dari petunjuk Allah dan terhalang dari mencintai-Nya serta mendapat cinta-Nya. Sentiasa bertaubat dari dosa-dosa adalah antara syart untuk membina dan menyuburkan rasa cinta kepada Allah.<br />
<br />
5. Tidak Mahu Berdoa<br />
Berdoa adalah gambaran rasa lemah, hina dan jahil seorang hamba di depan Allah. Melalui doa, seorang hamba merendahkan diri memohon segala yang dihajati dan menjadi penyebab Allah sempurnakan hajat si hamba. Hamba yang memohon petunjuk akan diberi petunjuk. Hamba yang memohon kekuatan akan diberi kekuatan. Begitulah juga hamba yang memohon untuk mencinta-Nya, akan dipermudahkan menempuh jalan-jalan ke arah itu.<br />
<br />
WANITA YANG PENDENDAM<br />
<br />
1. Pengertian dendam<br />
<br />
Dendam ialah apabila hati seseorang itu merasa sangat berat terhadap seseorang lain seperti membencinya, menjauhi diri darinya, dan sifat itu akan kekal bersemadi di dalam hati orang itu dan tidak padam-padam.<br />
<br />
2. Keburukan-keburukan Dendam<br />
<br />
Dengan itu jelaslah bahawa sifat dendam itu berpunca dari sifat marah yang tidak dikekang atau diredhakan dengan segera. Sifat dendam ini akan menimbulkan berbagai perkara mungkar antaranya:<br />
<br />
perasaan hasad atau dengki dalam diri, sehingga pendengki itu merasakan tidak senang bila melihat seseorang berada di dalam kenikmatan, lalu ia mengharapkan terhapusnya nikmat itu daripada orang itu. Dengan makna yang lain seorang yang menyimpan perasaan hasad tidak suka melihat orang yang didengkinya itu hidup senang lenang, sebaliknya merasa gembira apabila orang yang didengkinya itu ditimpa kesusahan. Kelakuan ini adalah contoh dari kelakuan orang-orang munafik.<br />
<br />
Pendengki itu bukan saja menyimpan perasaan hasad dengki dalam dirinya, malah ia merasakan senang sekali apabila orang yang didengkinya itu ditimpa sesuatu kecelakaan atau bencana.<br />
<br />
Pendengki akan menjauhi dan memutuskan perhubungan dengan orang yang didengkinya; tidak mahu bergaul dengannya.<br />
<br />
Pendengki akan mengucapkan kata-kata yang tidak patut terhadap orang yang didengkinya, iaitu samada berbohong, mengumpat, mendedahkan rahsia lawanya, mengejek, menjatuhkan kehormatan dan sebagainya.<br />
<br />
Pendengki akan menganiaya lawannya, samada dengan memukulnya atau sebagainya.<br />
<br />
Pendengki akan menahan hak milik orang yang didengkinya, seperti menahan hutang yang patut dibaya, enggan mengembalikan amanah yang diserahkan kepadanya dan sebagainya. Sesungguhnya perbuatan seperti di atas itu adalah haram dilakukan dan ianya merupakan perbuatan iblis terkutuk.<br />
<br />
3. Orang Pendendam Menjadi Rakan Iblis<br />
Sekiranya orang yang berdendam itu dapat menguasai dirinya dari perbuatan-perbuatan buruk yang disebutkan di atas, tetapi masih memiliki perangai yang tidak baik seperti sengaja tidak mahu bermuka manis terhadap orang yang didendamnya itu, tidak belas kasihan terhadapnya, tidak mengambil berat terhadap dirinya dengan menunaikan segala keperluannya, tidak bersedia membantu pada perkara yang memberi kebaikan kepada orang itu, maka itu menandakan sifat dendamnya masih ada. Semua perkara yang disebutkan itu akan menjatuhkan darjat seseorang dan akan melenyapkan pahala yang banyak, seterusnya ia menjadi rakan-rakan iblis.<br />
<br />
Pernah berlaku, apabila Saidina Abu Baka As-Siddiq r.a bersumpah tidak akan memberikan bantuan (harta) kepada Misthah yang masih tergolong kerabatnya, kerana suatu penganiayaan yang dilakukan oleh Misthah, maka Allah menurunkan ayat-Nya yang bermaksud:<br />
<br />
“Janganlah sampai bersumpah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kekayaan di antara kamu, kerabat, orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, tetapi hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada, tidakkah kamu suka, Allah Maha Pengampun dan Penyayang,”<br />
<br />
(An-Nur: 22)<br />
<br />
Sebaik sahaja firman itu disampaikan kepada Saidina Abu Bakar, maka beliaupun akur dan redha dengan pengampunan Allah itu. Lalu beliaupun kembali menyambung semula bantuannya terhadap Misthah, meskipun Misthah telah melakukan penganiayaan terhadap beliau.<br />
<br />
Ayat di atas memberikan pengajaran kepada kita supaya jangan menaruh dendam, yang perlu hendaklah berlapang dada dan suka memaafkan. Teruskanlah melakukan kebaikan sekalipun mendapat penganiayaan. Bahkan kalau boleh tambahkanlah kebaikan dari kebiasaan yang dilakukan, sebagai suatu cara untuk menundukkan hawa nafsu dan mengecewakan hasutan syaitan. Bilamana seseorang itu dapat melakukan seumpama itu, maka ia mencapai kedudukan dan darjat para siddiqin.<br />
<br />
4. Dendam Perbuatan Haram<br />
Nyatalah dari penjelasan di atas bahawa sifat dendam itu tidak dibenarkan dalam Islam. Mengenainya Nabi SAW bersabda yang bermaksud:<br />
<br />
“Orang mukmin itu bukanlah seorang yang pendendam.”<br />
<br />
Walau bagaimanapun untuk memberikan penjelasan yang lebih mengenai sifat hasad, maka Rasulullah bersabda yang bermaksud:<br />
<br />
“Tiada hasad (dibenarkan berhasad) kecuali dalam dua perkara sahaja, iaitu seseorang yang dikurniakan Allah harta yang banyak, lalu ia menaburkan harta itu pada perkara yang haq/benar, sehinggalah hartanya habis. Dan seorang lagi dikurniakan Allah ilmu, lalu ia mengamalkan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang ramai.”<br />
<br />
Apa yang dapat disimpulkan dari maksud hadis di atas bahawa tidaklah dilarang kiranya lelaki mahupun wanita itu mengharap-harapkan sesuatu nikmat yang sama, yang ada pada orang lain untuk dirinya. Maka selagi ia menginginkan nikmat yang sama untuk dirinya dan tidak pula ia mengharapkan lenyapnya nikmat itu dari orang lain, ataupun ia tidak akan membenci kalau orang itu dapat mengecap nikmat itu terus-menerus, maka cita-citanya itu tidaklah dihukum haram, malah ada kalanya dituntut oleh syariat. Sebagaimana firman Allah yang bermaksud:<br />
<br />
“Dan dalam (mencari kelebihan) itu, maka hendaklah berlumba-lumba orang yang ingin perlumbaan.”<br />
<br />
(Al-Muthaffifin: 26)<br />
<br />
Menderhaka Kepada Ibu Bapa<br />
<br />
WANITA yang derhaka kepada ibu bapa termasuk dalam senarai mereka yang dicintai iblis. Oleh kerana ibu telah melahirkan kita, sehinggakan Allah menyebutkan bahawa redha Allah tergantung kepada redha ibu bapa. Allah SWT telah berfirman yang maksudnya:<br />
<br />
“Dan Rabb-mu telah memerintahkan supaya kamu jangan beribadahselain kepada-Nya, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu-bapamu. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanyasampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan jangan kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Ya Rabbi, kasihanilah mereka kedua-duanya, sebagaimana mereka berdua telah menyantuni aku waktu kecil.”<br />
<br />
(Al’Israk: 23-24)<br />
<br />
Allah memerintahkan agar manusia berbakti kepada kedua ibu bapa mereka dan mentaati mereka. Bagi wanita ketaatan merekasebelum mereka berkahwin adalah kepada kedua ibu-bapa mereka dan selepas berkahwin, kepada suami mereka. Menyakiti hati kedua mereka adalah merupakan dosa yang amat besar.<br />
<br />
1. Meninggikan Suara Di Hadapan Ibu Bapa<br />
<br />
Ismail Ibnu Umayyah telah berkata: Seorang lelaki meminta nasihat:<br />
<br />
Wahai Rasulullah, berilah aku wasiat.” Rasul menjawab: “Janganlah engkau menyengutukan Allah dengan sesuatupun, sekalipun engkau dibakar atau dibelah dua. Ia berkata: “WahaiRasulullah, tambahkanlah.” Rasulullah menjawab: “Berbaktilah kepada kedua ibu-bapamu, jangan sekali-kali engkau meninggikan suara di hadapannya. Jika keduanya memerintahkan engkau untuk mengeluarkan hartamu, maka keluarkanlah bagi keduanya.”<br />
<br />
Lelaki itu meminta kembali: “Wahai Rasulullah, tambah lagiselain itu.” Rasulullah menjawab, “Jangan engkau meminum khamar (arak), sebab khamar itu adalah kunci segala kejahatan.”Lelaki itu meminta kembali, “Wahai Rasulullah, tambahkanlah untukku selain itu.” Rasulullah menjawab, “Didiklah keluargamu dan berilah mereka nafkah sesuai dengan kemampuanmu, dan janganlah engkau mengangkat tongkat (lisan) mu namun berbuatlah agar mereka takut kepada Allah.”<br />
<br />
(HR Imam Ibnu Majah)<br />
<br />
2. Mengherdik Ibu Bapa<br />
<br />
Mengherdik ibu bapa bererti telah berbuat derhaka kepada mereka, apalagi menganiaya mereka dengan cara melukai tubuh badan mereka. Perbuatan ini merupakan kebiadaban seorang anak yang tidak tahu berterima kasih kepada ibu bapa. Walaupun anak perempuan tidak lagi bertanggungjawab terhadap ibu bapanya sesudah berkahwin, namun tidak putus hubungan seorang perempuan dengan ibu bapanya. Cuma tanggungjawabnya terhadap ibu bapanya tidaklah menjadi wajib seperti mana anak lelaki. Tetapi perhubungan ibu dengan anak tetap berjalan terus, sehingga tiada alasan bagi seorang anak perempuan untuk mengherdik ibu bapanya.<br />
<br />
3. Memutuskan Hubungan Dengan Ibu Bapa<br />
<br />
Oleh kerana mengherdik ibu bapa sudah termasuk perbuatan dosa besar, apalagi memutuskan hubungan dengan mereka. Ianya merupakan perbuatan seperti mana yang diumpamakan dalam sebuah peribahasa, “kacang lupakan kulitnya.”<br />
<br />
Islam melarang memutuskan tali silaturrahim apalagi dengan ibu bapa. Kalau seorang anak perempuan memutuskan perhubungan dengan ibu bapanya, suaminya yang akan menanggung dosa sekiranya dilakukan dengan perintah suami.<br />
<br />
4. Melupakan Jasa-jasa Ibu Bapa<br />
<br />
Ibu telah melahirkan dalam keadaan yang payah dan sukar, manakala bapa pula bertungkus lumus dari pagi hingga petang mencari nafkah demi anak-anak. Memandangkan kepada jasa-jasa yang sedemikian hebatnya, adalah tidak wajar apabila sang anak melupakan jasa-jasa tersebut.<br />
<br />
Merupakan kewajipan anak untuk mengetahui akan hak dan jasa baik ibu bapanya. Ia tidak boleh melakukan perbuatan yang menyebabkan ibu bapanya marah atau murka kepadanya, ia tidak boleh berdusta atau berbohong kepada kedua-duanya. Antara kewajipannya ke atas ibu bapanya adalah:<br />
<br />
Berbuat baik dan berlemah-lembut terhadap mereka.<br />
<br />
Mentaati perintah kedua-duanya selagi tidak bertentangan dengan perintah Allah.<br />
<br />
Melihat wajah mereka dengan kasih sayang merupakan ibadah.<br />
<br />
Mendoakan mereka berdua dengan doa yang baik.<br />
<br />
Menjaga hati mereka berdua dan menggembirakan mereka.<br />
<br />
Menjalinkan silaturrahim dengan sahabat-sahabat mereka.<br />
<br />
Menziarahi kubur ibu bapa jika mereka telah meninggal dunia<br />
<br />
LARANGAN DERHAKA KEPADA IBU BAPA<br />
<br />
Islam sangat melarang perbuatan derhaka kepada ibu bapa. Adapun hikmah daripada berbuat baik kepada ibu bapa adalah sebagaimana dikisahkan berikut ini. Nabi Sulaiman a.s. adalah seorang raja terkenal. Atas izin Allah ia berhasil menundukkan Ratu Balqis dengan jin ifrit-Nya. Dia dikenal sebagai manusia boleh berdialog dengan segala binatang. Dikisahkan, Nabi Sulaiman sedang berkelana antara langit dan bumi hingga tiba di satu samudera yang bergelombang besar. Untuk mencegah gelombang, ia cukup memerintahkan angin agar tenang, dan tenang pula samudera itu.<br />
<br />
Kemudian Nabi Sulaiman memerintahkan jin Ifrit menyelam ke samudera itu sampai ke dasarnya. Di sana jin Ifrit melihat sebuah kubah dari permata putih yang tanpa lubang, kubah itu diangkatnya ke atas samudera dan ditunjukkannya kepada Nabi Sulaiman.<br />
<br />
Melihat kubah tanpa lubang penuh permata dari dasar laut itu Nabi Sulaiman menjadi terlalu hairan, “Kubah apakah gerangan ini?” Dengan minta pertolongan Allah, Nabi Sulaiman membuka tutup kubah. Betapa terkejutnya dia begitu melihat seorang pemuda tinggal di dalamnya.<br />
<br />
“Siapakah engkau ini? Kelompok jin atau manusia?” Tanya Nabi Sulaiman kehairanan. “Aku adalah manusia.” Jawab pemuda itu perlahan. “Bagaiman engkau boleh memperolehi karamah semacam ini?” Tanya Nabi Sulaiman lagi. Kemudian pemuda itu menceritakan riwayatnya sampai kemudian memperolehi karamah dari Allah sehingga boleh tinggal di dalam kubah dan berada di dasar lautan.<br />
<br />
Diceritakan, ibunya dulu sudah tua dan tidak berdaya sehingga dialah yang memapah dan menggendongnya ke mana jua dia pergi. Si anak selalu berbakti kepada orang tuanya, dan ibunya selalu mendoakan anaknya diberi rezeki dan perasaan puas diri. Semoga anaknya ditempatkan di suatu tempat yang tidak di dunia dan tidak pula di langit. “Setelah ibuku wafat aku berjalan-jalan di pantai. Dalam perjalanan, aku melihat sebuah kubah terbuat dari permata. Aku mendekatinya dan terbukalah pintu kubah itu sehingga aku masuk ke dalamnya.” Tutur pemuda itu kepada Nabi Sulaiman.<br />
<br />
Nabi Sulaiman yang dikenali boleh berjalan di antara bumi dan langit itu menjadi kagum terhadap pemuda itu. “Bagaimana engkau boleh hidup di dalam kubah di dasar lautan itu?” Tanya Nabi Sulaiman ingin mengetahui lebih lanjut. “Di dalam kubah itu sendiri, aku tidak tahu di mana berada. Di langitkah atau di udara, tetapi Allah tetap memberi rezeki kepadaku ketika aku tinggal di dalam kubah.” “Bagaimana Allah memberi makan kepadamu?” “Jika aku merasa lapar, Allah menciptakan pohon di dalam kubah, dan buahnya aku makan. Jika aku merasa haus maka keluarlah air yang teramat bersih, lebih putih daripada susu dan lebih manis daripada madu.” “Bagaimana engkau mengetahui perbezaan siang dan malam?” Tanya Nabi Sulaiman a.s. yang merasa semakin hairan. “Bila telah terbit fajar, maka kubah itu menjadi putih, dari situ aku mengetahui kalau hari itu sudah siang. Bila matahari terbenam kubah akan menjadi gelap dan aku mengetahui hari sudah malam.” Tuturnya. Selesai menceritakan kisahnya, pemuda itu lalu berdoa kepada Allah, maka pintu kubah itu tertutup kembali, dan pemuda itu tetap tinggal di dalamnya. Itulah karamah bagi seorang pemuda yang berbakti kepada kedua orang tuanya.<br />
<br />
Derhaka Kepada Suami<br />
<br />
PERKAHWINAN di dalam Islam adalah suatu aqad yang mulia antara lelaki dan wanita. Ia menghalalkan setiap keduanya untukyang lain. Dengan itu mereka akan saling mengasihi, tolong menolong, bergabung dan bertolak ansur. Al-Quran telah menggambarkan hubungan ini dengan suatu gambaran yang menarik yang bermaksud:<br />
<br />
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Diamenciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dandijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”<br />
<br />
(Ar-Rum: 21)<br />
<br />
Diantara tanda Islam memuliakan wanita ialah, Islam memberikannya hak memilih suami. Ibu dan bapa tiada hak memaksa anakperempuan mereka mengahwini lelaki yang tidak diingininya. Wanita Islam tidak mengabaikan hak ini tetapi mereka meminta nasihat daripada ibu bapa mereka kerana pengalaman mereka yang luas. Islam memberikan hak ini untuk menjamin kebahagiaan sesuatu perkahwinan di mana ia diasaskan daripada kesesuaian pasangan pada perasaan, adat, keinginan dan matlamat. Apabila wujud kepincangan, kehidupan suami dan isteri tidak berjalan dengan baik. Setengah wanita sukar memberikan cintanya dengan tulus dan boleh mengakibatkan penderhakaan pada suami yang tidak dicintainya. Dalam hal ini, dia berhak menuntut talak.<br />
<br />
Wanita Islam yang sedar dengan petunjuk agamanya, akan memilih suami bukan hanya berdasarkan paras rupa, tetapi yang penting dilihat ialah akhlaknya. Mereka tidak akan tergoda dengan lelaki yang leka, lemah dan lesu. Wanita mukmin hanya tertarik dengan lelaki mukmin yang bersungguh-sungguh, sedar, bersih hatinya dan terbuka pemikirannya. Benarlah firman Allah yang bermaksud:<br />
<br />
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk lelaki-lelaki yangkeji, dan lelaki-lelaki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuklelaki-lelaki yang baik dan lelaki-lelaki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula…)”<br />
<br />
(An-Nur: 26)<br />
<br />
Ini bukanlah bermakna wanita Islam mengabaikan sudut kecantikan rupa, paras yang indah, lalu dia redha dengan yang burukdan hodoh rupa parasnya. Dia berhak memilih sebagaimana yang menguasai jiwanya, diredhai oleh perasaan dan hatinya.<br />
<br />
ISTERI YANG MENOLAK PANGGILAN SUAMI<br />
<br />
Abu Hurairah meriwayatkan bahawa Nabi SAW bersabda:<br />
<br />
“Sebaik-baik wanita adalah apabila engkau pandang dia makadia menggembirakan, bila engkau perintah dia taat, bila engkau tiada dia menjaga hartamu dan menjaga pula kehormatandirinya.” Wanita Islam yang bijaksana sentiasa mahu mencari keredhaan Allah dengan taat kepada suaminya dalam perkara yang bukan maksiat, berbakti untuk suaminya dan sentiasa berusaha untuk menggembirakan suaminya. Dia akan redha dengan kesusahan atau font kesempitan hidupnya, sebagaimana yang telah dicatatkan dalam sejarah Islam unggulnya peribadi Fatimah r.a.<br />
<br />
Wanita Islam yang benar, rela berkhidmat di rumah untuk suaminya dan dia tahu hak suami ke atasnya. Sesungguhnya ia adalah hak yang amat besar sebagaimana sabda Rasulullah:<br />
<br />
“Kalaulah aku mahu memerintahkan seseorang sujud kepadaseseorang yang lain, nescaya aku akan perintahkan wanita sujud kepada suaminya.”<br />
<br />
(Hadith Hassan Sahih riwayat Tarmidzi)<br />
<br />
Ketaatan adalah satu penyebab bagi wanita ke syurga sebagaimana sabda Rasulullah:<br />
<br />
“Apabila wanita itu telah melakukan solat lima waktu, puasapada bulannya, taat kepada suaminya, menjaga kemaluannya, akan dikatakan kepada dia: Masuklah kamu ke dalam syurga daripadamana-mana pintu yang kamu sukai.”<br />
<br />
(Riwayat Ibn Majah)<br />
<br />
Disamping itu, Islam juga mengancam dengan dosa kemurkaan dan laknat kepada wanita yang berpaling daripada peringatan ini:<br />
<br />
“Apabila seseorang lelaki memanggil isterinya ke katilnyatetapi dia enggan mendatanginya, lalu suaminya tidur dalam keadaan marah kepadanya nescaya malaikat akan melaknatnya sehinggawaktu subuh (pagi).”<br />
<br />
(Sahih Muslim)<br />
<br />
MENDEDAHKAN AURAT<br />
<br />
Kepada wanita yang tidak menutup aurat Allah berfirman, maksudnya:<br />
<br />
“Hiduplah dengan apa yang engkau suka.”<br />
<br />
Allah melaknat wanita yang sengaja mendedahkan auratnya kepada lelaki yang bukan muhrim.<br />
<br />
Perempuan yang memakai kain yang nipis dan jarang untuk menarik perhatian lelaki bukan muhrim atau memakai segala yangmendatangkan keghairahan kepada orang lain maka dia tidak akan mencium bau syurga.<br />
<br />
Wanita yang jahat lebih buruk dari 1000 orang lelaki yang jahat.<br />
<br />
TIDAK REDHA DENGAN PEMBERIAN SUAMI<br />
<br />
Pengorbanan seorang wanita amat dihargai oleh Allah dan rasul-Nya. Cuma kita kurang mengetahui kelebihan yang dikurniakan kepada kita semua. Sehinggakan hari ini manusia Islam mencari sesuatu selain dari agama kerana merasa pengorbanan mereka tidak dihargai. Dan mereka turut melaungkan persamaan hak seperti di Barat. Ini semua bukanlah salah mereka, tetapi kitalah yang bersalah kerana kita lupa bahawa kita ini umat yang dianugerahkan dengan tugas kenabian. Memberi harapan dan bimbingan kepada manusia.<br />
<br />
Sebagaimana Allah suka dengan wanita yang solehah, Allah juga sangat murka kepada beberapa jenis wanita. Oleh itu sangat perlu bagi kita mengetahui perkara yang boleh menyebabkan kebencian-Nya supaya kita terhindar dari kemurkaan-Nya. Kemurkaan Allah pada hari kiamat sangat dasyat sehinggakan nabi-nabi pun sangat takut. Bahkan Nabi Ibrahim pun lupa bahawa dia mempunyai anak yang bernama Nabi Ismail kerana ketakutan yang amat sangat. Abu Zar r.a. meriwayatkan bahawa Nabi SAW bersabda:<br />
<br />
“Seorang wanita yang berkata kepada suaminya, “semoga engkaumendapat kutukan Allah” maka dia dikutuk oleh Allah dari atas langit yang ke tujuh dan mengutuk pula segala sesuatu yangdicipta oleh Allah kecuali dua jenis makhluk iaitu manusia dan jin.”<br />
<br />
Abdur Rahman bin Auf meriwayatkan bahawa Nabi SAW bersabda:<br />
<br />
“Seorang yang membuat susah kepada suaminya dalam hal belanjaatau membebani sesuatu yang suaminya tidak mampu maka Allah tidak akan menerima amalannya yang wajib dansunatnya.”<br />
<br />
Abdullah bin Umar r.a. meriwayatkan bahawa Nabi SAW bersabda:<br />
<br />
“Kalau seandainya apa yang ada di bumi ini merupakan emas danperak serta dibawa oleh seorang wanita ke rumah suaminya. Kemudian pada suatu hari dia terlontar kata-kata angkuh, “engkauini siapa? Semua harta ini milikku dan engkau tidak punya harta apa pun.” Maka hapuslah semua amal kebaikannya walaupun banyak.”<br />
<br />
Nabi SAW adalah seorang yang sangat kasih pada umatnya dan terlalu menginginkan keselamatan bagi kita dari azhab Allah. Baginda menghadapi segala rupa penderitaan, kesakitan, keletihan dan tekanan. Begitu juga air mata dan darah baginda telah mengalir semata-mata kerana kasih-sayangnya terhadap kita. Maka kita sendirilah yang wajar berusaha untuk menyelamatkan diri kita, keluarga kita dan seluruh umat baginda.<br />
<br />
MENYAKITI HATI SUAMI<br />
<br />
Ali r.a. meriwayatkan sebagai berikut:<br />
<br />
“Saya bersama Faimah berkunjung ke rumah Rasulullah dan kamitemui baginda sedang menangis. Kami bertanya kepada baginda, “Mengapa tuan menangis wahai Rasulullah?” Baginda menjawab,”Pada malam aku di Irak dan dimikrajkan ke langit, daku melihat orang sedang mengalami berbagai penyeksaan. Maka bila teringatkan mereka aku menangis.” Saya bertanya lagi, “Wahai Rasulullah apakah yang tuan lihat?” Baginda bersabda:<br />
<br />
Wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak kepalanya mendidih.<br />
<br />
Wanita yang digantung dengan lidahnya serta tangannya dipaut dari punggungnya sedangkan tar yang mendidih dari nerakadituangkan ke dalam kerongkongnya.<br />
<br />
Wanita yang digantung dengan buah dadanya dari balik punggungnya sedangkan air getah kayu zakum dituang ke kerongkongnya.<br />
<br />
Wanita yang digantung, diikat kedua kaki dan tangannya ke arah ubun-ubun kepalanya serta dibelit dibawah kekuasaan ulardan kala jengking.<br />
<br />
Wanita yang memakan badannya sendiri serta dibawahnya tampak api yang menyala-nyala dengan hebatnya.<br />
<br />
Wanita yang memotong badannya sendiri dengan gunting dari neraka.<br />
<br />
Wanita yang bermuka hitam dan memakan usus perutnya sendiri.<br />
<br />
Wanita yang tuli, buta dan bisu dalam peti neraka sedang darahnya mengalir dari rongga badannya (hidung, telinga, mulut)dan badannya membusuk akibat penyakit kulit dan lepra.<br />
<br />
Wanita yang berkepala seperti kepala babi dan keldai yang mendapat berjuta jenis seksaan.<br />
<br />
Maka berdirilah Fatimah seraya berkata, “Wahai ayahku, cahaya mata kesayanganku, ceritakanlahkepadaku apakah amal perbuatan wanita-wanita itu.” Rasulullah SAW bersabda, “Wahai Fatimah, adapuntentang:<br />
<br />
Wanita yang digantung dengan rambutnya kerana dia tidak menjaga rambutnya (tidak bertudung) di hadapan lelaki.<br />
<br />
Wanita yang digantung dengan lidahnya kerana menyakiti hati suaminya dengan kata-kata. Kemudian Nabi SAW bersabda:<br />
<br />
“Tidak seorang wanita yang menyakiti hati suaminya melaluikata-katanya kecuali Allah akan membuat mulutnya kelak dihari kiamat selebar 70 zira’ kemudian akan mengikatnya di belakanglehernya.”<br />
<br />
Adapun wanita yang digantung dengan buah dadanya kerana dia menyusui anak orang lain tanpa izin suaminya.<br />
<br />
Adapun wanita yang diikat dengan kaki dan tangannya itu kerana dia keluar rumah tanpa izin suaminya, tidak mandi wajibdari haidh dan nifas.<br />
<br />
Adapun wanita yang memakan badannya sendiri kerana suka bersolek untuk dilihat lelaki lain serta suku membicarakankeaiban orang.<br />
<br />
Adapun wanita yang memotong badannya sendiri dengan gunting dari neraka kerana dia suka menonjolkan diri (ingin terkenal)dikalangan orang ramai dengan maksud supaya orang melihat perhiasannya dan setiap orang jatuh cinta padanya kerana melihatperhiasannya.<br />
<br />
Adapun wanita yang diikat kedua kaki dan tangannya sampai ke ubun-ubunnya dan dibelit oleh ular dan kala jengking keranadia mampu mengerjakan solat dan puasa, tetapi dia tidak mahu berwudhuk dan tidak solat serta tidak mahu mandi wajib.<br />
<br />
Adapun wanita yang kepalanya seperti kepala babi dan badannya seperti keldai kerana dia suka mengadu domba(melaga-lagakan orang) serta berdusta.<br />
<br />
Adapun wanita yang berbentuk seperti anjing kerana dia ahli fitnah serta suka marah-marah pada suaminya.<br />
<br />
MENGEJEK DAN MENGUTUK SUAMI<br />
<br />
Ada juga diantara isteri nabi-nabi yang mati dalam keadaan tidak beriman kerana mempunyai sifat yang buruk. Walaupun mereka adalah isteri manusia yang terbaik di zaman itu. Diantara sifat buruk mereka:<br />
<br />
Isteri Nabi Nuh suka mengejek dan mengutuk suaminya.<br />
<br />
Isteri nabi Lut suka bertandang ke rumah orang.<br />
<br />
Semoga Allah beri kita kekuatan untuk mengamalkan kebaikan dan meninggalkan keburukan. Kalau kita tidak berasa takut atau tidak mahu berubah, maka kita khuatir jika kita tergolong dalam mereka yang tidak diberi petunjuk oleh Allah.<br />
<br />
MEMBENCI POLIGAMI<br />
<br />
Poligami sememangnya boleh menimbulkan kontroversi yang hebat seandainya tidak ditangani dengan berkesan. Justeru, dalam mengatasi permasalahan ini, kebijaksanaan para suami memainkan faktor penting dalam melayari kebahagiaan rumah tangga yang dibina.<br />
<br />
“Sememangnya Islam membolehkan poligami. Hal ini dijelaskanoleh Allah SWT dalam surah An-Nisa ayat tiga yang bermaksud, “Kahwinilah wanita-wanita di kalangan kamu dua, tiga atau empat,tetapi sekiranya kamu takut tidak dapat berlaku adil, maka cukuplah dengan satu.”<br />
<br />
Jadi dari situ kita lihat terdapat keharusan untuk berpoligami bagi kaum lelaki. Sungguhpun dibolehkan ia tidaklah dibuka dengan seluas-luasnya. Dibolehkan itu pula bergantung kepada sebab-sebab tertentu misalnya masalah isteri mandul, isteri gagal berfungsi dengan sempurna untuk melayan suami, suami ingin mendapat lebih ramai anak, ataupun suami sendiri mempunyai keinginan nafsu yang berlipat ganda sehingga kalaulah dengan seorang isteri itu boleh membawa dirinya ke arah penzinaan maka di situ ada keharusannya.<br />
<br />
Bagaimanapun dalam berpoligami ini dituntut keadilan. Keadilan yang dimaksudkan ialah keadilan dari sudut zahiriah dan batiniah. Bagaimanapun keadilan dari segi perasaan tidak diambil kira. Ini dijelaskan sendiri oleh Rasulullah SAW yang menyebut, “bahawa memang kamu tidak boleh berlaku adil dalam masalahmembahagi kasih sayang, walaupun kamu mencuba sedaya upaya kamu.”Maklumlah masalah hati dan perasaan ini sememangnya suatu perkara yang sukar untuk ditangani. Namun demikian Rasulullah SAW mengingatkan agar dicuba seboleh mungkin untuk menampakkan keadilan.<br />
<br />
Justeru dalam masalah poligami ini, walaupun ianya hak kaum lelaki namun ia bukanlah hak mutlak mereka kerana sejak dari zaman Rasulullah SAW lagi sehinggalah ke hari ini, sekiranya dengan perlaksanaan poligami itu boleh menimbulkan kekecohan dalam rumah tangga atau menyebabkan anak-anak terbiar misalnya, maka dengan sendirinya keharusan itu terbatal. Kalaulah si suami benar-benar ingin berpoligami maka ia perlu mencari jalan yang boleh mengawal isteri-isteri dan anak-anak.<br />
<br />
Malangnya, apa yang berlaku hari ini, ramai suami yang tidak dapat melaksanakan tanggungjawab dengan adil terhadap isteri-isteri mereka. Walaupun dibenarkan suami bernikah di luar pengetahuan isteri pertama, dimana suami boleh bertindak merahsiakan pernikahannya. Namun demi menjaga kerukunan rumah tangga adalah lebih baik sekiranya isteri mengetahui tindakan suami kerana mereka juga sebenarnya mempunyai hak terhadap suami.<br />
<br />
Cuba bayangkan perasaan seorang isteri apabila mengetahui wujudnya orang ketiga setelah sekian lama dirahsiakan. Tentulah lain jadinya berbanding jika si isteri diberitahu sendiri oleh suaminya, maka sudah tentu dia lebih bersedia walaupun pada peringkat awalnya agak sukar menerima keadaan. Isu isteri mengamuk atau tidak membenarkan ini sebenarnya bergantung kepada kebijaksanaan suami. Jika dia bijak berkomunikasi dengan isteri, sudah tentu pihak isteri akan berlembut. Tetapi bila isteri menolak dan membenci poligami, ianya bermakna isteri derhaka kepada suami dan menolak hukum Allah.<br />
<br />
Sebenarnya jika pihak suami ikhlas dan bijak menangani keadaan, si isteri bukan sahaja memberi kebenaran untuk suami bernikah tetapi sanggup pula mencarikan calonnya. Namun apa yang berlaku kini sehinggakan isteri membantah keputusan suami untuk berpoligami ialah sikap suami yang cuba melarikan diri daripada tekanan hidupnya dan seolah-olah ingin mencari keseronokan lain.<br />
<br />
Wanita yang dimadukan ini pula perlu mengetahui hak mereka. Dalam Islam, wanita yang dirinya diabaikan boleh membuat aduan kepada pihak yang berwajib, seperti mahkamah syariah atau qadhi, untuk menuntut keadilan dari segi nafkah, giliran dan segala yang berkaitan dengan haknya. Pihak isteri, tidak kira isteri keberapa, sekiranya menghadapi masalah perlu cepat membuat aduan berdasarkan saluran yang sah dan bukannya menceritakan kepada jiran atau pihak lain kerana ini bukan sahaja tidak dapat membantu menyelesaikan masalah bahkan memburukkan lagi keadaan. Jika isteri tidak pernah mengetahui haknya sebelum ini maka segeralah berjumpa pihak qadhi atau lain-lain yang berpengetahuan untuk bertindak. Ambil tindakan yang bijak dan bukannya dengan jalan yang tidak rasional.<br />
<br />
Sekiranya setelah pengaduan dibuat, tetapi masih tidak mendapat perhatian daripada pihak suami maka wanita yang dizalimi ini boleh mengambil jalan keluar yang terakhir iaitu memohon fasakh atau tebus talak di mahkamah. Justeru itu pihak suami yang ingin melaksanakan poligami perlu menambah ilmu dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah. Fahami selok belok berpoligami seperti yang diamalkan oleh Rasulullah. Biarlah orang yang ingin dijadikan isteri itu benar-benar orang yang ingin dibela. Banyak berlaku di kalangan suami yang kononnya ingin membela nasib wanita, tetapi memilih anak gadis yang berumur 17 tahun, walaupun tak salah. Tentulah lari daripada konsep pembelaan. Rasulullah SAW dalam konteks membela kaum wanita, baginda mengahwini wanita-wanita yang janda dan sudah berumur bahkan ada yang sudah putus haidnya.<br />
<br />
Janganlah poligami itu sahaja mengikut sunnah Rasul sedangkan pengamalannya tidak mengikut sunnah. Rasulullah sendiri sewaktu memperisterikan Khadijah tidak sekali-kali melakukan poligami. Baginda menghargai pengorbanan yang dilakukan oleh Khadijah. Setelah kematian Khadijah dan baginda berkahwin dengan Aisyah barulah baginda melaksanakan poligami berdasarkan wahyu Allah SWT.<br />
<br />
Justeru pihak suami perlu berpada-pada dengan apa yang ada dan jika ada keinginan untuk berpoligami seharusnya menilai diri samada boleh mengikut anjuran Rasulullah atau sebaliknya. Poligami ini jelas merupakan satu keharusan dalam Islam. Bagaimanapun para suami yang berkeinginan untuk berpoligami perlu meneliti dahulu apakah diri mereka layak untuk melaksanakannya supaya tidak berlaku keretakan atau keruntuhan rumah tangga yang telah sedia dibina.<br />
<br />
Apa yang penting ialah para suami perlu bijak menangani masalah rumah tangga, bersikap tegas dan berkeupayaan dalam menjalankan tugas seorang suami. Jangan pula pihak suami yang berpoligami ada niat untuk menumpang kekukuhan ekonomi pihak isteri kedua atau seterusnya, sudah tentu tidak kena caranya. Para isteri janganlah melawan hukum Allah yang membolehkan poligami bagi lelaki yang mampu melaksanakannya. Jadilah wanita solehah yang memahami keadaan suami dan memahami hukum Allah agar terlepas dari seksa Allah SWT.<br />
<br />
ISTERI YANG DERHAKA KEPADA MENTUA<br />
<br />
Tidak ada siapa yang mahu dicap sebagai anak derhaka, demikian juga yang terjadi kepada Alqamah. Sejak remajanya lagi Alqamah sentiasa memberi layanan yang baik kepada ibunya. Tidak pernah kasar kepada ibunya. Diceritakan, apabila tinggal berasingan dari ibunya, dia akan singgah menjenguk ibunya setiap hari ketika berulang-alik ke masjid.<br />
<br />
Bagaimanapun, sikap Alqamah berubah apabila mendirikan rumah tangga. Kasih dan tumpuan sudah diberi kepada isteri tercinta, lalu sering terlupa pada ibu sendiri. Si ibu sudah jarang diziarahi hingga akhirnya si ibu memendam rasa terhadap si anak. Tidak ada siapa yang tahu hal ini, malah Alqamah sendiri pun tidak dapat mengesan gejolak hati ibunya. Hanya setelah Rasulullah SAW sendiri “menyoal siasat” si ibu kerana Alqamah tidak mampu mengucap syahadah dalam nazaknya, barulah perasaan yang terpendam itu diluahkan. Itu pun setelah Rasululah memerintahkan sahabat-sahabat menghimpun kayu api dan mengancam untuk membakar Alqamah. Akhirnya si ibu memaafkan anaknya itu, barulah Alqamah dapat mengucap syahadah dan menghembuskan nafas terakhir dalam redha ibunya.<br />
<br />
Mengambil iktibar dari apa yang berlaku pada Alqamah, timbul persoalan kenapa boleh berlaku hal seumpama itu sedangkan hubungan menantu-mentua telah diatur dengan begitu cantik di dalam Islam. Islam menetapkan, apabila seorang lelaki berkahwin, bererti dia mengembangkan keturunan keluarganya. Isterinya adalah orang baru dalam keluarga itu yang harus diberi perlindungan, pembelaan dan diberi nafkah secukupnya oleh suaminya sebagai wakil keluarga.<br />
<br />
Manakala keluarga sebelah isterinya walaupun ‘kehilangan’ seorang ahli tetapi dalam masa yang sama, mendapat jalinan hubungan dengan keluarga baru di mana kedua-dua keluarga wajib saling berhubungan (menjalin silaturrahim). Hubungan kedua-dua keluarga ini adalah dengan ketetapan bahawa anak perempuan tadi harus ‘tunduk’ di bawah wilayah tadbir keluarga suaminya dan akur dengan resam budaya keluarga itu selagi tidak melibatkan pelanggaran syariat.<br />
<br />
1. Tidak Memuliakan Keluarga Suami<br />
<br />
Di dalam kitab Muhimmah disebutkan bahawa antara sifat isteri yang solehah ialah dia memuliakan keluarga suaminya lebih daripada keluarganya sendiri. Apabila ia tidak memuliakan keluarga suami, bererti ia telah menderhakai suami. Namun dalam kes-kes seperti yang berlaku kepada Alqamah tadi, pihak suami tidaklah wajar dengan membiarkan dirinya renggang dengan keluarga sendiri, sebaliknya lebih rapat dengan keluarga isteri. Suami seolah-olah terpisah dari naungan keluarga sendiri, lalu lebih selesa berteduh di bawah naungan keluarga isteri.<br />
<br />
Berlakunya hal seumpama ini didorong oleh kurangnya ilmu dan pimpinan baik di pihak suami atau isteri. Tanpa ilmu, tiadalah panduan bertindak dalam mengatur kehidupan. Tanpa pimpinan, hilanglah pedoman dan kekuatan mengatur langkah demi mencari keredhaan Allah. Ilmu penting untuk kejernihan akal, manakala pimpinan untuk menjernihkan jiwa.<br />
<br />
2. Tidak sayang kepada keluarga suami<br />
<br />
Isteri perlu memahami dengan jelas aspek-aspek tertentu dalam sistem kekeluargaan dalam Islam. Apa peranan dan kedudukannya dalam sebuah keluarga besar yang di situ ada ibu bapa, mentua, ipar dan saudara-mara lain. Bagaimana memberi prioriti (keutamaan) dalam hal-hal yang melibatkan hubungannya dengan suami dan hubungan dengan ibu bapa sendiri. Isteri perlu berfikir mana satu patut didahulukan antara taat kepada ibu bapa dengan memenuhi keperluan anak dan suami, antara tanggungjawab menggembirakan ibu bapa dengan tanggungjawab melayan anak dan suami dan lain-lain.<br />
<br />
3. Kurang Memperhatikan Keluarga Suami<br />
<br />
Isteri tidak istiqamah dalam menyuburkan sifat-sifat terpuji dan mengikis sifat-sifat keji yang dapat melahirkan akhlak mulia. Maka berlakulah kes-kes kurang memperhatikan ibu mentua atau mentua berkecil hati dan marah. Keadaan menjadi bertambah parah apabila isteri ego dan mengabaikan hak-hak mentuanya yang juga ibu kepada suaminya.<br />
<br />
4. Tidak Ikhlas Kepada Keluarga Suami<br />
<br />
Tanpa niat yang ikhlas, seorang isteri mudah alpa pada tanggungjawab terutama bila ditimpa dugaan. Bisikan syaitan dan bujukan nafsu tidak mampu ditepis. Tipu daya musuh batin yang begitu halus, tidak mampu lagi dikesan.<br />
<br />
5. Melebihkan Keluarga Sendiri Daripada Keluarga Suami<br />
<br />
Hal ini boleh berlaku apabila isteri tidak mengiktiraf kepimpinan suami dan kehadiran keluarga suami. Mungkin bagi sesetengah isteri, dia berasa kedudukan diri dan keluarganya lebih daripada kedudukan suami dan keluarga suami. Maka ketaatan pada suami adalah dengan ‘bersyarat’ iaitu suami memberi perhatian tidak berbelah bagi kepada dirinya dan keluarganya walaupun ini bermakna suami harus memutuskan hubungan atau renggang dengan keluarganya sendiri.<br />
<br />
Kes ini biasa berlaku bila seorang lelaki berkahwin dengan wanita yang status sosial diri atau kerjaya lebih tinggi berbanding keluarga si lelaki. Bagaimanapun, ia berlaku juga dalam perkahwinan sekufu di segi status sosial tetapi mungkin berbeza di sudut lain seperti isteri lebih cantik atau pandai. Sebab itu hadis menyebutkan bahawa sesiapa yang mengahwini wanita semata-mata kedudukannya maka Allah tidak akan menambah kepadanya melainkan kehinaan. Dalam satu hadis lain disebutkan bahawa ciri isteri yang solehah itu ialah, “…jika disuruh nescaya ditaatinya dan apabila dipandang,menyukakan hati…”Antara cara menyukakan atau menggembirakan suami ialah memuliakan keluarga suaminya setiap masa, dalam keadaan apa sekalipun.<br />
<br />
Namun ia satu perkara yang skar dilakukan jika ketaatan terhadap suami tidak benar-benar utuh. Kadang-kadang datang dugaan dalam bentuk mentua ditimpa sakit. Tidak ada di kalangan anak sendiri yang mampu atau sanggup menjaganya. Maka anak lelaki atas rasa tanggungjawabnya, mengambil peranan itu. Namun kerana dia sendiri sibuk dengan pekerjaan, tugas itu diamanahkan kepada isterinya. Maka waktu itu pengorbanan daripada seorang isteri sangat dituntut, atas dasar taat kepada suami dan berbakti kepada mentua. Tanpa ketaatan yang utuh, si isteri tidak akan sanggup bersusah-payah untuk menjaga mentua yang sakit dan berenggang dengan suami buat seketika.<br />
<br />
Tanpa ketaatan yang sepenuhnya juga, isteri mungkin cuai pada tanggungjawabnya, yang mungkin kerana kongkongan ibu bapanya. Ini berlaku bilamana ibu tidak memberi kepercayaan penuh kepada anak untuk membina kehidupan sendiri dan duduk di bawah tadbir orang lain (suaminya). Isteri ini mungkin mempengaruhi suami dalam banyak hal, agar melebihkan keluarganya sendiri daripada keluarga suami.<br />
<br />
6. Renggang Dengan Keluarga Suami<br />
<br />
Memimpin dan mendidik isteri bukan sahaja untuk melahirkan isteri yang solehah tetapi juga ibu dan anak yang taat dan rela berbakti. Jika suami gagal mendidik isteri agar taat dan memuliakan mentua (ibu bapa suami), tentu isterinya tidak dapat diharapkan mendidik anak-anaknya agar hormat dan memuliakan datuk nenek mereka itu? Isteri tidak berasa dirinya sebahagian daripada keluarga suami, dan anak-anak tidak berasa diri mereka dekat dengan keluarga ayah sebagaimana dekatnya mereka dengan keluarga ibu. Bayangkan perasaan seorang mentua ketika itu. Menantu dan cucu-cucunya lebih mesra dengan keluarga besannya tetapi tidak dengan mereka.<br />
<br />
7. Kurang Bersilaturrahim<br />
<br />
Untuk membetulkan keadaan ini, maka penting bagi suami dan isteri menghayati ajaran Allah dalam soal menjalin hubungan silaturrahim dengan keluarga kedua-dua pihak. Di dalam Islam, menjalin silaturrahim adalah wajib dan memutuskannya adalah<br />
haram malam termasuk dalam salah satu dosa besar. Rasulullah SAW bersabda maksudnya:<br />
<br />
“Tidak masuk syurga orang yang memutuskansilaturrahim.”Sabdanya lagi, bermaksud:<br />
<br />
“Sesungguhnya rahmat Allah tidak turun pada kaum yang adapadanya orang-orang yang memutuskan silaturrahim.”<br />
<br />
(Riwayat Ahmad)<br />
<br />
Di dalam Islam, asas-asas bagi jalinan silaturrahim yang kukuh di dalam keluarga (termasuk hubungan dengan mentua) adlaah:<br />
<br />
Kefahaman yang jelas terhadap tanggungjawab setiap ahli dalam sesebuah keluarga.<br />
<br />
Menghias diri dengan akhlak yang mulia seperti merendah diri, pemurah, pemaaf, sabar, redha, menghormati orang tua,penyayang, bersikap mengambil berat dan belas kasihan. Dengan akhlak mulia, hati mentua dapat ditawan melalui kemesraan yangdilahirkan. Mentua merasakan menantunya seperti anak sendiri, manakala si menantu dapat merasakan mentuanya bagai ibu sendiri; dihormati, disayangi sepenuh hati dan selalu diminta pandangannya.<br />
<br />
Adanya niat yang ikhlas iaitu melakukan kebaikan dan menunaikan tanggungjawab semata-mata kerana Allah, menantu akansanggup berkorban untuk kebahagiaan mentua dan untuk kebahagiaan suami selagi tidak masuk dalam perkara mungkar atau maksiat.Niat yang ikhlas menjadi benteng dari bisikan syaitan dan hasutan pihak ketiga.<br />
<br />
Adanya sifat amanah dalam menunaikan tanggungjawab. Setiap pasangan suami isteri perlu merasai bahawa isteri atausuaminya adalah anugerah Allah yang harus dipelihara. Bagi isteri, selain menjadi penenang jiwa bagi suami, dia harus menjadipembantu suami dalam melaksanakan tanggungjawab. Jika suami cuai dan lemah, maka isteri menjadi penguat. Sebab itu dalam hadis yang masyhur, Rasulullah bersabda:<br />
<br />
“Dikahwini perempuan itu kerana empat perkara; hartanya,kecantikannya, kedudukan dan kerana agamanya, maka pilihlah perempuan yang beragama nescaya menguntungkankamu.”<br />
<br />
Walaupun di peringkat awal si isteri tidak sedar berlakunya kelalaian di pihak suami tetapi disebabkan asas agamanya yang kuat, dapat mengingatkan suami atas kelalaiannya itu. Sebagai isteri memegang peranan yang penting agar keluarga mereka selamat dan diredhai Allah SWT. Dengan kukuhnya nilai Islam, dalam rumahtangga akan mencurah rahmat Allah dan di situlah lahirnya keberkatan. Bila ada keberkatan, suami dan isteri mampu menunaikan segala perintah Allah serta mampu pula menjalin hubungan baik dan mesra dengan ahli keluarga kedua-dua pihak terutama dengan ibu bapa sendiri dan mentua.<br />
<br />
Untuk mengukuhkan hubungan kedua-dua belah pihak, terutama bagi pihak isteri agar tidak menderhakai suami, maka perlu dilakukan perkara-perkara berikut:<br />
<br />
Taat dan berbakti kepada suaminya<br />
<br />
Berbakti kepada ibu mentuanya dan memuliakan keluarganya<br />
<br />
Mesra dengan suami dan sentiasa berusaha mencari keredhaannya<br />
<br />
Tidak membuka rahsianya<br />
<br />
Berdiri disisinya dan berkongsi pandangan dengannya<br />
<br />
Membantu suami mentaati Allah<br />
<br />
Memahami jiwa suaminya<br />
<br />
Berhias untuk suami<br />
<br />
Menemui suami di dalam kegembiraan dan bersyukur<br />
<br />
Berkongsi kesedihan dan kegembiraan bersama suami<br />
<br />
Menundukkan pandangan selain daripada suami<br />
<br />
Tidak menceritakan keadaan wanita lain kepada suami<br />
<br />
Mewujudkan ketenagan, kerehatan dan kedamaian dalam rumahtangga<br />
<br />
Bertoleransi dan saling memaafkan<br />
<br />
Wanita Yang Mendedahkan Aurat<br />
<br />
MENAMPAKKAN PERHIASAN<br />
<br />
Diharamkan bagi perempuan menampakkan perhiasannya kepada lelaki asing. Perhiasan yang dimaksud dapat berupa perhiasan atau pun aurat wanita itu sendiri. Allah Taala menyatakan di dalam firmanNya, maksudnya:<br />
<br />
“Dan janganlah mereka menampakkanperhiasannya”<br />
<br />
(An-Nur: 31)<br />
<br />
Sehingga bila pada perempuan itu terdapat perhiasan samada di dada mahu pun pada tangannya, maka wajiblah baginya untukmenutupi kedua tempat itu. Terlebih-lebih di masa kini, di mana perempuan semakin terdedah dengan berbagai perhiasan dan warna-warni pakaian. Namun di sisi lain mereka yang berakal tidak meragukan lagi pengharaman atau larangan menampakkan perhiasan bagi perempuan di hadapan lelaki asing.<br />
<br />
Ada pun perkara yang dilakukan wanita-wanita kini dengan berbagai bedak, minyak wangi dan sebagainya jelas dimaksudkan untuk memperindah atau mempercantik diri. Seterusnya mereka memperlihatkan diri mereka kepada para lelaki asing di jalan-jalan. Tidaklah diragukan lagi bahawa pengharaman terhadap hal seperti ini telah disepakati oleh seluruh ulama.<br />
<br />
MELAKUKAN KEMUNGKARAN<br />
<br />
Syeikh Imam Al Qurthubi menyebutkan kemungkaran yang dilakukan wanita pada zamannya. Katanya:<br />
<br />
“Pasar-pasar penuh dengan perempuan. Rasa malu yang hanyatinggal sedikit telah bermaharajalela dan meliputi kebanyakan perempuan hingga dapat anda saksikan perempuan-perempuan dudukdalam keramaian kelompok-kelompok muzik, bersolek dan memakai perhiasan. Inilah kemungkaran yang telah menyebar di zaman kita sekarang. Kita berlindung kepada Allah dan keadaan seperti itu dan dari kemarahan-Nya.”<br />
<br />
Al Allamah Ibnu Hajr al Haitami menganggap bahawa keluarnya seorang perempuan dengan memakai harum-haruman dan perhiasan merupakan dosa besar. Katanya:<br />
<br />
“Dosa-dosa besar jumlahnya dua ratus tujuh puluh sembilan.Keluarnya seorang perempuan dari rumahnya dengan memakai harum-haruman dan perhiasan walau dengan seizin suami adalah salahsatu di antaranya.”<br />
<br />
Rabi’ Ibnu Hirasyi meriwayatkan dari isterinya, dari saudara perempuan Hudzaifah yang berkata:<br />
<br />
“Rasulullah SAW berkhutbah kepada kami: Wahai para perempuanbukankah kamu memiliki perhiasan perak dan emas yang kamu pakai untuk berhias? Sesungguhnya tidaklah seorang dari kamuberhias dengan emas yang dinampakkannya kecuali dia akan diseksa dengan perhiasannya itu.”<br />
<br />
Dalam huraian ini jelas tedapat ancaman yang keras terhadap perbuatan menampakkan perhiasan opleh perempuan dihadapan orang-orang yang dilarang untuk melihat perhiasannya itu, padahal berhias dengan emas, perak dan sebagainya dibenarkan oleh syariat dengan tujuan untuk kelihatan cantik di hadapan suami. Sedangkan perbuatan selain daripada itu dianggap dosa dan wanita yang melakukannya termasuk ke dalam senarai mereka yang dicintai oleh iblis.<br />
Hadis di atas menunjukkan bahawasanya dilarang seorang perempuan untuk menampakkan perhiasan. Baik yang berbentuk perhiasan biasa atau pun berbentuk tubuh badan dan sebagainya. Hal ini dikuarkan lagi dengan hadis dari Aisya r.a ketika ditanyakan kepadanya:<br />
<br />
“Bagaimana pendapatmu tentang pewarna, celak, azimat, subang,gelang kaki, cincin emas serta pakaian nipis? Aisyah r.a. menjawab: “Wahai para wanita! Kisah tentang kalian adalah kisahtentang seorang wanita. Allah menghalalkan bagi kalian perhiasan tanpa boleh kamu berdandan atau bersolek bagi mereka yang tidak boleh melihat perkara yang haram dari diri kalian.”<br />
<br />
WANITA YANG MENYUKAI FITNAH<br />
<br />
Fitnah dan rosaknya zaman kini lebih diakibatkan oleh bermaharajalelanya wanita yang mendedahkan aurat. Dengan itu fitnah mempunyai kesan yang buruk dalam kehidupan manusia, yang dapat menimbulkan bencana dan memporak-perandakan kerukunan dan ketenteraman. Begitu buruknya fitnah itu sehingga pada saat Rasulullah SAW mengetahui bahawa Fadl Ibnu Abbas menoleh kepada seorang perempuan Khath’am yang terlarang untuk dilihat, segera baginda memalingkan wajah Fadl. Tidaklah hal tersebut dilakukan oleh Rasulullah melainkan kerana baginda tidak dapat menjamin tiadanya fitnah yang bakal terjadi di antara Fadl dan perempuan Khat’am tersebut.<br />
<br />
Oleh sebab itu siapa pun yang mengetahui keadaan masyarakat moden dan keadaan di dalamnya yang penuh dengan kerosakan, pastilah menyedari bahawa mendedahkan aurat merupakan jalan yang dapat membawa manusia kepada hal-hal yang terlarang dan dapat membawa kepada kebinasaan. Sebeb wanita yang mendedahkan auratnya tidak akan bebas dari bahaya fitnah. Fitnah wanita yang mendedahkan aurat merupakan fitnah yang lebih berbahaya daripada fitnah yang lainnya.<br />
<br />
Dari Usmah Ibnu Zaid r.a dari Nabi SAW yang bersabda:<br />
<br />
“Tidaklah kutinggalkan nanti sesudahku fitnah yang lebihberbahaya bagi lelaki selain fitnah dari perempuan.”Demikianlah peringatan Nabi SAW kepada manusia agar mereka tidak terjatuh ke dalam jeratan wanita, tipu daya mereka tau pun tergelincir kerana mereka.<br />
<br />
BERPAKAIAN TETAPI TERLANJANG<br />
<br />
Tudung yang dikenakan perempuan saat keluar rumah disyaratkan haruslah tebal, tidak nipis pada bahagian bawahnya dan bukan tudung yang bercorak perhiasan sebagaimana trend yang dilakukan wanita di zaman ini. Memakai pakaian yang nipis tidaklah berbeza dengan berdandan dan memakai perhiasan. Lebih daripada itu berpakaian seperti itu bererti memancing timbulnya fitnah yang sememangnya harus dihindari.<br />
<br />
1. Memakai Pakaian Nipis<br />
<br />
Terdapat beberapa dalil yang menunjukkan larangan tersebut:<br />
<br />
1. Dari Abu Hurairah r.a yang berkata:<br />
<br />
“Rasulullah SAW bersabda: “Dua golongan dari ahli neraka yangtidak mahu saya lihat:”<br />
<br />
Suatu kaum yang memegang cambuk/cemeti yang bagaikan ekor-ekor lembu. Kemudian dengan itu mereka cambukkan manusia.<br />
<br />
Perempuan-perempuan yang berpakaian namun terlanjang. Berlenggang-lenggok ketika berjalan. Kepala-kepala mereka bagaikanpunuk-punuk unta yang senget. Mereka tidak akan masuk syurga dan tidak pula mendapatkan harumnya (syurga). Sesungguhnya harumsyurga itu terdapat pada perjalanan begini dan begini.” Al Hafidh Ibnu Abd. al Birri berkata: “Maksud dari sabda Rasulullah SAW “Berpakaian tetapi terlanjang” adalah gambaran tentang perempuan yang berpakaian dari kain yang nipis yang dapat memberikan gambaran bentuk tubuh dan bukan bersifat menutupi tubuh. Kaum perempuan seperti ini secara zahir dan secara sebutannya sahaja berpakaian, namun pada hakikatnya mereka berterlanjang.<br />
<br />
2. Memakai Pakaian Ketat & Sempit<br />
<br />
Di antara syarat-syarat menutup aurat seorang wanita muslimah adalah agar pakaian yang dipakai tersebut hendaklah longgar dan tidak sempit. Dengan demikian bentuk tubuhnya tidak dapat digambarkan. Pakaian yang sempit dapat menampakkan lekuk-lekuk tubuhnya, dan bila keadaannya seperti itu, maka pakaian tersebut dapat menjadi bahagian dari perkara yang dapat menyesatkan. Dapat juga menjadi salah satu sebab bagi timbulnya kejahatan dan menjadi salah satu sebab menimbulkan fitnah. Maka untuk melindungi perempuan dan untuk memelihara masyarakat, Islam mengharamkan ‘tabarruj’ (berhias) sekaligus memerintahkan perempuan agar berpakaian hijab dengan memakai pakaian yang longgar, tebal, dan tidak tergambar bentuk tubuhnya.<br />
<br />
Perhatikanlah! Allah sebegitu jauhnya memerintahkan kepada seorang perempuan muslimah untuk menutup tubuhnya dan tidak menampakkan sedikit pun dari bentuk tubuhnya itu. Kesemuanya ini dengan matlamat untuk menghormati dan melindungi kaum wanita agar mereka memiliki marwah dan harga diri yang sempurna. Bagaimana dengan perempuan-perempuan di zaman kita sekarang. Mereka telah keluar dari syariah yang telah ditetapkan Allah di dalam hal berpakaian. Yang mereka pakai adalah pakaian yang sempit, pendek dan ketat. Mereka juga memperlihatkan perhiasan-perhiasan pada tempat-tempat berkumpulnya manusia. Terhadap hal ini para suami atau pun wali mereka hanya dapat mendiamkannya sahaja. Sebahagian dari mereka kita ketahui tetap mendirikan solat, membayar zakat malah juga memuliakan Allah dengan berhaji ke rumah-Nya yang suci.<br />
<br />
Sebagaimana wanita dilarang berpakaian ketat yang dapat menggambarkan bentuk tubuhnya, demikian jugalah dilarang bagi para muhrim untuk melihat yang tergambar dari auratnya. Sedangkan kepada lelaki asing dilarang untuk melihat yang tergambar dari seluruh bentuk tubuh wanita. Walau pun pakaian yang dikenakan itu tebal serta tidak nipis.<br />
<br />
3. Memakai Pakaian Warna-Warni<br />
<br />
Dasar dari menutup aurat ke atas wanita adalah untuk menutupi bentuk tubuh dan mencegah pandangan orang kepadanya. Maka jika hijab diperindah dengan gambar-gambar yang menawan, warna-warni atau pun jahitan yang indah dan dapat menarik perhatian orang lain, akan hilanglah hikmah memakainya. Hijab yang seperti itu tidak berfungsi untuk mencegah pandangan orang lain, tidak pula dapat menolak kesan yang bakal ditimbulkannya. Oleh itu pakaian yang seperti itu dilarang untuk dipakai. Dengan itu pakaian-pakaian seperti itu termasuklah ke dalam senarai pakaian-pakaian yang tidak boleh untuk ditampilkan dan dipakai. Padahal dengan menutup aurat yang sempurna, akan tertutuplah salah satu sebab dari pelbagai sebab yang dapat menimbulkan fitnah, dan tertutup pulalah ancaman mangsa bagi manusia yang telah sakit jiwanya.<br />
<br />
Wanita Yang Menyerupai Lelaki<br />
<br />
DARI SEGI PAKAIAN<br />
<br />
Tidak dibenarkan seorang wanita menyerupai seorang lelaki atau pun sebaliknya seorang lelaki menyerupai seorang wanita. Penyerupaan tersebut dilarang samada dalam suara, bentuk tubuh, cara berjalan, gerak-geri, pakaian mahupun dalam hal-hal lain yang memang pada keduanya telah terdapat perbezaan. Allah Taala telah menciptakan wanita dan lelaki. Bagi masing-masing diciptakan pula tabiat yang khusus sehingga mereka saling berbeza. Dengan perbezaan tersebut yang satu akan tertarik kepada yang lainnya. Dia dapat menenteramkan hati dan perasaannya kepada pasangannya. Dengan begitu kehidupan manusia akan berlanjut untuk memakmurkan dunia. Namun sebaliknya penyerupaan antara yang satu dengan yang lain merupakan kenyataan yang melanggar norma kehidupan. Sekaligus sebagai penderhakaan terhadap fitrah wanita dan lelaki yang telah ditetapkan Allah kepada mereka. Lalu berkecamuklah di hadapan mereka faham-faham persamaan. Menghilanglah sendi-sendi perbezaan alami di antara kedua jenis tersebut. Masing-masing telah mulai kehilangan spesifikasi khas yang dimiliki dan yang membezakannya. Hingga mulailah terdapat kecenderungan wanita untuk bersifat ‘jantan’ (kelelakian) dan lelaki pula bersifat kewanitaan (pondan). Pernikahan akhirnya tidak dipentingkan kerana memperturutkan kemahuan sesama jenis.<br />
<br />
Dengan begitu bermaharajalelalah homoseksual. Terjadilah perbuatan-perbuatan yang dapat menjauhkan rahmat Allah. Kehinaan mengambil tempat kemuliaan. Perbuatan seks dengan sesama jenis meminggirkan tempat-tempat pernikahan yang sesuai dengan syariah. Hal ini dapat disaksikan di Eropah. Mulai dari bercinta dengan sesama jenis hingga kepada penghambaan terhadap nafsu syahwat. Malahan sebahagian perempuan dari masyarakat tersebut dapat menjadikan anjing sebagai tempat pelampiasan hawa nafsunya. Kebiasaan-kebiasaan buruk itu, kini mulai menyerang belia-belia Islam. Dimulai dengan mengikuti kebiasaan-kebiasaan aneh mahupun kegemaran-kegemaran yang tidak lazim, pemuda di dunia Islam mulai memanjangkan rambutnya, mencukur janggutnya, menghaluskan suara dan juga menyempitkan pakaiannya. Sedangkan gadisnya memendekkan rambut, merokok, bersuara lantang bagaikan lelaki. Semua itu dilakukan tanpa rasa malu yang dapat menghalangi perbuatan tersebut.<br />
<br />
Rasulullah melarang seorang lelaki menyerupai wanita dan juga wanita yang menyerupai lelaki. Dari Abu Hurairah r.a yang berkata:<br />
<br />
“Rasulullah SAW melaknat lelaki yang memakai pakaianperempuan atau pun perempuan yang memakai pakaian lelaki.”<br />
<br />
Dari Ibnu Abbas yang berkata:<br />
<br />
“Rasulullah SAW melaknat lelaki yang menyerupai perempuan danperempuan yang menyerupai lelaki.”<br />
<br />
Al Hafiz Ibnu Hajr berkata:<br />
<br />
“Menurut at Tabari, maknanya bahawa tidaklah dibolehkanlelaki menyerupai perempuan dalam pakaian atau pun perhiasan yang memang dikhususkan untuk perempuan. Demikian sebaliknya,dan demikian pula kiranya dalam berbicara dan berjalan. Ada pun dalam hal bentuk pakaian terdapat perbezaan pendapat berkenaan dengan perbezaan negeri. Akan tetapi perempuan dibezakan dengan berhijab dan menutupi dirinya (tubuhnya).”<br />
<br />
Tentang penyerupaan dalam suara dan berjalan, hal ini dikhususkan kepada mereka yang memang sengaja melakukannya. Namun apabila penyerupaan tersebut memang dari asalnya (pembawaan lahir/semulajadi) dia hanya diperintahkan untuk meninggalkannya dan berusaha secara tekun dan beransur-ansur untuk merubatnya. Bila dia tidak berbuat seperti itu, lalu dia pun tetap dalam kebiasaan tersebut, maka dia akan mendapat celaan. Bila keadaannya seperti itu maka itulah dimaksudkan dengan lafaz (menyerupai). Sedangkan yang telah pasti seperti menurut an Nawawi: seorang pondan semulajadi (pembawaan lahir) tidak akan dicela selama dia tidak mampu untuk meninggalkan sifatnya dalam berjalan, berbicara, setelah berubat dan usaha untuk memperbaikinya. Namun bila dia dapat merubah (pembawaan lahir) tersebut walau pun secara beransur-ansur sedangkan dia menolaknya, maka dia mendapat celaan.<br />
<br />
Dari Ibnu Abbas r.a yang berkata:<br />
<br />
“Rasulullah SAW melaknat lelaki yang bersifat keperempuanandan perempuan yang kelelakian. Sabdanya: “Keluarkanlah mereka dari rumah-rumahmu.” Ibnu Abbas berkata: “Nabi SAW mengeluarkanseorang lelaki seperti itu dan Umar mengeluarkan perempuan yang seperti itu.” Jika seorang perempuan mengenakan pakaian lelaki yang dibalik, berlubang dan tangannya yang sempit, bererti dia telah menyerupai lelaki. Maka dia akan mendapat laknat dari Allah. Demikian pula dengan suaminya yang membiarkannya seperti itu atau pun redha kepada perbuatan isterinya serta tidak melarang dan mencegahnya padahal para suami diperintahkan untuk memelihara isteri mereka agar teguh di dalam ketaatan kepada Allah. Para suami juga diperintahkan untuk mencegah isteri mereka dari perbuatan maksiat. Hal ini adalah amanat dari firman Allah SWT menerusi firman-Nya yang bermaksud:<br />
<br />
“Didiklah dan ajarlah mereka dan suruhlah mereka untuk mematuhi Allah lalu cegahlah mereka dari berbuat maksiat kepada Allah.”<br />
<br />
(At-Tahrim: 6)<br />
<br />
Wanita Yang Menyerupai Orang Kafir<br />
<br />
DARI SEGI PAKAIAN<br />
<br />
Tidak dibenarkan seorang muslim menyerupai orang kafir di dalam perbuatan, ucapan dan perayaan hari raya mereka. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat Islam dapat memiliki keperibadian yang berbeza dari yang lain dalam segala cara kehidupan mereka. Selain itu kesepakatan masyarakat muslim dengan masyarakat kafir di dalam perbuatan, ucapan, pakaian mahupun hari-hari raya mereka dapat mendorong mereka untuk menyerupai masyarakat kafir. Tentunya hal ini dapat menimbulkan kerosakan akidah dan dapat menghilangkan identiti keperibadian masyarakat muslim. Dan kemungkinan lebih jauh, bahawa mereka menjadi pengikut<br />
masyarakat yang memusuhi mereka. Padahal Islam tidak menghendaki penganutnya menjadi pengikut musuh-musuhnya. Akidah yang mereka pegang mengajarkan mereka menjadi pemimpin bagi manusia, bukannya menjadi pengikut bagi setiap pendusta dan penyeleweng. Firman Allah yang bermaksud:<br />
<br />
“Janganlah kamu bersikap lemah dan jangan pula kamu bersedihhati padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi darjatnya jika kamu orang-orang yang beriman.”<br />
<br />
(Ali Imran: 139)<br />
<br />
Adapun larangan untuk menyerupai dengan masyarakat kafir terdapat pada beberapa tempat di dalam al Quran al Karim. Demikianpula, terdapat di dalam sabda Rasulullah SAW. Firman Allah yang maksudnya:<br />
<br />
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat dariurusan agama, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnyamereka sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sedikit pun dari seksaan Allah. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu sebahagian mereka menjadi penolong bagi sebahagian yang lain dan Allah adalah pelindung bagi orang-orang yang bertaqwa.”<br />
<br />
(Al Jatsiah: 18-19)<br />
<br />
Seterusnya Allah SWT menjelaskan bahawa sebahagian dari masyarakat kafir adalah wali bagi yang lain samada di dunia mahupundi akhirat. Namun tidak seorang walupun dari mereka yang dapat memberikan manfaat untuk mencapai pahala ataupun untuk menghindarkan diri mereka dari azab Allah. Sebaliknya, masyarakat muslimin yang bertakwa dan mendapat petunjuk, sesungguhnya Allah lah Tuhan mereka. Syeikh Ibn Taimiyah berkata: Allah telah menjadikan bagi Nabi Muhammad SAW sebuah syariat lalu Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW agar mengikuti syariat tersebut serta melarangnya agar mengikuti kehendak hati orang-orang yang tidak mengetahui. Termasuk ke dalam pengertian orang-orang yang tidak mengetahui tersebut adalah orang-orang yang menentang syariat yang dibawa Nabi Muhammad SAW.<br />
<br />
MEMAKAI PAKAIAN YANG ADA TANDA SALIB<br />
<br />
Tidak dibolehkan mengenakan pakaian yang tedapat gambar salib di dalamnya atau pun seumpamanya. Pkaian yang dilarang tersebut termasuklah tudung yang dipakai untuk keluar atau pun untuk yang lainnya. Larangan terhadap salib ini dapat difahami kerana salib adalah syiar dan lambang dari agama Nasrani (Kristian). Mereka telah membuat salib tersebut sebagai lambang untuk sebuah akidah yang sesat. Iaitu anggapan yang mereka yakini bahawa Nabi Isa as. telah dibunuh dan disalib. Oleh itu mereka mensucikan salib sebagai dasar ketaatan terhadap akidah mereka dan menghormati atau pun mengagungkannya adalah cara untuk mendekati Tuhan. Allah Taala menyatakan bahawa anggapan mereka tersebut adalah dusta dan kebohongan. Firman Allah yang bermaksud:<br />
<br />
“Dan kerana ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuhal Masih Isa putera Maryam, Rasul Allah.” Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi (yang merekabunuh) ialah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih faham tentang (pembunuhan) itu benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka. Mereka tidak (pula) yakin bahawa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya) Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”<br />
<br />
(An Nisa: 157-158)<br />
<br />
Hadis-hadis berikut ini menunjukkan adanya larangan mengenakan pakaian apa sahaja yang terdapat salib dan seumpamanya.Dari Imran Ibnu Hitthan, sesungguhnya Aisyah ra. memberitahunya bahawa Rasulullah SAW tidak akan membiarkan di dalam rumahnya terdapat sesuatu yang ada salibnya kecuali dihilangkannya.<br />
<br />
Dari Aisyah ra. yang berkata:<br />
<br />
“Kami tidak memakai pakaian yang terdapat gambar salibpadanya. “Dari Abu al Jahhaf, katanya:<br />
“Saya bertanya kepada Abu Jaafar tentang kotak Tabut yang ku miliki dan padanya terdapat gambar-gambar. Lalu Abu Jaafar memberitahuku bahawa dia melihat Umar membakar pakaian yang adagambar salibnya, dia pun menghilangkan salib dari pakaian itu.”<br />
<br />
Dari riwayat para sahabat ini terdapat petunjuk tidak boleh memakai pakaian yang terdapat padanya salib. Kalau tidak tentu Umar ra. tidak berani membakar pakaian tersebut.<br />
<br />
Dari Ibnu Aun dari Muhammad bahawa Rasulullah SAW melihat pada tirai beberapa isterinya gambar salib, lalu baginda memerintahkan hingga mereka memotongnya. Dari beberapa hadis mahupun riwayat tersebut diatas, terdapat petunjuk yang jelas yang melarang memakai pakaian terdapat padanya gambar salib. Bila tidak, bererti kita menyerupai masyarakat Kristian yang telah menjadikan salib sebagai lambang akidah mereka yang batil mahupun sebagai syiar syariat mereka yang telah diselewengkan. Ibnu Qudamah berkata:<br />
<br />
“Dibenci adanya gambar salib dalam pakaian kerana Imran Ibnu Hitthan telah meriwayatkan dari Aisyah ra. bahawa Rasulullah SAW tidak akan membiarkan di dalam rumahnya sesuatu yang adasalibnya kecuali dihancurkannya.”<br />
<br />
Imam Bukhari telah menjelaskan hadis ini di dalam kitab al Buyu’ pada Bahagian “Perdagangan Benda-benda yang dibenci untuk lelaki dan perempuan.” Al Hafiz Ibny Hajar dalam penjelasannya mengatakan: “Larangan memakai pakaian atau kain yang terdapat gambar-gambarnya untuk semua golongan samada kepada lelaki mahupun kepada perempuan.”<br />
<br />
Wanita Yang Tidak Mahu Mengurus Anak<br />
<br />
Setiap insan yang bernama ibu dan bapa menginginkan dikurniakan anak-anak yang soleh dan solehah kerana seorang anak yangberiman dan mempunyai akhlak yang mulia akan dapat membantu ibu bapa baik di dunia lebih-lebih lagi di akhirat nanti. Sememangnya itulah idaman kita, tetapi adakah kita berusaha untuknya? Apakah yang kita lakukan untuk menjamin cita-cita kita itu? Kebanyakan yang berlaku sekarang ini ibu bapa membiarkan anak-anak mereka menjalani hidup sendiri. Ibu bapa hanya berpuas hati jika dapat memberi makan dan minum kepada anak secukupnya.<br />
<br />
Begitu juga ibu bapa berasa senang hati apabila dapat membiayai anak mereka dalam pelajaran. Tetapi berapa ramai ibu bapa yang mengasuh dan mendidik anak-anak supaya menjadi anak yang soleh yang tinggi budi pekertinya? Jawabnya tidak ramai dan ini terbukti apabila gejala sosial yang melanda di kalangan remaja sekarang ini semakin berleluasa dan berada pada tahap yang membimbangkan.<br />
<br />
MENGABAIKAN ANAK<br />
<br />
Untuk melahirkan anak yang baik yang mempunyai akhlak dan budi pekerti yang tinggi bukanlah terlalu sukar. Cuma ibu bapa hendaklah menjalankan tanggungjawab yang sepatutnya dilakukan oleh mereka terhadap anak-anak. Perkara yang paling penting sekali ialah sentiasa mendampingi anak-anak atau memberi perhatian kepada mereka. Mendampingi anak-anak sangat mustahak kerana dengan cara ini sahaja kita akan dapat mengetahui perasaan dan sebarang permasalahan yang dihadapi oleh mereka. Jika kta mengabaikannya, menyebabkan mereka memendam rasa yang boleh merosakkan atau membahayakannya. Biasanya anak yang mempunyai masalah, yang tidak diambil peduli oleh ibu bapa, akan mencurahkan isi hati mereka kepada kawan-kawan yang rapat dengannya. Mencurahkan isi hati pada rakan tidaklah menjadi kesalahan tetapi sekiranya rakan-rakannya itu adalah dari kalangan mereka yang mempunyai peribadi yang buruk ditakuti akan merosakkan anak tersebut.<br />
<br />
Pelbagai cara boleh dilakukan untuk membolehkan ibu bapa berdamping atau berkawan dengan anak-anak remaja mereka. Pertama, ibu bapa hendaklah sentiasa memperhatikan perilaku dan gerak-geri harian anak remajanya kerana dengan cara ini akan membolehkan kedua ibu bapa mengetahui masalah yang dihadapi oleh mereka. Apabila masalah dan perasaan anak dapat diselami, maka mudahlah si ibu atau bapa untuk mendampinginya dan menjadi kawan kepada mereka.<br />
<br />
CEREWET KEPADA ANAK<br />
<br />
Selain daripada itu ibu bapa juga janganlah hendaknya terlalu cerewet dalam mendidik anak-anak remaja. Umpamanya, jangan terlalu sangat ingin mencungkil rahsia anak remaja, kerana cara ini boleh menjauhkan atau merenggangkan lagi anak-anak daripada kedua ibu bapa. Ini adalah kerana anak-anak pada peringkat ini dalam proses membentuk keperibadiannya sendiri dan mereka tidak suka hatta ibu bapa mereka sendiri mengetahui rahsia peribadi mereka.<br />
<br />
Bagaimanapun apabila ibu bapa dan anak telah menjadi begitu mesra, maka dengan sendiri rahsia anak-anak akan dapat diketahui dengan mudah kerana antara ibu bapa dan anak sudah tidak ada lagi benteng pemisah. Oleh itu ibu bapa hendaklah bijak mendampingi anak-anak supaya mereka dapat menceritakan apa sahaja yang terpendam dalam hati mereka sebagaiman mereka mencurahkan segala isi hati mereka kepada rakan yang rapat dengan mereka.<br />
<br />
MEMANDANG REMEH DAN MENENGKING<br />
<br />
Apabila anak meluahkan masalah yang dihadapi, maka janganlah pula ibu bapa memandang remeh atau tidak mengendahkannya, tetapi hendaklah mengambil perhatian. Sekiranya apa yang disuarakannya itu dirasakan betul hendaklah menyetujuinya dan jika sebaliknya maka ibu bapa hendaklah memberi nasihat dengan cara yang baik, bukannya dengan menengking atau menolak hujah mereka mentah-mentah. Selain daripada itu untuk mendampingi anak-anak, ibu bapa boleh mengajak sama anak-anak remaja mereka dalam merundingkan sesuatu hal atau masalah dalam keluarga. Misalnya dengan cara meminta pandangan atau timbul dalam keluarga. Cara begini dapat menimbulkan rasa dihormati dan perasaan tanggungjawab pada keluarganya. Secara tidak langsung, tentunya akan menambahkan keintiman hubugan antara anak dengan ibu bapa.<br />
<br />
TIDAK MAHU BERKUMPUL DAN BERAMAH MESRA<br />
<br />
Ibu bapa juga hendaklah sentiasa meluangkan masa untuk anak-anak. Misalnya, pada waktu lapang mengajar anak-anak berkumpul untuk beramah mesra & dalam masa yang sama bertukar-tukar fikiran. Pada masa beginilah ibu bapa akan dapat mendekati atau mengenal hati budi mereka dan secara tidak langsung akan mengeratkan hubungan antara keduanya. Sesungguhnya anak remaja adalah golongan yang mempunyai tingkat sensitiviti yang tinggi kerana pada tahap ini mereka dalam zaman peralihan untuk menjuju ke alam dewasa. Ibu bapa harus memahami keadaan ini dan hendaklah dapat menyesuaikan diri dengan pengaruh emosi yang ada dalam diri anak mereka. Sebenarnya banyak cara yang boleh dilakukan oleh ibu bapa untuk mendampingi anak-anak bergantunglah pada suasana dalam keluarga itu sendiri. Dengan hubungan mesra yang terjalin antara anak-anak dan ibu bapa akan mengelakkan anak-anak daripada terjerumus ke dalam perkara-perkara yang tidak baik seterusnya dapat mewujudkan sebuah keluarga yang bahagia.<br />
<br />
Penyakit Wanita Berkarier<br />
<br />
Kita hari ini hidup dalam masyarakat moden dimana sistem komputer sudah mempengaruhi hidup manusia. Dia masa yang sama manusia sudah mencipta alat-alat canggih di darat, laut dan udara termasuk di angkasa lepas. Semuanya mesti berkejar-kejar agar tidak ketinggalan hingga memaksa ibu dan bapa bekerja sepenuh masa atau lebih masa untuk jaga status, hingga anak-anak mereka dibiarkan membesar dan diurus oleh orang gaji; jiran yang menjaga atau ditempatkan di nurseri seperti anak-anak ayam yang ditetas oleh kuasa elektrik.<br />
<br />
Apabila si isteri dan anak gadis bekerja; mereka sudah masuk ke satu alam kerjaya – menjadi wanita berkarier. Sudah tentu mereka akan hidup berbeza dengan surirumah sepenuh masa. Di masa dulupun memang ada wanita bekerja; tetapi masalah yang dihadapi oleh wanita hari ini amat membimbangkan dari segi kesihatan.<br />
<br />
Dalam masyarakat perkampungan, wnaita bekerja membantu keluarga memasarkan hasil pertanian tidak menghadapi masalah penyakit zaman moden. Ini adalah kerana mereka makan makanan berkhasiat dengan ulam-ulam tanaman sendiri, padi tanam sendiri dan tinggal di kawasan udara bersih. Anak-anak mereka dijaga oleh datuk atau neneknya dan makanan yang disediakan untuk anak-anak ini juga dari hasil tanaman tidak seperti anak-anak di bandar besar yang gemar makan junk foods. Harini kebanyakan suami isteri tidak suka ibu atau bapa masing-masing pihak tinggal bersama. Mereka lebih rela orang gaji tinggal bersama mereka atau jika tidak mampu hantar sahaja anak ke mana-mana yang sanggup menjaga mereka. Dan si isteri ikut sama keluar pagi-pagi buta ke tempat kerja bersama suami atau pergi sendiri setalah urusan hantar anak ke tempat penjaga. Balik sebelah petang atau malam mereka terpaksa juga menyediakan makan malam, jika malas cari jalan ringkas seperti beli sahaja makanan yang dijual di luar atau masak makanan segera walaupun tidak ada zat pada makanan itu. Ditambah lagi dengan kerja yang hanya duduk di kerusi hadapi komputer, sehingga peluang untuk senaman tidak ada. Jika tidak diatasi masalah sembelit, ianya membawa kepada gejala-gejala lain seperti selalu sakit kepada, badan rasa lemah, kurang selera makan dan sakit gastrik.<br />
<br />
Penat<br />
<br />
Lantaran kesibukan yang keterlaluan sehingga tidak ada masa untuk menguruskan diri sendiri dengan teratur, corak pemakanan yang tidak seimbang dan berdiet yang keterlaluan semata-mata untuk menguruskan badan.<br />
<br />
Terdapat juga wanita yang merasakan bahawa penyakit yang dia hidapi itu tidak serius, kalau sakit sangat baru hendak jumpa doktor. Hari ini sindrom wanita muda memiliki tulang orang tua sudah ada di kalangan wanita berkarier – umur masih muda tetapi tulangnya sudah reput – penyakit osteoporosis. Puncanya ialah kerana kekurangan bahan kalsium dalam badan, senaman yang kurang atau tidak langsung senaman dan kurang menerima cahaya matahari. Kurang menerima cahaya matahari ialah kerana:<br />
<br />
Pergi kerja awal sebelum matahari terbit sudah dalam perjalanan dan apabila matahari sudah terbit, ianya sudah beradadalam pejabat berhawa dingin,<br />
<br />
Kalau pun keluar makan dia akan berpayung<br />
<br />
Balik dari kerja ketika matahari akan terbenam, malah kalau kerja lebih masa, matahari sudah tiada lagi.<br />
<br />
Kurang kalsium terjadi kerana:<br />
<br />
Selepas umur 35 tahun, kadar kehilangan kalsium dalam tubuh melebihi kadar penyerapannya. Bagi mereka yang sudah putushaid (menopaus) kehilangan hormon lebih terdedah kepada penyakit osteoporosis. Hormon yang terdapat dalam tubuh membantupengambilan dan penyerapan kalsium.<br />
<br />
Faktor cahaya matahari penting kerana untuk mendapatkan vitamin D yang akan membantu dari segi penyerapan kalsium.<br />
<br />
Kurang makan makanan yang berzat.<br />
<br />
AMALAN AGAR TIDAK DIMURKAI ALLAH<br />
<br />
Allah yang Maha Bijaksana telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik kejadian. Dan Dia telah menjadikan hamba-Nya itu berpasang-pasangan, lelaki dan wanita yang saling memerlukan, sebahagiannya menjadi pembantu kepada sebahagian yang lain.<br />
<br />
1. Memelihara Kemaluan dan Melayan Suami<br />
<br />
Allah telah mengurniakan kepada wanita dengan berbagai kelebihan. Banyak amalan ataupun cara agar wanita itu tidak dimurkai Allah, malahan syarat untuk wanita masuk syurga begitu mudah. Anas bin Malik meriwayatkan bahawa Nabi SAW bersabda:<br />
<br />
“Seorang wanita yang mengerjakan solat lima waktu, berpuasa wajib sebulan, memelihara kemaluannya serta taat kepada suaminya maka pasti dia akan masuk syurga dari pintu mana saja yang dikehendakinya.”<br />
<br />
(HR Abu Nuaim)<br />
<br />
Abd. Rahman bin Auf meriwayatkan bahawa Nabi SAW bersabda:<br />
<br />
“Seorang wanita solehah lebih baik dari 1000 lelaki yang bukan soleh. Dan seorang wanita yang melayan suaminya selama seminggu maka ditutupkan baginya tujuh pintu neraka dan dibuka lapan pintu syurga yang mana dia dapat masuk dari pintu mana saja tanpa hisab.”<br />
<br />
Siti Aisyah meriwayatkan bahawa Nabi SAW bersabda:<br />
<br />
“Tidaklah seorang wanita yang haidh kecuali haidhnya merupakan kifarah bagi dosa-dosanya yang telah lalu. Dan pada hari pertama haidhnya membaca:<br />
<br />
“Alhamdulillahi ‘ala kulli hal wa astaghfirullaha min kulli zanbih”<br />
<br />
Maka Allah menetapkan baginya bebas dari neraka, dengan mudah melalui sirat, aman dari seksa bahkan Allah mengangkat ke atasnya darjat 40 orang syuhada apabila dia selalu berdzikir kepada Allah selama haidhnya.”<br />
<br />
2. Menjaga Harta Suami<br />
<br />
Abu Hurairah meriwayatkan bahawa Nabi SAW bersabda:<br />
<br />
“Sebaik-baik wanita adalah apabila engkau pandang dia maka dia mengembirakan, bila engkau perintah dia taat, bila engkau tiada dia menjaga hartamu dan menjaga pula kehormatan dirinya.”<br />
<br />
3. Taat kepada Suami<br />
<br />
Ada sebuah riwayat bahawa pada zaman Nabi SAW ada seorang lelaki yang akan berangkat untuk berperang di jalan Allah. Dia berpesan kepada isterinya.<br />
<br />
“Wahai isteriku…janganlah sekali-kali engkau meninggalkan rumah ini sehingga aku kembali.”<br />
<br />
Secara kebetulan ayahnya menderita sakit, maka wanita tadi mengutus seorang lelaki menemui Rasulullah SAW. Baginda bersabda kepada utusan itu,<br />
<br />
“Agar dia taati suaminya.”<br />
<br />
Demikian pula wanita itu mengutus utusannya bukan hanya sekali sehingga akhirnya dia mentaati suaminya dan tidak berani keluar rumahnya. Maka ayahnya meninggal dunia tetapi dia tetap tidak melihat mayat ayahnya. Dia tetap sabar sehingga suaminya pulang. Maka Allah memberi wahyu kepada Nabi yang bermaksud, memberi wahyu kepada Nabi yang bermaksud,<br />
<br />
“Sesungguhnya Allah telah mengampuni wanita tersebut disebabkan ketaatannya kepada suaminya. Dalam riwayat yang lain mengatakan bahawa Allah turut mengampuni dosa ayahnya disebabkan ketaatan anaknya itu.<br />
<br />
Inilah sebenarnya perkara yang menyebabkan wanita diredhai oleh Allah bukannya dalam persamaan hak yang seperti dituntut oleh penjahil agama. Sedangkan dalam peristiwa Israk Mikraj, Nabi telah melihat ke dalam syurga 500 tahun lebih awal dari suami mereka…dan bila melihat ke dalam neraka Nabi dapati 2/3 dari penghuninya adalah wanita. Oleh itu takutilah kita semua akan kemurkaan Allah.<br />
<br />
4. Membasuh Pakaian Suami<br />
<br />
Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan bahawa Nabi SAW bersabda:<br />
<br />
“Apabila seorang wanita mencuci pakaian suaminya maka Allah mencatat baginya 1000 kebaikan, diampunkan 2000 kesalahan bahkan segala sesuatu yang disinari matahari akan memohon ampun baginya dan Allah mengangkat 1000 darjat untuknya.”<br />
<br />
5. Memasak, Berdzikir dan Menutup Aurat<br />
<br />
Maulana Syed Ahmad Khan dalam bayannya menceritakan kelebihan yang dimiliki oleh wanita. Katanya:<br />
<br />
Seorang wanita yang solehah lebih baik dari seorang wali Allah.<br />
<br />
Wanita yang menguli tepun dengan membaca Bismillah akan diberkati Allah rezekinya.<br />
<br />
Wanita yang menyapu lantai dengan berdzikir dapat pahala seperti membersihkan Baitullah.<br />
<br />
Wanita yang solehah lebih baik dari 70 orang lelaki yang soleh.<br />
<br />
Allah akan berkati rezeki apabila wanita memasak dengan dzikir.<br />
<br />
Seorang wanita yang menutup auratnya dengan purdah ditingkatkan oleh Allah nur wajahnya 13 kali dari wajah asal.<br />
<br />
Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah yang Maha Indah di akhirat nanti tetapi bagi Allah sendiri akan datang untuk berjumpa dengan wanita yang memberati auratnya iaitu yang memakai purdah dengan istiqamah.malaikat kecilhttp://www.blogger.com/profile/10680546762948985372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8449443110366127414.post-4740069160325243142011-03-26T08:45:00.000-07:002011-03-26T08:45:44.469-07:00surat dhuha<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJOwjA1Z4vP257GrSLnjRunSX10hMnfs_3qRM2AkYltJnpMr7Y5gF2YZdpA8zHlxn6d_qYrn_3p1b1GDqRuCkW9rbGDO9k64ekpFwi7w1_IwFVviPDDwjR5LyOJ136rIpE-o1bm1zYS3Dl/s1600/du.jpeg" imageanchor="1" style="clear:right; float:right; margin-left:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="200" width="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJOwjA1Z4vP257GrSLnjRunSX10hMnfs_3qRM2AkYltJnpMr7Y5gF2YZdpA8zHlxn6d_qYrn_3p1b1GDqRuCkW9rbGDO9k64ekpFwi7w1_IwFVviPDDwjR5LyOJ136rIpE-o1bm1zYS3Dl/s200/du.jpeg" /></a></div><br />
<br />
Artinya : Waktu Matahari Sepenggalah Naik <br />
Surat ke 93 = 11 Ayat (diwahyukan di Mekah)<br />
<br />
surat ad dhuha dan terjemahannya<br />
<br />
**wadhdhuhaa<br />
[93:1] Demi waktu matahari sepenggalahan naik,<br />
**wallayli idzaa sajaa<br />
[93:2] dan demi malam apabila telah sunyi (gelap),<br />
**maa wadda’aka rabbuka wamaa qalaa<br />
[93:3] Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu.<br />
**walal-aakhiratu khayrun laka mina l-uulaa<br />
[93:4] Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).<br />
**walasawfa yu’thiika rabbuka fatardaa<br />
[93:5] Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu , lalu (hati) kamu menjadi puas.<br />
**alam yajidka yatiiman faaawaa<br />
[93:6] Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu ?<br />
**wawajadaka daallan fahadaa<br />
[93:7] Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.<br />
**wawajadaka ‘aa-ilan fa-aghnaa<br />
[93:8] Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.<br />
**fa-ammaa lyatiima falaa taqhar<br />
[93:9] Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.<br />
**wa-ammaa ssaa-ila falaa tanhar<br />
**wa-ammaa bini’mati rabbika fahaddits<br />
[93:11] Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.<br />
<br />
<br />
Itulah “Surat Adh-Dhuhaa dan Artinya” semoga dapat membantu Anda dan meningkatkan iman serta ketakwaan kita kepada Alloh Swt. <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhV6FzaC6fLL34NjRZMpMsjgNE_bBMwDOjwOfooLnf0gHetuldySgEErM_SEgcuYBea2yKYQRBcKjcpB28dV8MmRpF3z0nN2iqYu0D8eaz2KEb0qHlKqhqzdWAcQs3k5y4OL-ruKmv8keeg/s1600/du.jpeg" imageanchor="1" style="clear:right; float:right; margin-left:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="200" width="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhV6FzaC6fLL34NjRZMpMsjgNE_bBMwDOjwOfooLnf0gHetuldySgEErM_SEgcuYBea2yKYQRBcKjcpB28dV8MmRpF3z0nN2iqYu0D8eaz2KEb0qHlKqhqzdWAcQs3k5y4OL-ruKmv8keeg/s200/du.jpeg" /></a></div>malaikat kecilhttp://www.blogger.com/profile/10680546762948985372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8449443110366127414.post-2671976274920064302011-03-26T08:34:00.000-07:002011-03-26T08:34:23.485-07:00love ^_^Mereka yang tidak menyukainya menyebutnya tanggung jawab,<br />
Mereka yang bermain dengannya, menyebutnya sebuah permainan,<br />
Mereka yang tidak memilikinya, menyebutnya sebuah impian,<br />
Mereka yang mencintai, menyebutnya takdir.<br />
<br />
Allah SWT yang mengetahui yang terbaik, <br />
akan memberi kesusahan untuk menguji kita. <br />
Ia pun mampu mengindahkan cinta dg cara melukai hati, supaya hikmat-Nya bisa tertanam dalam.<br />
Jika kita kehilangan cinta, maka pasti ada alasan di baliknya. <br />
Alasan yang kadang sulit untuk dimengerti, namun kita tetap harus percaya bahwa ketika Ia mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yang lebih baik.<br />
Mengapa menunggu?<br />
<br />
Karena walaupun kita ingin mengambil keputusan, kita tidak ingin tergesa-gesa.<br />
Karena walaupun kita ingin cepat-cepat, kita tidak ingin sembrono.<br />
Karena walaupun kita ingin segera menemukan orang yang kita cintai, kita tidak ingin kehilangan jati diri kita dalam proses pencarian itu.<br />
Jika ingin berlari, belajarlah berjalan duhulu,<br />
Jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu,<br />
Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu.<br />
Pada akhirnya, lebih baik menunggu orang yang kita inginkan, ketimbang memilih apa yang ada.<br />
<br />
Tetap lebih baik menunggu orang yang kita cintai, ketimbang memuaskan diri dengan apa yang ada.<br />
Tetap lebih baik menunggu orang yang tepat, Karena hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah, karena menunggu mempunyai tujuan yang mulia dan misterius.<br />
Perlu kau ketahui bahwa Bunga tidak mekar dalam waktu semalam,<br />
Kota Roma tidak dibangun dalam sehari,<br />
Kehidupan dirajut dalam rahim selama sembilan bulan,<br />
Cinta yang agung terus bertumbuh selama kehidupan.<br />
Kebanyakan hal yang indah dalam hidup memerlukan waktu yang lama, Dan penantian kita tidaklah sia-sia.<br />
Walaupun menunggu membutuhkan banyak hal – iman, keberanian, dan pengharapan – penantian menjanjikan satu hal yang tidak dapat seorangpun bayangkan.<br />
Pada akhirnya. <br />
<br />
jangan telalu terlena dengan khayalan tentang cinta ..<br />
jgn coba" melebihkan cinta pada hamba-Nya,,dari pada cinta pd Yg Kuasa<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIfBfiQr-omo6AWfrPT-jqCylr3dKHs71F32-YmjwI4vTzOhtzbreUJbV3WfKSILGVULhOOepNF0PcMoss-R8_Vq-gtXcqsnwF4Fh1Igc9aUE9fJiXmX59CGYuIp2SEFEPYJDyHQzo5E0b/s1600/l.jpeg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="162" width="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIfBfiQr-omo6AWfrPT-jqCylr3dKHs71F32-YmjwI4vTzOhtzbreUJbV3WfKSILGVULhOOepNF0PcMoss-R8_Vq-gtXcqsnwF4Fh1Igc9aUE9fJiXmX59CGYuIp2SEFEPYJDyHQzo5E0b/s200/l.jpeg" /></a></div><br />
<br />
:))malaikat kecilhttp://www.blogger.com/profile/10680546762948985372noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8449443110366127414.post-43643480464529588522011-03-26T08:17:00.000-07:002011-03-26T08:17:44.491-07:00Kisah Nabi Adam AS dan Siti Hawa<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvMkeMhiy_piCqe6Zzgtd6SuBvWKmKLus9Zt_N7Q9MoxpAsPK84IHfvVmYGkBiU2Ib3_Tx83GpL1Wvv8sEyUCg3gfd-zl8Ji5zUzeQYiMckmDoKFPbpW_p5zaQFSLz6qc8aJEQ1sC5jGwq/s1600/ll.jpeg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="150" width="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvMkeMhiy_piCqe6Zzgtd6SuBvWKmKLus9Zt_N7Q9MoxpAsPK84IHfvVmYGkBiU2Ib3_Tx83GpL1Wvv8sEyUCg3gfd-zl8Ji5zUzeQYiMckmDoKFPbpW_p5zaQFSLz6qc8aJEQ1sC5jGwq/s200/ll.jpeg" /></a></div><br />
Usia : 930 tahun<br />
Periode sejarah: 5872 – 4942 SM<br />
Tempat turunnya di bumi India, ada yang berpendapat di Jazirah Arab<br />
Jumlah keturunannya (anak) 40 (laki-laki dan perempuan)<br />
Tempat wafat India, ada yang berpendapat di Mekah<br />
di Al-Quran namanya disebutkan sebanyak 25 kali<br />
<br />
<br />
Adam (berarti tanah, manusia, atau cokelat muda) atau Nabi Adam as sebagai manusia pertama, bersama dengan istrinya, Hawa.<br />
Merekalah orang tua semua manusia di dunia.<br />
Di dalam Al-Quran, nama Adam as, disebutkan 25 kali dalam 25 ayat.<br />
<br />
Penciptaan Adam<br />
<br />
Setelah Allah SWT. menciptakan bumi, langit, dan malaikat, Allah berkehendak untuk menciptakan makhluk lain yang nantinya akan dipercaya menghuni, mengisi, serta memelihara bumi tempat tinggalnya. Saat Allah mengabari para malaikat akan kehendak-Nya untuk menciptakan manusia, mereka khawatir makhluk tersebut nantinya akan membangkang terhadap ketentuan-Nya dan melakukan kerusakan di muka bumi. Berkatalah para malaikat kepada Allah:<br />
<br />
“Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)<br />
<br />
Allah kemudian berfirman untuk menghilangkan keraguan para malaikat-Nya:<br />
<br />
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)<br />
<br />
Lalu diciptakanlah Adam oleh Allah dari segumpal tanah. Setelah disempurnakan bentuknya, maka ditiupkanlah roh ke dalamnya sehingga ia dapat bergerak dan menjadi manusia yang sempurna. Awalnya Nabi Adam a.s. ditempatkan di surga, tetapi terkena tipu daya iblis kemudian diturunkan ke bumi bersama istrinya karena mengingkari ketentuan Allah.<br />
<br />
Adam diturunkan dibumi bukan karena mengingkari ketentuan, melainkan dari sejak akan diciptakan, Allah sudah menunjuk Adam sebagai khalifah di muka bumi. jadi meskipun tidak melanggar ketentuan (Allah) adam akan tetap diturunkan kebumi sebagai khalifah pertama.<br />
Adam merupakan nabi dan juga manusia pertama yang bergelar khalifah Allah yang dimuliakan dan ditinggikan derajatnya. Ia diutus untuk memperingatkan anak cucunya agar menyembah Allah. Di antara sekian banyak anak cucunya, ada yang taat dan ada pula yang membangkang.<br />
Kesombongan iblis (setan)<br />
<br />
Saat semua makhluk penghuni surga bersujud menyaksikan keagungan Allah itu, hanya iblis (setan) yang membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah karena merasa dirinya lebih mulia, lebih utama, dan lebih agung dari Adam. Hal itu disebabkan karena setan merasa diciptakan dari unsur api, sedangkan Adam hanyalah dari tanah dan lumpur. Kebanggaan akan asal-usul menjadikannya sombong dan merasa enggan untuk bersujud menghormati Adam seperti para makhluk surga yang lain.<br />
<br />
Disebabkan oleh kesombongannya itulah, maka Allah menghukum setan dengan mengusirnya dari surga dan mengeluarkannya dari barisan para malaikat disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya hingga kiamat kelak. Disamping itu, ia telah dijamin sebagai penghuni neraka yang abadi.<br />
<br />
Setan dengan sombong menerima hukuman itu dan ia hanya memohon kepada-Nya untuk diberi kehidupan yang kekal hingga kiamat. Allah memperkenankan permohonannya itu. Tanpa mengucapkan terima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, setan justru mengancam akan menyesatkan Adam sehingga ia terusir dari surga. Ia juga bersumpah akan membujuk anak cucunya dari segala arah untuk meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang sesat bersamanya. Allah kemudian berfirman bahwa setan tidak akan sanggup menyesatkan hamba-Nya yang beriman dengan sepenuh hati.<br />
<br />
Pengetahuan Adam<br />
<br />
Allah hendak menghilangkan pandangan miring dari para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmah-Nya yang menyatakan Adam sebagai penguasa bumi, maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang ada di alam semesta yang kemudian diperagakan di hadapan para malaikat. Para malaikat tidak sanggup menjawab firman Allah untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka dan mengakui ketidaksanggupan mereka dengan mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui sesuatupun kecuali apa yang diajarkan-Nya.<br />
<br />
Adam lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama benda itu kepada para malaikat dan setelah diberitahu oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka bahwa hanya Dialah yang mengetahui rahasia langit dan bumi serta mengetahui segala sesuatu yang nampak maupun tidak nampak.<br />
<br />
Adam menghuni surga<br />
<br />
Adam diberi tempat oleh Allah di surga dan baginya diciptakan Hawa untuk mendampingi, menjadi teman hidup, menghilangkan rasa kesepian, dan melengkapi fitrahnya untuk menghasilkan keturunan. Menurut cerita para ulama, Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam sebelah kiri sewaktu beliau masih tidur sehingga saat beliau terjaga, Hawa sudah berada di sampingnya. Allah berfirman kepada Adam:<br />
<br />
“Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu syurga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.” (Q.S. Al-Baqarah [2]:35)<br />
<br />
Tipu daya setan<br />
<br />
Sesuai dengan ancaman yang diucapkan saat diusir oleh Allah dari surga akibat pembangkangannya, setan mulai merancang skenario untuk menyesatkan Adam dan Hawa yang hidup bahagia di surga yang tenteram dan damai.<br />
<br />
Bujuk rayunya dimulai saat ia menyatakan kepada mereka bahwa ia adalah kawan mereka yang ingin memberi nasihat dan petunjuk untuk kebaikan dan kebahagiaan mereka. Segala cara dan kata-kata halus digunakan oleh iblis untuk membuat Adam dan Hawa terbujuk. Ia membisikkan kepada mereka bahwa larangan Allah kepada mereka untuk memakan buah dari pohon terlarang adalah karena mereka akan hidup kekal sebagai malaikat apabila memakannya. Bujukan itu terus menerus diberikan kepada Adam dan Hawa sehingga akhirnya mereka terbujuk dan memakan buah dari pohon terlarang tersebut. Jadilah mereka melanggar ketentuan Allah sehingga Dia menurunkan mereka ke bumi. Allah berfirman:<br />
<br />
“Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.” (Q.S. Al-Baqarah [2]:36)<br />
<br />
Mendengar firman Allah tersebut, sadarlah Adam dan Hawa bahwa mereka telah terbujuk oleh rayuan setan sehingga mendapat dosa besar karenanya. Setelah taubat mereka diterima, Allah berfirman:<br />
<br />
“Turunlah kamu dari syurga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”<br />
<br />
Lokasi Adam dan Hawa turun ke bumi<br />
<br />
Turunlah mereka berdua ke bumi dan mempelajari cara hidup baru yang berbeda jauh dengan keadaan hidup di surga. Mereka harus menempuh kehidupan sementara dengan beragam suka dan duka sambil terus menghasilkan keturunan yang beraneka ragam bentuknya.<br />
Di dalam kitab ad-Durrul Mantsur, disebutkan “Maka kami katakan, ‘Turunlah kalian … “, dari Ibnu Abbas, yakni: Adam, Hawa, Iblis, dan ular. Kemudian mereka turun ke bumi di sebuah daerah yang diberi nama “Dujjana”, yang terletak antara Mekah dan Thaif. Ada juga yang berpendapat Adam turun di Shafa, sementara Hawa di Marwah. Telah disebutkan dari Ibnu Abbas juga bahwa Adam turun di tanah India.<br />
<br />
Diriwayatkan Ibnu Sa’ad dan Ibnu Asakir dari Ibnu Abbas, dia mengatakan, Adam diturunkan di India, sementara Hawa di Jeddah. Kemudian Adam pergi mencari Hawa sehingga dia mendatangi Jam’an (yaitu Muzdalifah atau al-Masy’ar). Kemudian disusul (izdalafat) oleh Hawa. Oleh karena itu, tempat tersebut disebut Muzdalifah.<br />
<br />
Diriwayatkan pula oleh Thabrani dan Nua’im di dalam kitab al-Hilyah, serta Ibnu Asakir dari Abu Hurairah, dia bercerita, Rasulullah saw bersabda: “Adam turun di India.”<br />
Sementara Ibnu Asakir menyebutkan ketika Adam turun ke bumi, dia turun di India.<br />
Di dalam riwayat Thabrani dari Abdullah bin Umar disebutkan :<br />
<br />
“Ketika Allah menurunkan Adam, Dia menurunkannya di tanah India. Kemudian dia mendatangi Mekah, untuk kemudian pergi menuju Syam (Syria) dan meninggal disana.” (HR. Thabrani)<br />
<br />
Dari riwayat-riwayat secara global disebutkan bahwa Adam turun ke bumi, dia turun di India (Semenanjung Syrindib, Ceylan) di atas gunung yang bernama Baudza. Di dalam kitab Rihlahnya, Ibnu Batuthah mengatakan: “Sejak sampai di semenanjung ini, tujuanku tidak lain, kecuali mengunjungi al-Qadam al-Karimah. Adam datang ketika mereka tengah berada di semenanjung Ceylan”.<br />
Syaikh Abu Abdullah bin Khafif mengatakan: “Dialah orang yang pertama kali membuka jalan untuk mengunjungi al-Qadam.”<br />
<br />
Lokasi Makam Adam<br />
<br />
Sementara makam Adam as sendiri ada yang mengatakan terletak di gunung Abu Qubais. Ada juga yang mengatakan di gunung Baudza, tanah dimana dia pertama kali turun ke bumi. Dan ada juga yang berpendapat, setelah terjadi angin topan, Nuh as mengulangi pemakamannya di Baitul Maqdis.<br />
Dan kami menarjih apa yang diriwayatkan Thabrani, Ibnu al-Atsir, dan al-Ya’qubi, bahwa Adam setelah Allah SWT memberikan ampunan kepadanya, dibawa oleh Malaikat Jibril ke Jabal Arafat. Disana Jibril mengajarinya manasik haji. Dia meninggal dan dimakamkan di tepi Jabal Abu Qubais.<br />
<br />
Kisah Adam dalam Al-Quran<br />
<br />
Seperti telah disampaikan di atas bahwa nama Adam as dalam Al-Quran disebutkan 25 kali dalam 25 ayat, yaitu :<br />
<br />
Surat Al-Baqarah [2] : ayat 31, 33, 34, 35, dan 37<br />
Surat Al-Imran [3] : ayat 33 dan 39<br />
Surat Al-Maidah [5] : ayat 27<br />
Surat Al-A’raaf [7] : ayat 11, 19, 26, 27, 31, 35, dan 127<br />
Surat Al-Israa’ [28] : ayat 50<br />
Surat Maryam [19] : ayat 58<br />
Surat Thaaha [20] : ayat 115, 116, 117, 120, dan 121<br />
Surat Yaasin [36] : ayat 60<br />
<br />
Berikut ini dibeberapa beberapa ayat penting yang terkait dengan uraian tersebut di atas.<br />
Pada Surat Al-Baqarah [2] : ayat 30-38, Firman Allah SWT :<br />
<br />
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 30)<br />
<br />
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!” Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah [2]: 31,32)<br />
<br />
Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini.” Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan ?” Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS. Al-Baqarah [2]: 33,34)<br />
<br />
Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini. yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.” Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Kami berfirman: “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (QS. Al-Baqarah [2]: 35-38)<br />
<br />
Kemudian pada Surat Thaahaa [20] : ayat 115-123, Firman Allah SWT :<br />
<br />
Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat. Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam”, maka mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang. Maka Kami berkata: “Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang, dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya”. (QS. Thaahaa [20]: 115-119)<br />
<br />
Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?” Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. Kemudian Tuhannya memilihnya maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk. Allah berfirman: “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (QS. Thaahaa [20]: 120-123)<br />
<br />
Referensi<br />
<br />
* Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.<br />
* Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur’an secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira Jakarta, 2008.<br />
* Ibnu Katsir, Qishashul Anbiyaa’, hlm 24.<br />
* Ibnu Asakir, Mukhtashar Taarikh Damasyaqa, IV/224.<br />
* ats-Tsa’labi, Qishashul Anbiyaa’ (al-Araa’is), hlm 36.<br />
* Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran Terjemah Indonesia, Penerbit PT. Sari Agung, Jakarta, 2004<br />
* Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Syaamil Al-Quran Terjemah Per-Kata, Syaamil International, 2007.<br />
* alquran.bahagia.us, keislaman.com, dunia-islam.com, Al-Quran web, id.wikipedia.org, PT. Gilland Ganesha, 2008.<br />
* Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist Shahih Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979.<br />
* Al-Hafizh Zaki Al-Din ‘Abd Al-’Azhum Al Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Al-Maktab Al-Islami, Beirut, dan PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2008.<br />
* M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Maktabah al-Ma’arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008.<br />
* Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, Jabal, Bandung, 2008.<br />
* Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah al-Ma’arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 1999.malaikat kecilhttp://www.blogger.com/profile/10680546762948985372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8449443110366127414.post-42231992508219506882011-03-26T08:10:00.000-07:002011-03-26T08:10:37.745-07:00ungkapan hati bundaApabila aku sudah tua,<br />
sudah bukanlah aku yang dulu, <br />
harap mengertilah aku, <br />
hadapilah aku dengan sabar. <br />
<br />
Apabila aku dengan tidak sengaja tumpahkan sup di badan sendiri, <br />
apabila aku lupa bagaimana untuk mengikat tali sepatu, <br />
pikirkanlah dulu waktu kamu kecil bagaimana aku mengajarkan kamu dengan sabar untuk semua itu.<br />
<br />
Apabila aku sekali demi sekali bertanya dengan pertanyaan yang telah membuatmu bosan, <br />
harap kamu dapat bersabar dan mendebgarkan kata-kata ku, <br />
jangan putuskan pembicaraan aku, <br />
waktu kamu kecil, aku tidak dapat untuk tidak mengulang cerita untuk kamu sampai beribu kali, <br />
sampai kamu tertidur dengan lelap<br />
<br />
Apabila aku perlu kamu untuk memandikan aku, <br />
tolong jangan kasar terhadap aku, <br />
masih ingatkah waktu kamu kecil, <br />
dengan berbgai cara aku membujukmu hanya sekedar untuk memandikanmu… mash ingatkah kamu akan hal itu ?<br />
<br />
Apabila apapun yang aku lakukan salah, <br />
tolong jangan ketawa dan salahkan aku, <br />
pikirkanlah dulu aku dengan sabar menjawab pertanyaan kamu di waktu kecil juga sering diawali dengan kata “kenapa”.<br />
<br />
Apabila diwaktu aku sudah tak mampu untuk bergerak, berjalan, <br />
aku berharap kamu mau mengulurkan tangan kamu untuk menolong dan memapahku, <br />
seperti mana waktu kamu kecil belajar berjalan, <br />
aku menjaga setiap langkah kakimu…<br />
<br />
Apabila aku sudah pikun, <br />
sering lupa dengan topik pembicaraan kita, <br />
tolong berikan aku waktu untuk mengingat kembali, <br />
sebenarnya bagi aku, apapun yang dibicarakan itu tidaklah penting, asalkan kamu ada disamping aku untuk menemani aku dan mendengarkan, aku sudah puas<br />
<br />
Apabila kamu telah melihat aku yang sudah tua, <br />
jangnlah kamu bersedih, <br />
aku hanya berharap kamu dapat bersabar dengan aku, <br />
memahami aku, <br />
ingatlah bagaimana dulu waktu kamu kecil, <br />
aku mengasuhmu dengan penuh kesabaran, memahami, dan ...<br />
memberikan yang terbaik buat kamu<br />
<br />
Apabila dulu aku telah memberikan kamu kehidupan, <br />
menjadikan kamu manusia yang berguna, <br />
serta menemani kamu melalui waktu sampai sekarang ini dan sekarang kamu harus temani jalanku sampai detik terakhir. <br />
aku berharap kamu dapat memberi aku kasih sayangmu dan senyumanmu, <br />
berilah aku kesabaran dan ketabahanmu untukku, maka aku sudah berterima kasih atas semua ini<br />
<br />
Apabila kau telah lakuakan yang terbaik..<br />
maka biarkan aku menghembuskan nafas terakhir dipangkuanmu "PUTRIKU.."malaikat kecilhttp://www.blogger.com/profile/10680546762948985372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8449443110366127414.post-65655300431508247832011-03-26T07:59:00.000-07:002011-03-26T07:59:07.007-07:00<b>Pengorbanan</b><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgd_Uh03QIcG8rscnc7xiCHDl3xj9V7Tsr_-UYhUXbQpYWCs7f1f0PGJkzoxR7RwRSgoLI2X80dHxvAwIHH1hWG4Yjqhsp1ZivrmubS0fxh2rwMN_PPvNFwsbUmCzuyPBYGH3pjHBh4FNO3/s1600/p.jpeg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="141" width="184" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgd_Uh03QIcG8rscnc7xiCHDl3xj9V7Tsr_-UYhUXbQpYWCs7f1f0PGJkzoxR7RwRSgoLI2X80dHxvAwIHH1hWG4Yjqhsp1ZivrmubS0fxh2rwMN_PPvNFwsbUmCzuyPBYGH3pjHBh4FNO3/s200/p.jpeg" /></a></div><br />
<br />
<br />
Posted by agust2009 on October 16, 2008<br />
<br />
Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat<br />
terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.<br />
<br />
Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang<br />
mana semua gadis disekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat dikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.”Siapa yang mencuri uang itu?” Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!” Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi. Tiba-tiba, adikku<br />
mencengkeram tangannya dan berkata, “Ayah, aku yang melakukannya!”<br />
<br />
Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas. sudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, “Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? … Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!”<br />
<br />
Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan<br />
kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, “Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi.”<br />
<br />
Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.<br />
<br />
Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia<br />
lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya memberengut, “Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik…hasil yang begitu baik…” Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, “Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?”<br />
<br />
Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah<br />
dan berkata, “Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku.” Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. “Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!” Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, “Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini.” Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.<br />
<br />
Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: “Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang.”<br />
<br />
Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20.<br />
<br />
Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas). Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, “Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!”<br />
<br />
Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, “Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?” Dia menjawab,tersenyum, “Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?”<br />
<br />
Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, “Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu…”<br />
<br />
Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, “Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu.” Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.<br />
<br />
Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. “Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!” Tetapi katanya, sambil tersenyum, “Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu..”<br />
<br />
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya. “Apakah itu sakit?” Aku menanyakannya. “Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan…” Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.<br />
<br />
Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, “Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini.”<br />
<br />
Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.<br />
<br />
Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, “Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?”<br />
<br />
Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela<br />
keputusannya. “Pikirkan kakak ipar–ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa<br />
yang akan dikirimkan?”<br />
<br />
Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar<br />
kata-kataku yang sepatah-sepatah: “Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!” “Mengapa membicarakan masa lalu?” Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.<br />
<br />
Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang<br />
gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, “Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?” Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, “Kakakku.”<br />
<br />
Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah<br />
kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. “Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya.”<br />
<br />
Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, “Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku.” Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.<br />
<br />
Sumber : www.maitreya.or.idmalaikat kecilhttp://www.blogger.com/profile/10680546762948985372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8449443110366127414.post-82408252335490604962011-02-16T05:46:00.000-08:002011-02-16T05:46:33.122-08:00cinta sudah terlambatAlunan melodi yang kupunya<br />
sengaja ku singgahkan dalam permadani rindumu<br />
walaupun melodi – melodi itu tak kau dengar saat aku melantumkannya,,<br />
tapi tetap ku persembahkan untukmu<br />
walau kau tak pernah hiraukan alunan rindu ini,,<br />
api aku tetap alunkan untukmu<br />
***<br />
Semakin hari kau tak pernah menoleh album rinduku<br />
Kau tak pernah mendengar syair hatiku<br />
Aku bahkan seperti tak ada dimatamu<br />
Seakan semua yang ku persembahkan tak pernah kau hiraukan<br />
Aku yang memikirkanmu<br />
Walau kau tak pernah fikirkanku<br />
***<br />
Baiklah……..<br />
Akan ku coba pergi dari hatimu..<br />
Kucoba bergegas dari ruang hidupmu<br />
Dan saat aku berhasil keluar dari cerita cintamu,<br />
Dan telah menemukan pujaan baru<br />
***<br />
Namun akhirnya kau datang menghampiriku..<br />
Kau berlari mengejar rinduku..<br />
Kau terjatuh dalam telaga rinduku..<br />
Kau tertancapkan oleh besarnya egomu..<br />
***<br />
Lalu,,,<br />
Bagaimana dengan perasaanku ??<br />
Bagaimana dengan perasaannya??<br />
***<br />
Sementara aku sudah letih menantimu..<br />
Aku sudah lelah mengharapmu..<br />
Cintamu datang terlambat<br />
Sekarang aku tengah berada di antara kalian..<br />
Aku,,kau,,dan dia…..<br />
*****<br />
<br />
<blockquote></blockquote>malaikat kecilhttp://www.blogger.com/profile/10680546762948985372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8449443110366127414.post-74185472154350398032011-02-16T05:24:00.000-08:002011-02-16T05:24:25.417-08:00“BINTANG HATIKU”<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3njHYhHC0Dc720fPv2Pyhl7ApeszJ_pVi9TDJeM_te_1RH8KC1LBLnBUM5r956xwruDtm2cI7kVCn05aB6DDSNsZYNxo73gZNZ775229zRSgv8P42s3IBjf1bV8SPtL5-wtlrxBtxpU3K/s1600/ha.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="306" width="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3njHYhHC0Dc720fPv2Pyhl7ApeszJ_pVi9TDJeM_te_1RH8KC1LBLnBUM5r956xwruDtm2cI7kVCn05aB6DDSNsZYNxo73gZNZ775229zRSgv8P42s3IBjf1bV8SPtL5-wtlrxBtxpU3K/s400/ha.jpg" /></a></div><br />
Jazzakallah ku tunjukkan padamu akhy “…” <br />
yang tak pernah lelah memberikan motivasi pada ku<br />
tuk terus berusaha menjaga kehormatan <br />
dan terus mencari kebenaran<br />
..<br />
Jazzakallah ya akhi……<br />
Senyum ini hasil dari do’a mu..<br />
Tawa ini pancaran motivasimu..<br />
Bahagia ku ini berkat do’a mu pada Illahi<br />
..<br />
Jazzakallah yang tak pernah berakhir ,,<br />
Kau bantu aku menemukan jati diri..<br />
Kau buat aku lebih berarti..<br />
Kau kenalkan ku pada diri yang lebbih mandiri..<br />
Kau ajarkanku pahami kata hati..<br />
….<br />
Sungguh !!!<br />
Tak ada maksud bagiku tuk menyusahkanmu..<br />
Tak ada maksud bagiku tuk menyalahkanmu..<br />
Karena<br />
,,,,<br />
Aku hanya setitik hamba yang ingin menjaga kesucian diri..<br />
Aku hanya makhluk kerdir yang ingin menahan pandangan dan hatiku..<br />
Aku hanya siburuk rupa yang ingin memutus rantai syetan yang selalu membelenggu<br />
….<br />
Afwan ,,jika ku pernah menggoreskan luka dihatimu..<br />
Afwan,, jika ku telah menjadi beban yang menyusahkanmu..<br />
Afwan,, jika ku tealh membuatmu resah….<br />
Afwan jika ku pernah membuatmu gundah..<br />
>>><<<<<br />
Bantulah diri ini untuk berubah..<br />
Do’akan diri ini agar tetap istiqomah..<br />
Meniti hari-hari dijalan Allah…..malaikat kecilhttp://www.blogger.com/profile/10680546762948985372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8449443110366127414.post-25262852607431784372011-02-16T05:09:00.000-08:002011-02-16T05:09:31.855-08:00Cerita malamku<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9ADyQNeHE4e00pyvhl92pDdxeVFoHkEysbyu6c_zg2OqhiOHPuXu-QAfspKR3-12qoOqkiLHHULcXf3g-esyVwblLrhNTyMBiJuwi2lI4dQmIMZ1guv6w97k60t0lmD4_Ybhk0xYb4KDf/s1600/al1.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="194" width="259" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9ADyQNeHE4e00pyvhl92pDdxeVFoHkEysbyu6c_zg2OqhiOHPuXu-QAfspKR3-12qoOqkiLHHULcXf3g-esyVwblLrhNTyMBiJuwi2lI4dQmIMZ1guv6w97k60t0lmD4_Ybhk0xYb4KDf/s400/al1.jpg" /></a></div><br />
Bintang – bintang telah menjelma indah<br />
Mata telah tertidur nyenyak<br />
Semua pemilik telah menurup pintunya<br />
Dan inilah sujudku dihadapan-Mu<br />
***<br />
Tiada ku dengar kicauan burung yang bernyanyi<br />
Tiada kudengar si raja hutan yang mengaum<br />
Hanya suara jangkrik yang berdzikir menikmati indahnya malam<br />
***<br />
Kebanyakan hamba-Mu tak menyaksikan indahnya lukisan Langit-Mu dimalam ini<br />
Mereka telah tertidur lelap<br />
Mereka telah terlalai akan keausan dunia<br />
Yang tertinggal hanya beliau yang banyak kesalahan dihadapanmu<br />
Tertunduk..<br />
Tersingguk,,<br />
Menangisi akan dosa-dosa..<br />
Malam ini kuhabiskan tuk berkhidmat pada-Mu<br />
***<br />
Malam yang akan pergi dan siang yang telah menanti<br />
Tak jemu aku menyaksikan ulasan senyum sang bintang malam hari<br />
Tawa rembulan yang membasuh kesendirian ini<br />
lembut ku panggil KAU dengan nama-Mu yg Maha Mulia itu<br />
Semoga cara ku ini kekal selama Engkau menghidupkan aku<br />
***malaikat kecilhttp://www.blogger.com/profile/10680546762948985372noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8449443110366127414.post-30174268094179483212011-02-11T03:30:00.000-08:002011-02-11T03:30:22.881-08:00untukmu yang kurindu**mungkin kau tahu tentang penantian panjangku,,<br />
mungkin kau mengerti tentang kesetiaan ini,,<br />
dan ALLAH yg memberiku maghfiroh dalam penantian ini,,<br />
<br />
Awal kehilanganmu, bagaikan petaka bagiku..<br />
aku hanya bisa menjaga hati dan mengadu pada ILLAHI..<br />
dalam munajat cintaMu ya Rabby.................<br />
<br />
sekian tahun kau tak kembali,,<br />
aku hanya tertegun dan menanti kabar darimu lewat kicauan merpati..<br />
kala ku sangat rindu,, <br />
aku hanya bisa bermunajat diujung malamku pada sang KHALIQ<br />
<br />
<br />
Sampai akhirnya aku menemui jawaban duniawi,,<br />
namun............<br />
"naudzubillah.........."<br />
<br />
aku takut pada ikhwan yang pemain hati..<br />
<br />
detikk,,,<br />
menit,,,<br />
bulan,,,<br />
yang silih berganti aku masih hidup ditengah penantian panjang ini...<br />
<br />
malam ku tersisa untuk berkhidmad pada-NYa..<br />
soreku terkadang menanti jawaban hujan...<br />
siangku menunggu kabar mu dari deburan ombak..<br />
purnamaku bagaikan pungguk merindukan bulan...........<br />
<br />
Wahai diri !!<br />
kapankah berakhir penantian panjang ini Ya Rabby ?????????<br />
<br />
hanya iman didada yang menguatkan diri ini..<br />
hanya dalam genggaman Allah aku berserah diri..<br />
hingga akhirnya Yang Kuasa mengirimkan seorang hamba yang Taqwa..<br />
<br />
""subhanalloh""<br />
....<br />
...<br />
...<br />
saat2 kehilanganku kini terobati dari ratusan tahun silam...<br />
<br />
<br />
tiba-tiba,,,<br />
kau datang lagii membawa sewadah airmata cinta ...<br />
secangkir senyum rindu...<br />
semangkuk kasih sayang..<br />
lalu......<br />
<br />
apa yang ku lakukan ya ILLah???????<br />
<br />
kufikir penantian ku ini cukup panjang ,,<br />
kufikir kau tak kembali lagi ,,<br />
karena aku sudah diberi amanah oleh iLLAhi <br />
untuk membawa cinta ini ..<br />
<br />
pergilah kau wahai orang yg kurindu..............<br />
genggamlah cintamu,,<br />
lalu..<br />
berikanlah pada yang mau..<br />
cengkramlah rindumu lalu berikan pada kekasih yang merinduimu...<br />
karena aku kini telah dengannya..<br />
<br />
Maafkan aku wahaii orang yang kurindu,,,<br />
kau terlambat menjumpaiku...<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
by : Leli nasutionmalaikat kecilhttp://www.blogger.com/profile/10680546762948985372noreply@blogger.com0